Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᬉིུ֛ ⃝ ⃝🦢ཻུ۪۪༉Bakti Sosialᬉིུ֛ ⃝ ⃝🦢ཻུ۪۪༉
Selesai shalat Maghrib berjamaah dengan keluarga Eunha. Sesuai dengan dugaannya, dirinya kini di paksa untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang oleh Airin. Jungkook pun tidak bisa menolak permintaan bunda dari gadisnya itu, alhasil di sinilah dia duduk berhadapan dengan Eunha di meja makan keluarga Caravindra.
"Eunha nyusahin ga nih, Kook?" Tanya Airin memecahkan keheningan di meja makan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Syarifa Airin Caravindra/bunda)
"Ih kok bunda nanya nya begitu, sih?" Bukan Jungkook yang menjawab, melainkan sang gadis yang tengah mengerucutkan bibirnya, sebal.
"Kenapa emang? Lagian bunda nanya ke Jungkook, bukan kamu." Tukas Airin sambil menyendokkan nasi dan lauk pauk untuk suaminya, Jin.
Eunha kembali mengerucutkan bibirnya sambil mengambil piring dan menyendokkan makanannya sendiri. Sementara Jungkook terkekeh karena kelakuan menggemaskan gadisnya itu. Eh,
"Eunha ga ngerepotin kok, bunda. Cuma ngegemesin aja." Jungkook menjawab pertanyaan Airin dengan senyuman manisnya.
"Udah bunda-bundaan aja nih. Tapi, saya kok masih di panggil Om?" Jin menatap jenaka Jungkook yang tengah salah tingkah karena pertanyaannya.
"Eh, emang boleh saya manggil om, Ayah?" Tanya Jungkook berhati-hati.
"Kamu manggil istri saya, Bunda. Jadi, kenapa harus ga boleh? Kalo Om ntar di sangka saya cuma orang asing." Celetuk Jin dan membuat senyuman lebar terpatri di wajah Jungkook dan anggukan Jungkook perlihatkan.
Sementara Eunha terkejut dengan ucapan Ayahnya. Hei, bagaimana pun ayahnya adalah orang yang susah untuk akrab. Ini kenapa Jungkook dengan mudahnya membuat Ayahnya memberi wewenang untuk memanggil Jin, Ayah?
