V

9.3K 957 32
                                    

Scene terakhir...

"Kau berbicara seperti ini seolah-olah aku akan berada di antara mereka. Oh sungguh Taehyung, aku sama sekali tidak tertarik dengan Jungkook itu. Apa yang aku dapatkan ketika dengannya? Dia angkuh, menyebalkan. Sok tampan. Dan yang pasti, aku menikmati hidupku yang sekarang. Uangmu, kekuasaan yang kau berikan dan segalanya" ucap Hasa

Taehyung tersenyum miring.

"Termasuk penisku tidak?"

"Setan!"

So, enjoy it~

__________________________



"Pagi Nona Han," ucap salah satu karyawan yang mengantar pesanan Taehyung. Kopi susu dari cafe seberang. Hasa tersenyum ramah lalu karyawan itu terlihat salah tingkah.

"A-apa Nona Han sudah sarapan?"

Hasa menaikan sebelah alisnya. Gadis itu bangkit dari tempat duduk untuk mengambil cangkir dari tangan pria itu dan berdiri di depannya. Membuat si lawan bicara menjadi semakin kikuk.

"Sudah, kenapa memangnya?"

"Ah, tidak. Tidak apa-apa, syukurlah kalau begitu."

"Kau mau mengajakku makan?" tanya Hasa dengan cepat. Pria itu langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Hasa tepat di mata.

"Tidak, Nona. Aku tak— maksudnya aku mana mungkin berani."

Hasa tersenyum miring.

"Kenapa, tidak ada yang melarangmu bukan?"

"Tuan Kim" ucap pria itu pelan.

"Oh, Sir Kim. Tidak apa, ak—"

"Kau, jaga jarak" ucap seseorang memotong perkataan Hasa. Gadis itu menoleh ke arah Taehyung yang berdiri di depan pintunya dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

"M-maaf, Tuan Kim maaf. Saya undur diri," ucap pria itu lalu Taehyung dengan cepat berniat menyusulnya, sebuah kepalan tangan sudah dimiliki Taehyung, namun Hasa menghalangi pria itu.

"Apa-apaan, Tae?!"

"Dia menatapmu sedekat itu?! Shit!" teriak Taehyung

"Kau kenapa sih!" bentak Hasa tak mau kalah.

Taehyung diam, pria itu menjilat bibir lalu kembali tenang.

"Bawa pesananku ke dalam," ucap Taehyung datar. Hasa mengambil secangkir kopi itu lalu masuk ke dalam ruangan Taehyung, pria itu duduk di sofa, menyandarkan tubuhnya dengan dasi yang sudah berantakan dan beberapa kancing yang terbuka. Terlihat frustrasi mendadak.

"Kau bersikap buruk sekali tadi" ucap Hasa lalu menaruh cangkir kopi itu.

"Kau berhenti saja, aku akan mencari sekretaris baru."

"Apa! Aku kan bilang ingin bekerja juga. Kalau kau memecatku, aku akan pindah ke perusahaan Jimin."

"Kau tidak berpikir?!" ucap Taehyung lalu menatap Hasa tak percaya.

"Iya, aku pindah" ulang gadis itu.

"Hasa.."

"Kau akhir-akhir ini terlalu membawa hati, Tae. Open relationship tidak seperti ini. Selamat tinggal" ucap Hasa lalu keluar dari ruangan itu. Taehyung mengacak-acak rambutnya. Tangannya meraih ponsel untuk menghubungi Jimin.

+++

Jimin mengigit bibirnya. Pintu ruangan miliknya diketuk dan Jimin mempersilahkan orang itu untuk masuk. Sekretarisnya sendiri ternyata, tapi tidak sendirian. Hasa masuk belakangan.

"Tuan Park, Nona ini mencari anda."

"Ya, tinggalkan kami. Oh, Soovin. Jangan lupa kosongkan jadwalku. Aku ingin bicara dan lalu pergi dengan Nona Han" ucap Jimin sambil melirik ke arah Hasa.

"Baik Tuan," ucap Soovin lalu pintu ruangan Jimin tertutup. Pria itu bangkit dari duduknya untuk menghampiri Hasa yang berdiri di depan pintu.

"Ada apa, Hasa?" tanya Jimin pelan.

"Aku mau duduk," ucap gadis itu lalu berjalan ke arah sofa dan menghela nafas berat. Jimin mengerutkan kening. Sungguh, bukannya dia otak selangkangan atau apa. Tapi matanya tidak bisa berhenti memandang collarbone Hasa yang muncul di balik kerah yang terbuka itu.

"Kemari Jim" ucap Hasa.

"Apa?"

"Ku rasa telingamu masih berfungsi dengan baik" ucap Hasa

Lantas Jimin memilih duduk di samping Hasa. Gadis itu menatapnya dalam diam.

"Aku kesal. Taehyung akhir-akhir ini suka melewati batasnya."

"Batas apa? Memukulmu?"

Gadis itu menggeleng. Tangannya terulur untuk membuat pola acak di dada Jimin.

"Terlalu mengekang. Seolah ingin mengikat diriku di teritorialnya, se erat mungkin."

Tangan Hasa berangsur naik menuju leher Jimin. Menyentuhnya dengan gerakan pelan. Dan Jimin merutuki gadis itu dalam hati. Kenapa Hasa itu seperti Succubus. Tangan Jimin memegang tangan Hasa. Menghentikan pergerakan tangan gadis itu.

"Dia kekasihmu. Kalian bahkan telah berpacaran selama delapan tahun lebih. Aku tidak bisa membayangkan dalam waktu selama itu. Kalian melakukan apa saja. Maksudku, kalian jarang sekali pergi berlibur berdua. Setiap hari libur panjang, kau selalu pergi sendiri. Taehyung juga. Kalau ada masalah, kau bisa jadikan aku tempatmu. Kita juga bersahabat sudah lama sekali, jauh sebelum Taehyung mengenalmu" ucap Jimin. Hasa tersenyum tipis, atau menggoda(?).

"Aku tau kok" ucap Hasa.

"Apa?" tanya Jimin

"Aku tau kau selalu membayangkan bagaimana jika kita berdua, berciuman."

Tubuh Jimin menegang.

"Aku tau bagaimana kau menatapku dengan mata sayu. Lalu—"

Jari telunjuk Hasa menyentuh bibir Jimin.

"—kenapa tidak cium aku sekarang?"

Hasa mendekat ke arah Jimin, mengikis jarak di antara mereka. Matanya terpejam dengan bibir yang sengaja dibuka. Pandangan Jimin menggelap, tangannya meraih tengkuk Hasa mendekat.

"Kau, tidak seharusnya melakukan ini" ucap Jimin pelan. Membuat Hasa membuka matanya.

"Aku mencintaimu. Ingin melumat bibirmu itu aku akui memang ingin sekali. Sampai rasanya ingin mengigit sampai dia kebas," ucap Jimin.

Hasa menelan air liur.

"Tapi aku tidak akan melakukannya. Kau kekasih Taehyung."

Hasa menjilat bibir lalu memeluk Jimin dan pria itu membalas pelukannya.

"Aku akan menjagamu" bisik Jimin pelan.

"Tapi tidak tau, kira-kira bisa menjagamu dari sisi iblisku atau tidak."

Hasa tersenyum miring.

"Tidak bisa juga, tidak apa" ucapnya dengan sengaja. Taehyung harus diberi pelajaran. Menggunakan hati itu sangat anti bagi Hasa. Ya, jika ditanya apakah dia mencintai Taehyung. Tentu saja, Hasa sangat mencintai pria itu. Tapi keputusan mereka sejak dulu. Open relationship, tidak bisa diganggu gugat.

Dan di dalam perjanjian itu, ketika salah satunya berniat melanggar, maka pihak lain berhak memberi hukuman. Dan Hasa akan memberikan itu untuk Taehyung.






Tbc
Kalian pengen Jimin nya tahan apa enggak? 😃

OPIUM ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang