Vannia Salsabilla, gadis berambut sebahu dengan curly dibawahnya melangkah ringan memasuki koridor SMA Dwitama. Dengan senyum yang lebar, menyandang tas berwarna biru laut nya. Sesekali ia menyapa orang orang yang ia kenal dikoridor.
Vannia sengaja menghentikan langkahnya di depan kelas yang bertuliskan 12 IPS 3 di atas pintu. Matanya mengarah pada sebuah bangku barisan keempat, di dekat jendela. Tapi setelahnya ia mencebikkan bibir kebawah. orang yang ia cari belum datang. Dia pun melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang berada di lantai 2.
"Pagi-pagi udah cemberut aja. Gue udah hapal banget nih kalo kek gini, pasti lo habis dari kelas bawah" seru Serin, sahabat dekat vannia yang juga teman sebangkunya ketika vannia baru saja masuk kelas.
"You know me so well" jawab vannia sambil duduk di bangkunya.
"Lagian ngapain sih hobi banget tiap pagi main ke kelas orang?"
"Ya mau liat pacar gue lah, mau liat siapa lagi coba"
Serin memutar bola matanya, kemudian menatap vannia.
"emang kemaren enggak jadi ketemu?""Enggak. Dia latihan basket katanya"
"Latihan basket mulu, harusnya pacaran sama bola basket tuh dia"
"iih apaasih lo rin, dia itu capek tau latihan dari kemaren, gue juga enggak enak lah minta ketemu terus."
Kesal, Serin menghela nafas kasar "enggak ngerti lah gue sama kalian, lo enggak ngerasa dia berubah apa van? Masa gue yang bukan pacarnya yang ngerasa sih anjrit."
"Enggak sih biasa aja, gue ngerasa hubungan gue baik-baik aja sejauh ini"
"Bohong banget lo. Gue tau lo juga ngerasa kalo dia berubah, gue males ya kalo lo dateng nangis-nangis ke gue."
"Udah ih, males banget bahas itu pagi-pagi. Lo bikin mood gue hancur aja deh."
"Yaudah deh iya, nggak bahas lagi." Ucap serin sambil menepuk pelan kepala vannia.
Vannia kembali menatap Handphone nya dengan tatapan kosong. Lagi-lagi ia tidak mendapatkan notifikasi balasan dari sang kekasih. Zio Reifansyah, cowok yang sudah menjadi pacar nya selama satu tahun ini. Cowok yang selalu memberikan perhatian lebih kepadanya. cowok yang akhir-akhir ini suka sekali membuat vannia menghela nafas kecewa. Ya, jika vannia hitung-hitung sudah hampir sebulanan Zio bersikap agak dingin kepadanya. biasanya setiap pagi zio selalu mampir ke kelasnya, bahkan hanya untuk mengacak-mengacak rambut vannia dengan beralasan 'Aku kangen' yang selalu berhasil membuat vannia selalu tersipuh malu.
Suara bel masuk menyadarkan vannia dari lamunannya, dia pun dengan cepat mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tas nya.
🍿🍿🍿
Vannia memasuki lapangan, kemudian mengedarkan pandangan dan kemudian tersenyum senang ketika melihat Zio sedang duduk dipinggir lapangan sambil memainkan ponselnya.
"Zio"
Mendengar namanya dipanggil, zio langsung melemparkan pandangannya ke arah vannia. "kenapa?". Tanyanya dengan menampilkan senyum tipis, sangat tipis.
"Aku nyariin kamu dari tadi?" ucap vannia
"Ada apa?"
"Nggak ada apa-apa sih, pengen ketemu aja". Jawab vannia canggung. Pertanyaan Zio membuatnya bingung, memangnya butuh alasan untuk menyapa kekasih sendiri?
"Duduk sini" Ajak zio sambil menggeser posisinya, memberi ruang agar vannia bisa duduk disebelahnya.
Sambil tersenyum lebar Vannia langsung duduk disebelahnya "Pulang sekolah anterin aku ke gramedia yuk" Ucap Vannia sambil menatap Zio disampingnya.
"Aku nggak bisa kalo hari ini atau nanti aku minta tolong Julio aja buat nganterin. Gimana?" ujar Zio sambil memegang tangan vannia.
Senyum Vannia memudar "Nggak usah deh aku bareng Serin aja nanti".
"Yaudah kalo gitu, gih masuk bentar lagi bel bunyi. Aku mau ke toilet dulu, nggak bisa bareng". Ucap Zio semakin membuat Vannia kecewa.
"Hm, aku ke kelas dulu kalo gitu". Balas Vannia sambil memaksa senyumnya.
Zio menatap kepergian Vannia hingga punggung cewek itu hilang dari pandangannya, menghela nafas perlahan.
"Sorry, Van"💣💣💣
Hi guys! Ini cerita pertama gue😊😊 gue excited banget nulis ini, jadi karna ini cerita pertama gue dan juga gue masih awam banget dalam hal tulis menulis gini, gue butuh banget support dari kalian, kritik dan saran juga boleh♥️
see you, guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
VAZIO
Fiksi RemajaBukankah di dalam suatu hubungan itu harus membiasakan diri untuk terus bersama walau bosan sekalipun?