Please dont forget to like, comment and subscribe.
🐾🐾🐾
Mereka bertiga berjalan sembunyi-sembunyi keluar apartemen Jieun. Berusaha agar tidak mendapat perhatian lebih dari penghuni flat lainnya. Beruntung karena hari ini merupakan week days orang-orang sudah pergi bekerja sehingga Jieun dan manajernya bisa keluar gedung dengan aman.
Ketiganya kemudian sampai di parkiran dan memilih untuk langsung memasuki kendaraan milik si wanita manajer. Chungha menyalakan mesin mobil sementara Jieun duduk di sebelahnya dan membiarkan Taehyung duduk di kursi belakang.
"Eonnie, apa kau pikir mereka akan membiarkan kita memotong antrean jika mereka tahu aku adalah seorang artis?" ujar Jieun sembari menarik seatbelt untuk dikaitkan ke kursi.
Chungha menatap Jieun tidak percaya. Tangannya menutup mulut yang setengah terbuka. "Astaga, kau mau mengatakan pada orang-orang yang ada di sana bahwa kau adalah IU penyanyi yang baru sebulan lalu merilis lagu Eight yang menggaet produser terkenal Min Yoongi?"
Mulut Jieun terbuka seiring dengan umpatan yang lolos dari bibirnya. "The heck!"
"Hei language!" Chungha memperingati karena Jieun lagi-lagi bersumpah dan itu agak mengganggu pendengarannya yang masih suci.
"Maksudku jika kita mengatakan bahwa Taehyung adalah orang asing yang tidak tahu identitasnya apakah kita dibiarkan mengurus lebih dulu?"
Chungha menggeleng, sekarang kendaraan itu sudah bergerak menjauhi apartemen Jieun. "Mereka akan membuat kita menunggu lebih lama."
Jieun mengerucutkan bibirnya, ia melirik Taehyung dari kaca spion. Pria itu terlihat sedang menggulirkan kaca ke atas dan ke bawah dengan sorak takjub yang tertahan.
"Kita perlu semacam alasan untuk mempersingkat antrean." Jendela yang naik turun menarik perhatian Chungha sehingga dia berteriak pada Taehyung. "Bisakah kau menghentikan itu?"
Chungha mendengus pada Taehyung dan pemuda itu menggerutu seraya membiarkan jendela terbuka. Jieun ingin tertawa sekali, karena demi Tuhan sedari tadi tingkah Taehyung sangat menyebalkan tapi juga lucu. Menggemaskan.
"Kita tidak punya pilihan selain menunggu, juga karena kau adalah seorang artis sangat sedikit kemungkinan mereka akan membiarkanmu aman tanpa teriakkan jika mereka menyadari bahwa itu adalah kau, berdo'a saja semoga tempatnya kosong dan~ TAEHYUNG MASUKKAN KEPALAMU DARI JENDELA!" Chungha berteriak panik, hampir tidak stabil mengendarai mobilnya karena melihat Taehyung menjulurkan kepala keluar jendela.
Jieun memutar tubuhnya menarik tubuh bagian atas Taehyung untuk kembali masuk dan duduk dengan tenang di kursi.
"Taehyung apa masalahmu? Itu tadi sangat berbahaya." Jieun bersuara lemah berusaha agar Taehyung tidak tersinggung sebab, ya ampun, Taehyung sangat sensitif dan lihat, sekarang pria itu merajuk.
Chungha menepikan kendaraan, menetralisir detak jantungnya yang berdebar kencang karena tadi hampir saja kepala Taehyung hilang.
Jieun melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil, ia mengitari kendaraan tersebut sebelum akhirnya masuk dan duduk di belakang bersama Taehyung. Pria itu melirik sekilas sebelum akhirnya membuang pandangan lagi.
"Aku tahu kau hanya main-main." Jieun mendesah. "~tapi tolong bantu kami. Kita harus bekerja sama. Jangan buat kami dalam masalah atau aku akan memasukkan kau lagi ke dalam kotak seukuran manusia dan mengirimmu ke negara lain. Kau pasti akan terjual seharga lima won."
Chungha melajukan kendaraan lagi setelah dia berhasil menguasai diri.
"Hei, konyol." Jieun menoleh pada Chungha menatap perempuan itu lewat kaca spion. "Taehyung itu bisa senilai lima ratus ribu won!"
KAMU SEDANG MEMBACA
He is a Doll [VIU]
FanfictionJieun mendapatkan sebuah boneka porselen sebagai hadiah dari penggemarnya. Boneka yang sangat imut dan tampan dengan inisial Kim Taehyung. Keesokan harinya, Jieun begitu terkejut ketika menemukan seorang pria berbaring di ranjang yang sama dengannya.