Fisika yang Membelah Diri

270 143 106
                                    

"Itu, Tan! Tadi ... aduh, bentar, ya? Ge mandi dulu," teriakku dari dalam kamar mandi.

Aku segera menyelesaikan ritual mandiku dan mengikat handuk ke pinggang, serta kembali mengenakan kaus yang sebelumnya aku pakai.

Membuka pintu kamar mandi, aku pun ke luar dari sana untuk segera menjelaskan apa yang terjadi kepada Tante Mila. Tidak ingin ada kesalahpahaman terjadi antara aku dan beliau.

"Rei?" ujarku tanpa instruksi, saat mata ini melihat sosok mungil Rei yang berbicara kepada ibunya.

"Intinya gak ada apa-apa, Ma," kata Rei di akhir pembicaraan mereka.

"Ya, Tan, gak ada apa-apa antara Ge dan Rei," imbuhku setelah berjalan mendekat ke arah Rei.

"Ya udah, kalo gitu tante balik ke bawah, kalian juga cepat turun karena makan malam udah siap," ucap Tante Mila dan berjalan menuju pintu, kemudian keluar dari kamarku.

"Haa ...." Kali ini terdengar gadis di sebelahku menghela napas kasar.

"Maaf, Rei," ucapku dengan penuh penyesalan.

"Bukan salah lo," balas Rei sambil berjalan menuju pintu.

"Sekali lagi maaf," kataku lagi yang berhasil membuat Rei berbalik.

"Maaf, ini salah gue, Ge. Jadi, berhenti minta maaf karena itu cuma buat gue merasa bersalah, soal kasur lo, gue bakal beresin nanti abis kelar dinner. Btw, pake celana sana buru, mama tungguin buat makan malam," kata Rei, kemudian keluar dari kamarku.

"I–iya aku pake celana," jawabku gugup.

Aku tidak habis pikir dengan kejadian hari ini, sepertinya hubunganku dan Rei akan semakin renggang. Mungkin Rei akan mulai menjauhiku dan kami akan kembali ke situasi beberapa bulan lalu? Haa ... entahlah, memikirkannya saja membuatku pusing.

Keesokan paginya. Setelah rapi mengenakan seragam, aku segera turun dan membantu Tante Mila untuk menyiapkan sarapan.

"Ge, banguni Rei, tolong," ucap Tante Mila, satu kalimat yang selalu aku dengar tiap pagi dan pasti aku turuti dengan cepat.

Aku berlari kecil menuju kamar Rei, megetuk pintunya pelan, setelah aku dengar langkah kaki mendekat ke arah pintu, aku sedikit mengambil jarak dari sana.

Cklek!

Pintu dibuka, aku sedikit kaget mendapati wajah Rei terlihat lebih dingin dari biasanya. Sekarang, apalagi masalahnya? Dia tampak kesal, atau ini hanya perasaanku saja?

 Sekarang, apalagi masalahnya? Dia tampak kesal, atau ini hanya perasaanku saja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sarapan, yuk," ajakku dengan sedikit tersenyum.

"Hm," kata Rei dan langsung turun ke bawah setelah mengambil ranselnya.

Mengikuti langkah Rei dari belakang, aku pun menuruni satu per satu anak tangga, kemudian duduk di kursi yang berseberangan tepat di depannya.

U R My ...? [Terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang