3

6 1 0
                                    

" Ara !!!!!!!!!!!!!!! " Ucap Rey

Rey begitu sedih atas apa yang terjadi kepada orang yang disayang nya itu. Rey berlari dengan perasaan yang campur aduk. Hingga sampai dimana Ara terbaring.. Rey menangis. Baru kali ini seorang Rey menangis.

Banyak orang berekerumunan disekitar kami. Mereka melihat dengan raut wajah yang sulit diartikan.. Tidak lama Ambulance datang dan membawa Ara masuk kedalamnya. Rey ikut masuk untuk menemani Ara. Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit Rey benar-benar merasa bersalah, karena tidak bisa menjaga Ara. Rey benar-benar sangat bersalah. Sesampai di Rumah Sakit, Dokter menanyakan pihak keluarga. Tetapi, disana hanya ada Rey. Tidak lama dari itu suster datang

" Permisi adik " Ucap suster dengan senyum

" I..I...ya...? " Ucapku dengan sesenggukan

" Adik hapal nomor handphone keluarga pasien?" Ucap suster

" hem.. 0823******** " Ucap Rey

" Baik, Terimakasih ya dik " Ucap Suster dan langsung pergi

Tidak lama Keluarga Ara dan Rey datang menghampiri Rey yang sedari tadi menunggu dokter yang menangani Ara keluar dari ruang UGD.

" Nak " Ucap Maura Dan Reynand bersamaan. Mereka adalah Mama dan Papa Rey.

" Ma..Pa.. ini semua salah Rey..Rey gak bisa jagain Ara Pa..Ma " Ucap Rey dengan sedih.

" Enggak nak enggak, mungkin ini sudah takdir dari Tuhan nak. Rey gak boleh nyalahin diri Rey sendiri ya nak " Ucap Bunda menenangkan.

" Tapi bun... " Ucap Rey terpotong karena dokter membuka pintu ruang UGD.

" Bagaimana keadaan anak saya dok? " Ucap Ayah

" Mari Bapak silahkan ikut saya ke ruangan. Saya akan menjelaskan disana. " Ucap dokter .

" Dokter..Apa Ara sudah bisa kami jenguk?" Ucap Bunda

" Untuk saat ini belum bisa ya buk. Kalian boleh melihat Ara dari kaca sebelah sana. " Ucap Dokter

" Baik dok " Ucap Bunda dengan sangat kecewa.

" Mari Pak " Ucap dokter dan langsung menuju ke ruangan .

Mama menenangkan Bunda yang sedari tadi sedih. Sedangkan Papa, Papa ikut bersama Ayah ke ruangan dokter. Kami melihat Gadis kami sedang tergeletak di kasur dengan alat-alat bantuan pernapasan dan masih banyak lagi..

Setelah 30 menit berlalu. Ayah dan Papa datang membicarakan sesuatu kepada Bunda dan Ayah. Pembicaraan sangat serius. Dan tampak Bunda dan Mama juga menangis.

" Apa yang terjadi ? " Hanya kalimat itu sekarang yang ada di benakku.

" Ara.. Ara bangun ya, Rey gak suka liat Ara tidur terus " Ucap Rey dalam hati dan tetes demi tetes air mata pun turun.

" Rey " Panggil Mama

" Iya Ma ? " Ucapku

" Kita pamit pulang dulu ya nak " Ucap Papa

" Tapi Rey masih mau disini Pa. Rey mau temeni Ara disini " Ucap Rey dengan mata yang masih focus melihat Ara terbaring di dalam.

" Nak..Bunda sama Ayah kana da disini. Rey pulang ya .. Rey harus istirahat juga. Besok Rey boleh kesini lagi kok " Ucap Bunda sambil mengelus punggung Rey.

" Hem..Yaudah Rey pulang ya bun..Ayah " Ucap Rey dengan terpaksa

" Iya nak.." Ucap Ayah dan Bunda bersamaan .

" Kami pulang dulu ya. Kalau ada apa-apa kabari kami ya " Ucap Mama sambil memeluk Bunda.

" Iya. Terimakasih ya " Ucap Bunda ke Mama

Didalam perjalanan pulang. Rey masih teringat tentang kejadian tadi. Dia benar-benar bersalah atas apa yang menimpa Ara.

Sesampai dirumah. Rey langsung masuk kamar dan berdiri di balkon kamar melihat bintang-bintang di langit .

" Semuanya terjadi begitu cepat. Bahkan sangat cepat. Aku yang salah atas semua ini " Ucap Rey dalam hatinya.

Mama mendapat kabar dari Bunda bahwa Ara koma.

Setiap hari Rey selalu datang ke Rumah sakit. Melihat Ara dari luar. Tidak bisa di jenguk. Padahal Rey ingin sekali masuk kedalam.

2 minggu kemudian

Rey kembali lagii ke Rumah Sakit melihat kondisi Ara yang semakin memburuk.

" Ara.. Jangan Tinggalin Rey " Ucap Rey dalam hati.

-

-

-

-

-

--

-

-

-

Jangan lupa Vote and Comment

Long Lost LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang