Serumah Dengannya Itu ....

382 178 280
                                    

"Kalo kalian kenapa bisa dihukum juga di sini?" tanya Devan kepada Rei yang terlihat terus membersihkan sampah.

"Gue sama Rei disuruh keluar sama Pak Santo, karena telat balik dari kamar mandi. Terus pas di kantin, karena ngeliat Bu Agnes, jadi nyapa beliau, taunya dia datang buat hukum gue sama Rei," ucap gadis berponi yang diiyakan oleh Rei dengan anggukan kepala.

"Polos banget, sih. Kalian gak pernah gini sebelumnya? Keliatan bibit-bibit anak teladannya, nih," sahut Devan, lalu mengambil kantong sampah yang baru, untuk memasukkan botol bekas minuman.

"Baru sekali kami gini." Kali ini Rei membuka suara dan berdiri tegak untuk meregangkan punggung.

"Hmmm gitu ternyata, btw kita belum kenalan, nama gue Devan dan dia Gean," kata Devan dengan semangat, dia memperkenalkanku juga kepada gadis berponi dan Rei, padahal Rei adalah orang yang jauh lebih dulu kenal denganku, pasti aneh baginya mendengar Devan berkata demikian.

"Salam kenal, gue Soraya, panggil aja Sora, dan ini Reinatha, biasa dipanggil Rei," jelas gadis berponi.

"Salam kenal," ucap Rei sopan.

"Jangan formal gitu kita 'kan udah temenan," ujarku sedikit gugup, karena melihat Rei tidak nyaman dengan situasi ini.

"Temenan darimananya oi? Baru juga keliatan hari ini," sahut Devan dan menatap heran ke arahku.

Mendengar pertanyaan Devan, aku tersadar bahwa Devan dan Sora sama sekali tidak tau tentang aku dan Rei. Sebuah rahasia yang aku coba tutupi di sekolah ini, karena takut membuat Rei tidak nyaman, yaitu, aku dan Rei tinggal serumah.

"Karena sekelas jadi temenan," balas Rei singkat, kemudian pergi membawa kantong sampah yang sudah penuh.

"Lo liat tuh gayanya dingin banget," bisik Devan yang kala itu berada di sebelahku.

Aku hanya mengangguk pelan menanggapi Devan, tapi ada hal lain yang membuatku kembali berpikir, apa sangat tidak nyaman bagi Rei serumah denganku? Sampai dia pun terlihat begitu berusaha, untuk menyembunyikan hal tersebut dari yang lainnya. Namun, setelah dipikir kembali, ada baiknya jika Rei menjawab perkataan Devan seperti itu.

Malam harinya, di kediaman Rei. 'Tak layak aku menyebutnya sebagai rumahku, 'kan? Karena aku hanya menumpang hidup di sini.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu kamar, membuatku dengan cepat bangun dari posisi tidur, sepertinya itu Tante Mila, tapi kenapa beliau ingin berbicara denganku malam ini, ya?

Cklek!

Aku membuka pintu, terlihat jelas siapa yang ada di depanku saat ini. Rei, bukan Tante Mila. Bagaimana ini? Aku tidak terbiasa dengan situasi yang harus menghadapkan aku dengan gadis mungil itu.

"A-ada apa, Rei?" tanyaku dan melihat mata Rei serius, jujur aku sebenarnya cukup gugup untuk berbicara dengannya.

"Mau ke luar bareng gue malam ini?"

Sedikit bingung dengan ajakan Rei saat ini, tapi aku tetap saja menyetujui untuk pergi bersama dengannya. Ya ... tentu saja, setelah menimbang-nimbang beberapa kali untuk ikut dengan Rei.

"Gue tunggu di luar ya," kata Rei, kemudian beranjak dari depanku.

Aku segera masuk kamar, meraih jaket yang terletak di belakang pintu, kemudian mengenakan topi yang ada di atas meja belajar. Di detik selanjutnya aku keluar dan turun secepat mungkin, tidak ingin membuat Rei menunggu terlalu lama, karena di luar dingin.

"Mau ke mana, Ge?"

Langkahku terhenti, tepat saat Tante Mila bertanya ketika aku melewati ruang televisi.

U R My ...? [Terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang