4

5 1 0
                                    

Setelah hampir 3 minggu Ara dinyatakan koma.. Akhirnya Ara sadar

Ara menggerakan jari jemari nya dan membuka mata secara  perlahan..

" Bun..." Ucap Ara dengan nada yang masih lemah

" Ara..Ara udah sadar nak " Ucap Bunda sambil memeluk Ara.

" Bun, Rey dimana ? Rey kok gak disini bun? Rey ninggalin Ara ya Bun? " Ucap Ara dengan mata yang berkaca-kaca.

" Bunda juga tidak tau Rey dimana nak. Ayah bilang rumah mereka sudah kosong. Mungkin mereka pindah. Tapi mereka juga tidak ada kasih kabar ke Bunda. " Ucap bunda dengan mengelus-elus rambut Ara.

Selesai Bunda bicara, Tampak dokter dengan perawat menghampiri kami.

" Hai Ara, Bagaimana? Apa masih ada yang sakit? " Ucap dokter sambil memeriksaku.

Aku hanya menggelengkan kepala ku.

" Ada yang lebih sakit dari ini . Kehilangan " Ucap Ara dalam hati.

" Kondisi kamu jauh lebih baik dari hari itu Ara . Mungkin Lusa kamu baru bisa pulang " Ucap dokter dengan ramah.

" Iya dok " Ucapku.

" Kalau begitu saya permisi" Ucap dokter meninggalkan ruangan.

" Bun.. Ayah mana? " Ucap Ara yang masih menyembunyikan kesedihannya.

" Ayah masih dikantor nak " Ucap Bunda.

Aku hanya melihat ke luar jendela dengan perasaan yang campur aduk. Hancur? Mungkin kata itu sekarang yang pantas untuk diriku.

" Nak, Bunda cari makanan di luar dulu ya nak. Ara gapapa kan sendirian ?" Ucap bunda

" Gapapa bun. Tutup aja pintunya nanti bun " Ucapku dengan senyum terpaksa.

" Rey kenapa tinggalin Ara disini? Kenapa Rey milih pergi saat kondisi Ara seperti ini? Apa salah Ara ? Padahal Ara mau Rey ada disamping Ara . Kenapa Rey berubah? Kenapa Rey? Kenapa? " Itu kalimat yang ada di isi kepala Ara.

Setelah lamanya Ara dirawat akhirnya Ara diperbolehkan pulang.

Selama dalam perjalanan Ara lebih banyak diam, dan melihat arah luar jendela. Dalam perjalanan pulang kerumah, Arahnya berbeda.

" Loh Yah..Bun..Kita mau kemana? Mau singgah ya? Arah rumah kita ke sebelah kanan . " Ucap Ara yang masih bingung

" Enggak lagi sayang, Kita udah pindah rumah " Ucap Ayah.

" Tapi kenapa dengan rumah kita yang disana ? Kenapa harus sampai pindah ?" Ucapku dengan mata yg berkaca-kaca

" Nak, Ayah punya kantor baru. Jadi, otomatis ayah akan sering-sering ke kantor barunya. Karena jarak Rumah kita yang lama dengan kantor baru Ayah jauh ,Jadi Ayah memutuskan untuk pindah rumah yang lebih dekat." Ucap Bunda panjang Lebar.

Aku tidak menggubris ucapan Bunda.

" Kenapa semuanya jadi seperti ini? Rey pergi. Sekarang malah pindah rumah " Pikiran yang sangat menggangguku.

Tiba nya dirumah baru, Bunda langsung mengantarkan sampai depan kamar. Aku membuka pintu saat memasukinya terlihat disebelah tangan tepatnya berada di tengah Poto Ku dengan Rey. Aku menangis melihat Poto itu.

" Rey dimana? Kembalilah " Ucapku dalam hati sambil memandang poto itu..

Flashback off

" Lo yang sabar ya.. Jadi Rey itu cinta pertama lo ya, dan dia ninggalin lo tanpa kasih kabar atau alasan apapun " Ucap Key dengan nada sedih.

" hem iya.. " Ucap Ara

" Lo gak mau coba deket sama yang lain atau apa gitu? " Tanya key

" Enggak dulu deh. Gue yakin Rey pasti akan kembali " Ucapku dengan penuh keyakinan.

" Oh iya udah mau malam. Gue pamit pulang ya. Kapan-kapan lo main kerumah gue dong " Ucap Key

" Iya-iya " Ucapku .

" Minta nomor lo dong, biar gampang kasih kabar " Ucap Key sambil menyodorkan Handphone nya ke Ara.

" Tuh dah gue buat. Lo pulang diantar supir gue aja ya " Ucapku sambil keluar kamar.

" Pak..Pak Bani ... Pak tolong anterin Key pulang ya " Ucapku

" Oh iya mbak. Mari-mari " Ucap Pak Bani ramah

" Ara gue pulang dulu ya. Assalammualaikum " Ucap Key

" Waalaikumsalam" Ucapku

Tidak lama Key diantar pulang Bunda dan Ayah pulang.

" Loh nak kok tumben keluar rumah " Ucap Ayah

" Iya Yah tadi teman Ara main kesini " Ucapku sambil membantu Bunda mengeluarkan belanjaan dari mobil.

" Jadi udah pulang teman nya nak ? " Tanya Bunda.

" Udah bun, tadi Ara suruh Pak Bani antar " Ucapku sambil berjalan masuk ke rumah.

Kami makan malam bersama di ruang makan. Selesai makan Ayah menanyakan keseharian ku disekolah.

" Bagaimana di sekolahnya ? " Tanya Ayah

" Seperti biasa Yah. Rey udah ninggalin Ara  jadi semuanya Biasa aja" Ucapku dengan mata yg berkaca-kaca dan senyum kecut kemudian melenggang pergi ke kamar.

" Ara belum bisa terima semuanya, Biarkan Ara sendiri dulu " Ucap Bunda kepada Ayah.

Hanya di Balkon ini la yang bisa bikin Ara tenang. Menatap keindahan langit, melihat bintang dan bulan malam dengan diiringi lagu " Kau yang telah pergi " dan tetes demi tetes yang mengalir di pipi nya.

"Rey, Kenapa Rey tinggalin Ara? Kapan Rey kembali menemui Ara ? Sampai kapanpun Ara akan tetap disini menunggu Rey kembali, dan berharap Rey akan menjelaskan semua yang terjadi " Ucapku dengan pelan sambil memandangi sebuah foto kecil.

-

-

-

-

-
-
-

-

-

Seperti biasa jangan lupakan Vote and Comment ya :)

Long Lost LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang