Please dont forget to like, comment, and subscribe !!!
🐾🐾🐾🐾
Tangan Chungha masih sibuk memilah-milah pakaian. Ada banyak baju yang menarik perhatiannya tetapi sekarang bukan waktu untuknya memikirkan diri sendiri. Mereka hanya akan membeli pakaian untuk si pemuda yang terus berada di belakang artisnya seperti bayangan.
"Jieun, kita berbelanja untuk Taehyung, jangan berpikir kau bisa membeli pakaian untuk dirimu atau kita akan menyewa toko ini seharian penuh."
Setelah melirik pada manajernya—Jieun menggembungkan pipi. Ia mendengus. Ada beberapa pakaian yang ingin sekali dia coba, hanya saja Chungha benar. Dia seringkali menghabiskan waktu lama ketika berbelanja untuk dirinya.
Taehyung menatap Jieun tanpa mengatakan apa pun.
"Baiklah, aku juga mungkin akan kesulitan menentukan mana yang harus kubeli. Jadi hanya kau yang akan belanja hari ini."
Jieun mengerutkan bibirnya. "Yaaah~ yasudah, lagipula aku masih memiliki banyak pakaian di rumah." Ia tersenyum pada Taehyung agar pemuda itu tak menatapnya dengan rasa bersalah.
Taehyung membalas senyum Jieun lalu berkata, "Bisakah kita pergi ke sana?"
Jieun mengangguk. Taehyung mengaitkan tangan keduanya dan menarik Jieun. Mereka berjalan ke bagian lainnya.
Mata pemuda Kim berbinar, tanpa meminta izin dari Jieun—ia segera memilih pakaian sendiri. Dan apa yang dibawa Taehyung untuk kemudian ditunjukkan pada Jieun adalah sebuah kaus berwarna hitam dengan jeans.
"Jieun-ie, boleh aku mencoba yang ini?" Dan sebelum Jieun dapat bertanya apakah mungkin Taehyung memerlukan bantuan—pemuda itu sudah lebih dulu pergi.
Taehyung menoleh ke sana ke mari sebelum benar-benar masuk ke ruang ganti pakaian.
Sekitar tiga menit menunggu, pemuda itu akhirnya muncul. Jieun rasa jantungnya hampir melompat keluar kala melihat bagaimana penampilan Taehyung sekarang. Pakaian itu mengetat di tubuh. Jieun ternganga beberapa saat.
"Tae, kausnya—"
"Iya?"
Kaus itu kecil di tubuh Taehyung hampir mempertontonkan kulit perutnya. Pemuda itu terlihat seperti kue lupis. Tentu saja Jieun tidak dapat menahan tawanya. Perempuan itu terbahak dengan keras.
Tawa Jieun terdengar sampai ke telinga sang manajer sehingga yang lebih tua berjalan ke arah mereka karena penasaran.
"Taehyung astaga." Chungha menutup mulutnya.
Sekarang pemuda itu bingung, dia menatap kembali pada pakaiannya juga dua perempuan yang tengah tertawa. Wajahnya kemudian tertekuk sedih sehingga Chungha menyenggol lengan Jieun dengan sikunya agar perempuan itu berhenti tertawa.
Jieun memelankan tawanya dengan tangan memegang perut karena geli. Ia menghapus sudut matanya yang berair dengan jari. Masih ada sisa tawa sampai dia menemukan wajah sedih Taehyung.
"Maaf tidak bermaksud menertawaimu, Tae. Kau hanya tidak bisa keluar dengan berpakaian seperti itu, itu seperti pakaian wanita."
"Tapi aku menyukainya, mereka sangat lucu."
"Iya, hanya saja, agak... bagaimana ya menjelaskannya, itu sangat tidak wajar untuk seorang pria memakai pakaian seperti itu."
Bahkan ucapan Jieun barusan tak kunjung mengubah ekspresi sedih si pria di hadapannya. Ia jadi merasa kalau dirinya sangat buruk saat ini.
"Kau itu terlalu mengklasifikasikan perempuan dan laki-laki, pakaian tidak punya gender, memangnya tidak lihat dunia fashion sekarang, atau brand parfum terkenal seperti Jo Malone yang bahkan membuat parfum untuk semua gender, jangan menjadi rasis Jieun."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is a Doll [VIU]
FanfictionJieun mendapatkan sebuah boneka porselen sebagai hadiah dari penggemarnya. Boneka yang sangat imut dan tampan dengan inisial Kim Taehyung. Keesokan harinya, Jieun begitu terkejut ketika menemukan seorang pria berbaring di ranjang yang sama dengannya.