Bagian 2

17 3 2
                                    

"Berbagi adalah bukan hal yang salah, namun salahkah jika aku mempertahanku yang seharusnya hakku?"
-Estreinata Buldois




JANGAN LUPA VOMENT.
1

COMMEENT MEMBANGKINTAN SEMANGAT PENULIS. ITULAH YANG KURASAKAN.


NEXT👇

***

"Rusuh mulu lo tiap hari. Yaudah nih, cepetan," ucapnya sambil memberikan buku geografinya. Senyumku seketika mengembang bagai matahari di pagi hari (ckckckckck).

Saat aku akan menulis satu huruf, tiba-tiba Ella datang dan merebut bukunya Bian. Sambil diacungkan ke atas agar aku tak bisa mengambil.

"Ih Ella, balikin. Nata belum mulai nulis, nanti gantian, tapi Nata dulu," aku mencoba mengambil buku Bian tapi Ella selalu menghindar.

"Gue dulu ya Nat, nulis gue cepet kok ...," ucapnya. Bisa tidak bisa aku harus mengalah, karena Ella adalah sahabatku. Ella mulai menyalin soal-soal di buku Bian, sementara aku menunggu. Hatiku sudah was-was, takut Bu Wati tiba-tiba masuk dan ... benar firasatku, Bu Wati sudah berdiri di depan pintu dan akan segera duduk dikursinya. Aku merapikan dudukku dan menatap Ella. Ella tersenyum sendiri, sepertinya dia sudah selesai. Diberikannya buku itu kepadaku. Namun ...

"Ayo anak-anak tugas geografinya dikumpulkan ...!" tukasnya.

Damn! Bahkan aku belum menulis satu kata pun.

"Ayo Sari, ambil semua tugas temanmu," suruh Bu Wati kepada Sari selaku ketua kelas dikelas ini.

"Ya Bu ...," ucap Sari. Sari pun mulai mengambili buku setiap siswa. Semua menyetorkan kecuali aku. Ya, aku tidak mengumpulkan.

"Sari ini cuma 29 sementara murid sini ada 30 dan absennya masuk semua," ucap Bu Wati pada Sari.

"Maaf Bu, saya tidak tau," jawab Sari dengan suara pelan.

"Baiklah kamu duduk saja. Siapa yang tidak mengumpulkan tugas saya!" ucap Bu Wati sambil berteriak. Dalam aku aku hanya mengumpat dan
... pasrah.

Aku mengangkat tangan, dan dihadiahi pelototan marah dari Bu Wati.

"Nata, kenapa kamu tidak mengerjakan tugas?" tanya Bu Wati sambil bejalan ke arahku. Ah suasana disekitarku mulai panas. Aku meneguk salivaku susah payah.

"Itu Buk, enngg, anu, enngg, tadi, itu," belum aku menyelesaikan kata-kata ku Bu Wati sudah ngegas duluan. Aku pasrah saja jika dihukum membersihkan toilet atau menyapu lapangan.

"Ngomong gak jelas. Alasan saja kamu ini. Sekarang kamu berdiri di depan, kaki diangkat satu, tangan silang menjewer, dan jangan kembali sampai 1 jam pelajaran saya habis. Cepat ...!" terang Bu Wati panjang, lebar, bin tinggi.

'What' aku speechless. Damn! No! Kukira aku akan membersihkan toilet atau menyapu lapangan, tapi ini lebih memalukan.

Dengan ragu aku mulai melangkah maju. Melakukan instruksi dari Bu Wati tadi. Semua orang menertawakanku, sementara aku hanya bisa menahan malu ini. Dan Ella, dia sama sekali tidak membelaku, bahkan dia ikut menertawakanku.

***

Akhirnya hukumanku sudah berakhir. Dan aku sedang dikantin dengan Ella.

"Nat pesenin gue makan gih," ucap Ella kepadaku.

"Tapi Ella bayar sendiri ya, soalnya Nata lagi gak bawa uang," ujarku.
"Iya lo tenang aja, gue bawa duit, nanti sekalian gue bayarin punya lo," ucap Ella lagi

"Wah Ella beneran, ok deh, bayarin punya Nata ya nanti," ucapku kegirangan. Ellah hanya mengacungkan jempol dan tersenyum licik tanpa sepengetahuanku.

Kami pun makan apa yang kami pesan. Namun tiba-tiba Ella berdiri dan ...

" .... "

***

Semoga suka🙏🏼


SEKALI LAGI JANGAN LUPA VOTE AND COMMEN
DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI

@tharaaa14_

Ig: Tharaaa14_
Fb: Thara
Fb: Pena Thara
Fb: Tatik Rohmawati

SELAMAT MEMBACA😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang