Forever With You

557 19 14
                                    

   Gadis itu mempercepat langkahnya, berusaha menembus salju yang turun membasahinya. Matanya melihat sekeliling, terlihat sedang mencari sesuatu.

Dolly Park.

    Dolly yang baru saja mendengar bahwa 'dia' akan berangkat, merasa kaget bukan main. Itu karena ia dan dia masih bertengkar dan belum berbaikan, namun waktu seolah mempercepat keadaan yang seperti memaksa Dolly untuk menyesali perbuatannya pada anak laki-laki bersifat dingin itu.

Dylan Kwon.

    Dari namanya saja, kita tahu bahwa Dylan pasti adalah anak yang keren. Sebuah nama yang jarang ditemukan di Korea, sebuah nama yang sedikit bercampur dengan wilayah barat. Ah, mungkin orang tua anak ini adalah keturunan wilayah barat? Siapa yang tahu, bahkan Dylan sendiri pun tidak tahu-menahu tentang orang tuanya. Kasihan sekali.

Drap! Drap! Tap!

    Dolly merasakan tangannya digenggam oleh seseorang, dia berbalik lalu menatap kearah orang itu. Matanya berhasil membulat kaget, pipinya bersemu merah, jantungnya berdetak dengan cepat.

Dylan memegang tangannya.

    "Dy--Dylan..." ucapnya lirih. Sementara Dylan memalingkan wajahnya seolah-olah mencoba untuk serius pada objek lain, yah, lebih menjuru ke salah tingkah.

   "Y--ya, aku dengar dari ibu-mu, kau mencari ku sebab itu aku mencarimu juga," Dylan masih memalingkan wajahnya, berusaha untuk menetralisir rasa gugupnya melihat Dolly.

   Dolly menunduk sembari tersenyum, "Iya, aku mencarimu untuk meminta maaf padamu," lalu ia mengangkat wajahnya agar dapat bertemu pandang dengan Dylan. "Kau akan pergi, kan?"

     Dylan mengangguk pelan, napasnya tercekat ketika melihat gadis di depannya menatapnya sendu. "Tenang saja, Dolly. Aku akan segera kembali."

   Dolly hanya mengangguk, dirinya tahu Dylan akan segera kembali. Tapi tidak ada yang tahu akan segera kembali itu kapan akan terjadi, seandainya ia bisa memutar waktu untuk menikmati masa-masa berdua dengannya.

    Yah, setelah Tobot sudah tidak menyelamatkan kota lagi. Setelah mereka kini telah menginjak SMA, setelah mereka telah berpencar menggapai cita-cita masing-masing, setelah Kory menjadi pemain sepak bola internasional, setelah Ryan menjadi perwakilan urusan negara dengan negara lain, setelah Nathan menjadi ahli komputer terbaik di Daedo, setelah Neon menjadi pengusaha yang sukses, dan setelah Hera Oh menjadi kapten di kepolisian.

    Dan kini, mereka berdua harus berpisah. Setelah Dolly menjadi koki handal di Daedo, dan setelah Dylan menjadi pemain basket terbaik di Daedo. Dan setelah para Tobot telah berubah menjadi mobil biasa, meskipun inti pikirannya tetap disimpan oleh masing-masing pilot.

    Dolly bahkan tidak pernah berpikir ini akan terjadi, terkadang dia rindu pada Tobot D, namun kini pertarungan mereka hanya menjadi kenangan berarti yang tak bersisa.

   "Dolly, kau melamun?"

    Pertanyaan itu sukses membuat Dolly tersadar dari lamunannya yang tak karuan, ia menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal. Sementara Dylan tersenyum lembut padanya, merasa gemas dengan perilaku gadis di hadapannya.

   "Dengar, Dolly. Aku akan pergi ke London untuk 2 tahun, menamatkan masa SMA ku disana, tapi aku akan segera kembali dan menemui-mu. Jika kau mau, aku mohon tunggu aku!" pinta Dylan seraya memberikan Dolly tatapan penuh harap.

    Dolly tertawa kecil, "Bicara apa kau? Tentu saja aku akan menunggu-mu. Percayalah bahwa aku akan menunggu kepulanganmu. Karena aku kan, mencin-- ah! Eh! Tidak!"

    Dylan awalnya mengernyit bingung, namun wajahnya seketika bersemu merah ketika paham apa yang ingin dikatakan gadis pujaannya itu. Dengan tatapan menggoda pada Dolly, ia bertanya, "Dolly, aku mencintaimu. Kau mau menjadi pacarku?"

Blush.

    Dolly merasakan darahnya naik ke wajahnya, matanya membelalak kaget menatap Dylan yang memberikan tatapan menggoda-yang lebih tepatnya jahil- pada Dolly.

   Dolly mengangguk pelan, mencoba memberi isyarat bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama. Sementara Dylan langsung mengecup telapak tangan Dolly.

   "Aku akan mencintaimu selamanya Dolly, maaf jika aku harus pergi. Tapi setelah aku kembali, aku akan berada disisimu, sampai aku tidak bernapas lagi di bumi ini."

   "Aku juga, Dylan. Aku berjanji akan menunggumu."

...

Haah...

   Dolly menghela napas lelah, akhirnya makanan telah siap dihidangkan. Tinggal membangunkan suaminya yang tampak masih terlelap dengan nyamannya.

    Sebenarnya Dolly tidak masalah sih, ia pun tahu bahwa sang suami baru saja pulang dari luar negeri untuk pertandingan basket. Yah, suaminya itu olahragawan.

   Tapi, bagaimanapun juga suaminya butuh makan. Dan Dolly tidak mau menjadi istri yang tidak baik karena tidak membangunkan suaminya untuk makan.

    Ia segera beranjak menaiki tangga, sambil mencoba memanggil suaminya untuk bangun dan turun.

   "Papa bangun, sarapan sudah siap! Papa Dylan!"

    "Astaga, Dylan Kwon bangun!"

    Fin

Hai! Ada yang masih ingat buku ini? Rii bawa cerpen yang sebelumnya udah Rii upload di halaman Facebook Rii.

Oh iya, Rii punya lapak sebelah. Silahkan mampir ke lapak sebelah😉 Rii bakalan nyoba untuk up buku ini lagi😁

Terima kasih untuk dukungan kalian semua! Silahkan mampir ke lapak sebelah dan mohon vote & comment-nya!

Salam,

Rii.

Omake

     'Aku percaya ketika aku menunggumu, aku bisa belajar lebih mandiri dan tidak manja padamu. Karena bagaimanapun juga, aku akan selalu ada untukmu, Dylan.'

    'Maafkan aku karena harus meninggalkanmu untuk sekolah basket, Dolly. Aku berjanji akan segera kembali untukmu dan memberi kabar padamu sesering mungkin. Meskipun kita berpisah, tapi kita masih memiliki kepercayaan satu sama lain. Karena itu, aku tidak akan menyia-nyiakan kepercayaanmu padaku.'

Fall in Love |TobotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang