Chapter 2

2.3K 27 0
                                    

Aku Alexa Martin.

Memiliki darah campuran Amerika-Korea-Jepang. Darah lacur juga ada.

Berteman Dengan Kim Theodor. Pria tampan yang selalu kuanggap sebagai teman baikku.dan dia—tidak dicintai, sama seperti aku juga. Kasihan....

Awal kami memiliki hubungan 'Toxic' ini adalah ketika aku datang keapartemennya. Kami berteman dekat, dan aku sering datang ke apartemennya. Sekedar bermain atau mengerjakan tugas. Dan dia membertahu kata sandi apartemennya itu kepadaku, dan sekarang aku bisa bebas masuk kapan saja.

Dia sibuk memanjakan diri dengan memainkan tangannya di bawah perut. Mendesahkan nama wanita itu saat aku masuk ke apartemennya.

Awalnya aku terkejut mendengarnya. Tapi, pura-pura tidak tahu saat ia menyebut nama Taera.

Dia juga terkejut saat melihatku. Dan aku mengajukan diri untuk membantunya mengeluarkan semua hasratnya itu.

Saat bermain bersamanya aku akan membayakan orang yang kucintai, sama hal nya dengan dirinya. Dia akan membayangkan Taera. Menurutku seperti itu.

Tidak ada kata 'tulus' dalam kamusku. Aku melakukannya karna kami sama-sama mencintai orang yang tidak mencintai kami. Cukup rumit. Tapi, nanti kalian pasti akan mengerti.

.

Taera—gadis manis yang berperawakan kecil, panjang rambut dan bertubuh munggil. Ya... Theo menyukainya. Sangat suka. Ia selalu mendesahkan nama wanita itu saat bersamaku. Menyebalkan. Tapi tak apa, aku tak masalah.

.

Dan sekarang aku ada disini. Di kamar Theodor lee. Mendapati dirinya telah 'menegang'. Bodohnya diriku saat aku masuk ke kamarnya dengan santai dan langsung tidur di sampingnya. Memasukkan tubuhku kedalam selimut yang sama.

Awalnya berencana untuk mengganggu tidurnya. Namun, saat ia menghadap kan tubuhnya ke arahku, kurasakan ada yang menyentuh perutku di bawah sana. Menegang dan menusuk-nusuk perutku.

"Ah.. ketauan yah..." ucapnya. Gusar dan menutupi wajahnya.

"Bahkan saat tidur siang kau memimpikan wanita itu?" Aku berdecih tidak suka. Padahal aku ingin mengajaknya untuk sekedar nongkrong di café yang baru buka.

"Apa mimpi bisa dipilih?" tanyanya

"Mau ku bantu" Tanyaku, sok polos.

"Bolehkah?" ia melihatku dengan tatapan ragu.

"Tentu..." Jawabku santai, dengan wajah polosku

Ia menuntun tanganku untuk memegang miliknya yang masih berdiri tegak.

"Argghhhh.... Mau di patahkan yah?" Dia marah, saat aku tak sengaja menggenggam erat miliknya itu. Itu sedikit lucu. Aku tertawa, sebentar.

"Maaf..." lirihku. Aku coba untuk berhati-hati.

"Seperti ini...." Ia kembali menuntun tanganku untuk mengocok miliknya.

Lama-kelamaan ia membiarkan tanganku sendiri yang bermain tanpa dituntun olehnya...

"hmmm...ughh..... iy-a seperti i-ituhhhnn"

Sialan!

Dia mendesah tepat di kupingku. Menenggelamkan wajahnya di perpotongan leherku.Aku kembali menamba kecepatan tanganku dan membuat dia mengerang keenakan.

"Ahh.... Taera" Ia mendesah nama Taera sambil menutup matanya. Menikmati sekali sepertinya.

Dan—cairan itu kembali lumer ke bajuku. Meciprat ke kaos putih yang aku kenakan. Tepat di perut.

"hu...hu... maaf" lirihnya lagi. Dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Aku benci ketika ia meminta maaf setelah ku bantu. Aku membatunya, dan harusnya ia mengucapkan 'TERIMAKASIH' bukan 'MAAF'.

Lagipula untuk apa dia meminta maaf kepadaku. Aku tak masalah dengan hal itu. Bukannya kami sama-sama di untungkan dengan hubungan ini? Lalu, mengapa dia selalu meminta maaf kepadaku? Menyebalkan!

Bukankah ini sudah menjadi kesepakatan?

Aku tidak masalah untuk melakukan itu Theo~

Dasar!

.

Setelah kegiatan kami tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kegiatan kami tadi. Theo mangajak ku untuk makan malam.
Aku memotretnya diam-diam saat kami menunggu lift terbuka. Ini masih di apartemennya .
.

Kalau tidak suka dengan ceritaku atau dengan ku.

Ada baiknya anda pergi.

Selagi aku masih berlaku sopan.

.

.

Well...
Ini Dark Story...
Vote tidak diwajibkan disini.
Dan lagi,, lebih baik tidak baca,, karena aku takut kalian tidak suka dengan jalan dan ending dari cerita ini.

TOXIC FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang