"Dari mana kamu Gavin ?"
Bariton suara dingin itu membuat langkah kaki Gavin terhenti. Gavin sangat malas berdebat dengan orang yang berbicara dengan nya saat ini.
"Bukan urusan Papa !" Gavin kembali melangkahkan kaki nya menuju kamar nya menapaki anak tangga.
"GAVIN !"
Lagi. Bariton suara yang menahan geraman atas sikap Gavin yang sangat acuh. Diandra dan Zura yang sedang bersantai di kamar Diandra, terkejut mendengar bariton suara yang berteriak memanggil nama Gavin.
"Mas, ada apa ?" tanya Zura ketika melihat suami nya dari atas balkon tangga.
"Kak Gavin," cicit Diandra melihat Gavin yang ingin menapaki anak tangga.
Gavin menoleh memandang Papa nya sembari mendekati sang Papa.
"To the point !"
Ferry menarik napas dalam, dan menghembuskan perlahan. Zura dan Diandra segera turun mendekati mereka berdua.
"Gavin, Papa tanya kamu dari mana ?" tanya Ferry dengan nada suara yang melembut.
"Gavin mau pulang atau nggak, apa perduli Papa ? bukan nya Papa lebih perduli sama bitch ini !"
Gavin memandang Zura dan menunjuk wajah nya. Ferry semakin geram melihat perlakuan Gavin yang semakin tidak sopan.
"GAVIN ! SUDAH BERAPA KALI PAPA BILANG KALAU,—"
"Mas ... sudah. Jangan di teruskan, tahan emosi Mas," sela Zura menenangkan emosi suami nya.
"Cih, sampai kapan lo mau drama heh ?"
"Kak ! jangan bicara kayak gitu. Mama Zura Mama Kak Gavin juga," timpal Diandra menyahut.
"Eh, lo siapa ?! jangan ikut campur urusan gue !" balas Gavin memandang sengit Diandra.
"GAVIN !"
Plak
Satu tamparan melayang di pipi Gavin. Gavin hanya tertawa hambar.
"Ayo tampar lagi ! ayo Pa !" Gavin mengambil tangan kanan Ferry mengarahkan ke pipi nya.
"Kenapa ? Gavin udah biasa dapat tamparan dari Papa ! dan lo bitch, jangan harap lo sama anak lo ini bisa hidup tenang !" Gavin menunjuk Zura dan Diandra bergantian dengan tatapan membunuh milik nya. Gavin melangkah menuju kamar, membawa semua amarah nya.
Blam
Bunyi pintu kamar Gavin yang di hempas kuat, membuat Diandra dan Zura terkejut.
"Mas, jangan terlalu keras sama Gavin. Gavin semakin memberontak," peringat Zura.
"Zura ... aku bingung bagaimana cara meluluhkan hati Gavin. Ini semua salah aku ...," lirih Ferry dengan nada menyesal.
"Mas yang sabar ... aku yakin, suatu saat nanti Gavin pasti berubah. Ini juga salah aku Mas ...,"lirih Zura.
"Ini bukan salah kamu. Semua ini sudah takdir. Gavin hanya salah paham. Makasih sayang, selama ini kamu sabar hadapi Gavin," sahut Ferry mendekati Zura dan mencium dahi Zura.
Diandra sedari tadi seperti patung, hanya diam menonton kemesraan Papa dan Mama nya.
"Papa ! Mama ! Diandra masih di sini. Kenapa buat Diandra baper sih ?!"
Diandra mencebik, menghentak-hentakan kaki nya kesal pergi meninggalkan Papa dan Mama nya yang tergelak, melihat Diandra.
~Flashback~
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy & The Beast (PINDAH MangaToon)
Novela Juvenil"Siapa pun yang melukai lo, akan berhadapan dengan Gavin Angkasa !" Kisah klise, seorang gadis bernama Mochira yang mengagumi bad boy di sekolah nya bernama Gavin. Ketika Gavin tiba-tiba mendekati Mochira hanya karena tumbal kalah balapan, kebersama...