Apa ada persahabatan antara
Cewek dan cowok ?***
Kita antrian mandi guys, karena toilet nenek gue cuma satu dan letaknya di luar rumah. Gue udah ngusulin yang cowok mandi di sungai aja, dasar si Afnan yang parlente dia nggak mau. Diandra mah ngikutin apa kata Afnan aja.
Sambil nunggu, kita bantu nenek beresin rumah. Walaupun bakal ditinggalin beberapa hari, rumah harus dalam keadaan bersih, begitu kata beliau. Gue ambil sapu, bersihin kolong dipan kayu nenek. Emma ngelap kaca diluar rumah. Syifa yang lebih tinggi, bersihin sarang laba-laba di langit atap rumah.
Setelah satu jaman, selesai juga bersih-bersihnya. Kata Kakek giliran yang cowok bantu beliau di ladang. Panen buah-buahan dan sayuran yang bisa dibawa ke kota. Abis mandi, badan berasa seger banget, airnya sejuk langsung dari mata air. Syifa yang nggak suka mandi pake air dingin dari tadi ngeluh terus. Sekarang kita duduk di beranda rumah sambil menghirup udara yang bersih, suasana sangat tenang, bisa mendengar suara burung.
"Gue suka disini, Mad!" Emma memecahkan keheningan.
"Gue juga, cuma toilet diluar rumah aja masalahnya." Kata Syifa.
"Ah bilang aja, loe takut kan malem ke toilet?" Emma ngeledek Syifa.
"Nggak ah!" Mereka berdua bergelut adu mulut.
"Syifa, loe bakal ikutan ujian mandiri, kan?" Ucap gue.
"Yap dan gue udah daftar. Tenang aja gue insyaallah lulus. Mohon doanya, gue bakal nyusul kalian, hehehe" dia ketawa untuk membesarkan hatinya.
"Syifa semangat!!!!" Teriak Emma dan gue.
Nenek keluar rumah seraya berbicara.
"Kalian mau buka sama apa? Biar nenek masakin yang enak." Beliau tersenyum hangat. Walaupun sudah berumur 72, fisik beliau masih kuat.
"Terserah aja nek" ucap Syifa.
"Kalau begitu, nenek buat kolak pisang untuk kalian. Madia kamu susul Kakek dan bilang tebang pisang untuk kolak."
"Ok nek" ucap gue.
Kami bertiga berpamitan.
***
Kita tiba di ladang Kakek nan luas, mungkin hampir satu hektar. Ada jagung, cabe, terong, ubi-ubian dan banyak lagi. Gue liat Afnan berteduh di pondok kecil, biasa dia nggak mau kepanasan.
"Bang, Diandra mana?" Tanya gue.
"Tuh diujung lagi nyangkul" dia nunjuk ke kanan.
"Nyangkul apaan Diandra?" Bisik Emma.
"Kita kesana aja yuk" ajak Syifa.
Perlahan kita melewati tanaman yang tinggi. Diujung tanaman jagung, gue Melihat kakek sedang berjongkok untuk memanen ubi. Lalu gue sapa beliau.
"Kek, biar Madia bantuin" Beliau berhenti dan gue kerahkan tenaga dan mencoba menarik batang ubi.
"Kek, yang mana aja mau dipanen? Tanya Syifa yang sudah siap siaga, dengan menggulung celana panjangnya.
"Itu yang dekat Diandra!" Emma dan Syifa menuju ladang labu. Meninggalkan gue dan Kakek yang kewalahan menarik ubi dari tanah.
Diandra sedang sibuk memilih labu-labu yang siap untuk dipanen, Kakek bilang mau menjual labunya siang ini, jadilah Emma dan Syifa tukang angkat labu yang gede-gede.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Hijrah di Bulan Ramadhan [TAMAT]
EspiritualHijrah selama bulan Ramadhan ? Why not? dibulan mulia kita mulai step by step berubah menjadi lebih baik :) "Madia Zahrani" (cewek lulusan SMA yang masih nyari kampus impiannya). Madia sudah bertekad bulat untuk hijrah meski banyak halangan rintanga...