Part. 7

466 76 22
                                    

Please dont forget to like and comment!

🐾🐾🐾

"Taehyung kemari." Chungha tersenyum licik ketika yang dipanggil mendekat ke arahnya, dia menyerahkan satu setel pakaian dan celana pada Taehyung dan menyuruh pria itu mengganti baju segera.

Taehyung menurut dan berjalan ke ruang ganti. Chungha tak dapat menahan tawa ketika membayangkan reaksi Jieun ketika melihat Taehyung nanti. Ia mengambil langkah seribu, menjauh dari sana untuk menghindari amukan artisnya. Jadi ketika Taehyung keluar dari ruang ganti, ia tidak menemukan Chungha di sana. Pria itu berjalan menuju Jieun yang duduk memainkan ponselnya.

"Jieun-Nunna," panggil Tae.

Jieun mengangkat pandangannya dari layar untuk melihat orang yang tadi memanggil namanya.

"TAEHYUNG ASTAGA." Jieun menjerit, ia terkejut setengah mati, tangan cepat menutup mata, tidak bisa melihat Taehyung dalam keadaan seperti ini. Sementara Chungha tertawa terbahak karena ia berhasil mengerjai artisnya. Ia terpingkal melihat dua orang itu.

Taehyung bingung kenapa perempuan di hadapan bereaksi demikian, ia tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya.

Chungha membuat Taehyung berpakaian tidak senonoh. Celana pendek yang mengetat dan baju crop top yang menampilkan setengah perut Taehyung. Jieun rasanya bisa serangan jantung melihat itu. Taehyung itu sangat aneh.

"Taehyung, kenapa kau sangat lugu." Jieun meratapi nasib pemuda itu.

"Unnieeeeee~" Jieun berteriak meminta pertanggung jawaban wanita yang keberadaannya tak diketahui tapi tawanya terdengar.

Jieun pada akhirnya menyuruh Taehyung berganti pakaian. Ia harus menyudahi drama ini dan berhenti membuat Taehyung jadi bahan candaan manajernya. Mereka membawa pakaian yang dipilih Taehyung ke kasir dan menyerahkan untuk dihitung.

"Jieun-ie aku lapar," keluh Taehyung kala ikut mengantre menunggui barang belanjaannya di scan harga. Jieun merasa dia seperti seorang ibu yang membawa putranya berbelanja.

"Kita akan makan kalau sudah sampai rumah, oke." Jieun mencoba memberi pengertian pada Taehyung.

"Yaa~ tapi aku lapar sekali." Tapi pemuda itu malah merengek.

Jieun memejamkan matanya, menabahkan diri, ia tidak boleh dikuasai emosi. Tangan Taehyung meremati perutnya, seolah di dalam sana cacingnya sedang protes minta diberi makan.

"Kita tidak bisa makan di sini. Taehyung, bisakah kau bersabar sampai kita sampai rumah."

Wajah Taehyung begitu sedih dan Jieun malah merasa kesal karena betapa kekanakkannya pemuda itu. Untuk ukuran lelaki bertubuh raksasa, Taehyung benar-benar berkelakuan seperti bayi.

Jumlah belanjaan sudah tertera di layar monitor harga, menunjukkan nominal yang tidak sedikit. Angka yang biasanya Jieun habiskan untuk berbelanja selama setahun, angka yang lebih besar dari penghasilannya selama sebulan dan itu agak menyakiti hati.

Taehyung penasaran akan perubahan ekspresi Jieun.

"Kenapa Nunna?" Jieun reflek membalikkan kepala Taehyung menghadap ke arah lain, ia tidak membiarkan pemuda itu melihat harga belanjaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is a Doll [VIU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang