Setelah ribut dengan kembarannya dan malu karena dipandang aneh oleh murid lain , Fina pun masuk ke kelas 12 IPA 2 dan langsung duduk di sebelah bangku yang diduduki oleh seorang perempuan dengan rambut coklat sepunggung , namanya Jihan Syakira Ferdinan. Jihan tidak menyadari akan kehadiran Fina yang sudah duduk disampingnya karena dia masih asik dengan dunia medsosnya. Setelah beberapa menit akibat rasa bosan yang melanda Jihan pun merenggangkan tangannya dan menengok ke arah kanan dan terkejut dengan kehadiran Fina.
" FINA!! Astaga lo dari kapan udah ada disini? Gue Line lo kok nggak dibales sih. Gue tuh mau nanya tentang siapa wali kelas kita." Ucap Jihan yang bisa membuat sakit telinga setiap orang.
" Jihan yang cantiknya kaya Gigi Hadid? " kata Fina sambil tersenyum memaksa.
" Iya ada apa Na?." Jawab Jihan dengan senyum manisnya.
" Orang lain waktu pertama kali ketemu lagi sama temennya ya nanya kabar, nanya gimana liburannya, lah lo apaan nyapa kaya gitu. Gak berfaedah tau gak?." Ucap Fina dengan wajah kesalnya
" Hehe maaf deh Na. Soalnya gue nggak berasa abis liburan, sekali lagi maaf deh Na."
" Hmm" kata Fina sambil menopang dagunya di meja.
" Lah ko marah, kan gue udah minta maaf Na. Ya gimana lagi Soalnya yang pertama gue pengen tau di kelas 12 ini ya wali kelas nya."
" Emang kenapa? "
" Ihh lo mah, gini ya kalau misalkan wali kelas kita itu Pak Rahmat kan gawat Na. Udah ngajarnya itu Matematika plus Kiler lagi, Udah lah abis gue jadi butiran debu..."
" LEBAY."
" Bukan lebay Na!! kan lo tau sendiri Pak Rahmat tetangga gue, kalau misalkan dia jadi wali kelas kita bahaya banget Na. Kalau ada nilai gue yang di bawah KKM bakal langsung dah dilaporin ke nyokap gue. Nilai Matematika aja 7 udah alhamdulillah tapi masih aja dimarahin, lah ini kalau misalkan ada nilai gue yang parah banget bakal langsung dilaporin, soalnya nyokap gue kan ngintai gue melalui Pak Rahmat."
" Iya juga sih. Tapi menurut gue Pak Rahmat baik ah, Gue sih serem kalau liat kumisnya aja."
" Anjir parah ngatain guru."
" Heh bukan ngatain emang itu faktanya kali.."
" Hahaha iya juga sih Na, soalnya gue juga geli kaya ulet gitu ih. Bener ga Na?."
" Iya bener banget, Eh ngomong-ngomong Livi sama Kinar udah dateng belum?."
Belum sempat Jihan menjawab, kedua orang tersebut memasuki kelas dengan salah satu dari mereka memegang botol air mineral. Yang pertama adalah Livia Melvana Shadika, perempuan dengan paras cantik dengan rambut sepunggung memakai jam tangan berwarna hijau tosca dan yang memegang botol air mineral. Yang kedua adalah Kinara Citra Prahasta, perempuan yang memakai bando pita berwarana merah muda mempunyai lesung pipit dan berambut sebahu.
" AHH FINA!!!! " ucap Kinar yang langsung berlari memeluk sahabatnya itu.
Fina sendiri merasa sesak dipeluk erat oleh Kinar dan langsung mendorong pelan Kinar.
" Nar kebiasaan deh lo kalau memeluk kekencengan,sesak tau"
" Hehehe maaf, kangen sih" ucap Kinar sambil terseyum memperlihatkan giginya.
" Iya-Iya dimaafin,"
Tak lama kemudian Livia datang ke meja sahabatnya itu yang tadi sempat memeriksa agenda kelas terlebih dahulu karena masih awal masuk sekolah lagi setelah libur smester dan belum dipilih perangkat kelas, maka Livia lah yang bertugas mengecek agenda karena dulu pada saat kelas 11 Livia pernah menjadi sekertaris .
" Hai Na, Apa kabar lo setelah liburan?." Ucap perempuan itu.
" Baik ko, lo gimana? "
" Baik juga"
" Nah ini nih sahabat yang pengertian nanya kabar dulu baru yang lain"
" Ya maaf Na" ucap Jihan dan Kinar dengan wajah cemberut
" Iya iya santai kali jangan cemberut gitu gue bercanda ko" ucap Jihan sambil tertawa dan memeluk mereka yang telah lama tidak bertemu.
Rindu yang kelabu memang akan beralalu jika kita bertemu.
***
Setelah melaksanakan Upacara penyambutan murid kelas 10 dan pembagian wali kelas, kini siswa kelas 11 dan 12 free class karena guru-guru sedang melakukan monitoring penyambutan kelas 10 di lapangan indor dan secara otomatis siswa kelas 11 dan 12 berkeliaran dimana-mana ada yang ke Kantin, Perpustakaan, dan tempat lainnya. Itu juga yang dilakukan oleh keempat Most Wanted Girls nya SMA Galaksi yang memilih untuk ke Kantin.
" Tuhkan bener firasat gue Pak Rahmat yang jadi wali kelas kita" Ucap Jihan dengan raut wajah sedih
"Yaudah Han terima aja kali lagi pula Pak Rahmat tegas juga buat ngedidik kita-kita kan?" Jawab Fina.
"Iya bener, lo gak inget apa waktu dia jadi wali kelas IPA 3?, Itu geng si Fino yang bandelnya minta ampun bisa jadi patuh ngerjain piket kelas." Ucap Kinar.
"Idih bandel-bandel juga pacar lo ada di sana mbak". Timpal Jihan.
"Hehe iya juga ya". Balas Kinar
"Udah-udah kapan kita makannya kalau ributin orang mulu". Ucap Livia yang sedari tadi hanya mendengarkan obrolan teman-temannya. Livia sendiri memang yang paling dewasa disini, menjadi pendengar yang baik dan tempat teman-temannya curhat juga jangan terlewat livia yang bisa dikatakan paling pintar dibanding yang lainnya.
"Lah iya sampe lupa, emang ngomongin orang tuh bikin lupa waktu haha". Ucap Jihan
"Yaudah gue aja yang pesen, makanannya masih kaya biasa kan?".Ucap Kinar
"Iya yang biasa aja". Jawab Fina
"Okey siapp". Balas Kinar.
Kinar pun bangkit dari duduk nya dan berjalan ke stand makanan yang biasa mereka pesan. Disaat bersamaan, teriakan-teriakan murid perempuan mulai terdengar seiring dengan keempat lelaki mostwanted memasuki kantin. Siapa lagi kalau bukan geng nya Fino. Tidak heran jika sudah ada keempat murid laki-laki ini kantinpun yang tadi riuh akan orang-orang yang berdesak-desakan kini menjadi lebih riuh. Hal itu juga tidak luput dari pandangan Fina dan teman-temannya.
Saat menolehkan kepala ke arah pintu masuk kantin, Fina langsung bersitatap dengan salah satu diantara mereka. Bukan sang kembaran melainkan teman kakanya Rakarendra Naraputra.
Bersambung.
***
Author Note
Hallo
Alhamdulillah bisa ketemu lagi di Bab baru yeay
Mau ingetin aja minta maap kalau ada typo hihi,
Jangan lupa juga vote sama komennya :)
Makasih udah mau baca cerita ini dan sampai jumpa di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECIAL THING
Teen FictionRasa sakit yang di derita seseorang tidak akan hilang jika hanya berusaha melupakan. Dengan menemukan hal baru rasa sakit itu bisa hilang dengan sendirinya, bukan berarti kamu harus menemukan yang sempurna cukup temukan yang bisa membuat dirimu lebi...