.
.
.
.
.
"Aku menggugat cerai dirimu" ujarnya lirih, dengan nada bergetar yang ditahannya sehingga tetap membuatnya terlihat dingin tak tersentuh. Yoongi menelan ludahnya susah payah.
"Aku tidak menuntut pembagian harta atau apapun. Rumah yang kita tempati adalah pemberian orang tuamu, dokumen pembalikan nama yang semula atas namaku sudah berganti atas namamu dan semuanya ada dimap cokelat dibagian belakang dokumen perceraian itu." Tutur
Jennie dengan tenang, menatap lurus kedalam mata pria berkulit pucat dihadapannya. Menikmati saat terakhirnya menatap mata yang sangat digilainya bahkan sejak usia anak-anaknya.Wajah Jennie benar-benar terlihat sangat tenang, berbanding terbalik dengan Yoongi yang terlihat jelas gemetar membaca setiap sudut surat didalam map didepannya itu.
'Surat perceraian? Really?'
"Apa kau serius melakukannya?" ujar Yoongi pelan dengan mata masih menatap surat perceraian itu. Jennie berdehem, menetralkan suaranya yang tercekat.
"Tentu saja. Bukankah aku tak pernah main-main dengan keputusanku?" Jawabnya dengan tenang. Min Yoongi masih tidak fokus dan sibuk dengan surat perceraian itu, berbeda dengan Jennie yang terus menatap teduh pada Min Yoongi memuaskan indra penglihatannya.
Karna sebanyak apapun pria itu menyakitinya, Jennie tidak bisa sedikitpun membencinya.
"Kita akan bercerai dan tidak bersama lagi setelah ini" gunam Yoongi pelan sebelum mengangkat wajahnya menatap Jennie. Tatapan mereka bertemu, dengan sorot yang saling menyampaikan banyak hal yang berbanding terbalik dengan segala kebohongan yang terucap.
Bahkan pria tua yang berada bersama keduanya disana, bisa dengan mudah membaca emosi keduanya. Hanya saja, ada tembok besar yang dibangun oleh keduanya. Oleh ego mereka yang membuat mereka saling menyakiti.
Jennie menjilat bibir bawahnya yang mengering mendengar pernyataan Min Yoongi barusan.
"Iya aku sangat tahu itu" Yoongi terdiam menatap penasaran pada reaksi Jennie selanjutnya, yang justru membuatnya terkejut. Karna gadis itu justru menarik surat itu dan dengan cepat membubuhkan tanda tangannya disana. Yoongi lagi lagi terpaku melihat tidak ada keraguan dalam pergerakan Jennie.
Diletakannya bolpen itu diatas surat tersebut, dan mendongak menatap tenang pada Yoongi.
"Cepatlah tanda tangani suratnya agar aku bisa memasukan gugatannya siang ini juga" perkataan tenang Jennie membuat debaran jatung Yoongi semakin kencang. Bahkan tangannya terasa berkeringat. Tatapan tenang Jennie terasa menikam untuknya.
"Tapi bagaimana dengan eomma mu?" entah kenapa disituasi ini Yoongi justru dengan sadarnya, mencoba mencari alasan untuk mengulur waktu.
Meski begitu, Jennie tersenyum tulus mendengar pertanyaan pria itu menyangkut ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] SECRET MARRIAGE (Yoongi x Jennie)
FanfictionCERITA [PRIVATE] Pernikahan rahasia Min Yoongi dan Kim Jennie