O n e

2.8K 268 2
                                    

═════════════════
●—𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬—●
═════════════════

Tomioka Giyuu tidak pernah mempercayai iblis, seberapa teguh pun seseorang untuk meyakinkannya agar tidak membunuh mahluk kanibal itu, hanya berakhir dengan percuma. Sosoknya tidak memiliki belas kasih terhadap iblis barangkali sebesar biji wijen pun.

Manusia yang mencoba melindungi sosok monster itu hanya akan menjadi santapan apabila iblis merasa lapar. Akal sehat orang yang telah berubah menjadi iblis tak lagi bekerja, baik itu untuk membedakan mana musuh ataupun keluarganya sendiri.

Tetapi, ketika ia dihadapkan dengan sesosok remaja lelaki yang mencoba melindungi adik perempuannya yang telah berubah menjadi iblis, Giyuu merasakan keyakinan akan keteguhan pendiriannya goyah.

Iblis yang merupakan adik perempuan si remaja bersurai bata itu sangat marah ketika melihat saudaranya yang tidak sadarkan diri akibat ulah Giyuu. Tenaga iblis pemula itu tidak ada apa-apanya sebetulnya. Hanya saja melihat aksi meronta si iblis membuatnya tersentuh, sedikit saja. Ketika menyaksikan kuda-kuda untuk melindungi saudaranya, Giyuu tidak lagi ragu akan keputusannya.

Nezuko berbeda! Dia belum pernah memakan manusia! Dan aku tidak akan membiarkannya memakan manusia! Oleh karena itu, percayalah padaku” perkataan remaja Kamado itu kembali terngiang didalam benak Giyuu.

Mungkin Nezuko berbeda dari iblis yang pernah ia temui. Menaruh sedikit kepercayaan pada saat itu tampaknya adalah sebuah kebenaran, sebab hingga saat ini—empat bulan semenjak keputusannya untuk mengirimkan Kamado bersaudara kepada Urokodaki Sakonji, Giyuu belum mendengar kabar bahwa iblis itu lepas kendali untuk menyerang manusia.

Pasca terjadinya saat-saat mengejutkan itu, Giyuu kembali mencoba memberikan kesempatan kepada seorang iblis lainnya. Namun, hasil yang didapatkannya tidaklah sama. Mereka berbeda.

“Mengampunimu? Seharusnya kau tahu, aku takkan memberikanmu rasa simpati ku ketika kau merusak kepercayaan seseorang.”

Pria dihadapannya kelihatan ketakutan, sementara itu, Giyuu menarik pedang nichirin dari sarungnya. Mimik wajah pria itu kian memprihatinkan, dan semakin memeluk erat jasad istrinya yang telah ia makan Separuh.

“A-aku bersumpah tidak akan memakan manusia lagi.” suaranya bergetar, namun tubuhnya menunjukan tanda-tanda perubahan tubuh kedalam wujud yang sangat jelek. Ya, transformasi iblis bentuk sempurna. Dimana munculnya tanda tersebut sebagai pertanda terciptanya kekkijutsu dengan maksimal. Meski terlihat seperti keroco, Giyuu tidak boleh sekalipun lengah. Tidak ada yang lebih mengerikan daripada berhadapan dengan rasa lapar iblis yang membara.

Kala itu Giyuu hanya mengerjap sesekon saja, tapi sepertinya ia kecolongan. Wanita di pelukan pria itu dihempaskan begitu saja. Tangan dengan kuku panjang nan runcing itu terjulur kearahnya; melayangkan cakaran secara langsung dengan menyerang wajah Giyuu.

Ceroboh.

“Tidak akan memakan manusia la—”

Duak!

Suara benda terjatuh terdengar tepat sesaat sebelum sang iblis mengucapkan perkataan dengan lengkap. Tebasan air bergelombang berhasil memenggal kepala iblis itu, tidak lama setelahnya. Kepala dan tubuh yang telah terpisah itu berubah menjadi abu dalam hitungan detik.

Pedang nichirin miliknya yang berlumuran darah berasap tipis, darah mahluk itu menguap dalam sekejap.

Di lorong sempit yang buntu, tempat Giyuu memojokan iblis itu, terdengar langkah kaki lain yang sedang menuju ketempat ia berada. Namun, ketika merasakan aura keberadaan sosok tersebut. Giyuu memilih untuk diam ditempat selagi menyarungkan pedangnya kembali.

𝐒𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐀𝐍𝐂𝐈𝐍𝐆 𝐈𝐍 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐀𝐑𝐊 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang