2.키스|Kiss

505 41 1
                                    

Lagi edisi gamop dari jadi bucin Jimin, jadi aku update 🌚🌝

Vote ke berapa kalian?

Vote ke berapa kalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayo lho...


Serem ah mas Yoongi kalau udah gini. 🌚🌝

Jadi, gimana?  Pilih pacar apa mas yoongi nya? :)

Becanda guys:v

Semua keputusan itu dikalian, hidup hidup kalian kalian Yang jalanin. Aku yakin mas suga juga ngga serius kok 😅😄

Gimana puasanya? Lancar kan?  Lancar dong, bucinya Jimin harus strong! 🤣🤣🤣

Udah ah ngga mau banyak bacot,  bacanya abis taraweh ya biar tenang gitu ngga diomelin emak 🌚🌚🌚

Cus aja baca.

"Eoh Bibi," sapa Chaerin ketika sambungan teleponnya tersambung.

"Bagaimana keadaan Alva?" tanyanya to the point. Alva adalah adiknya. Dia baru berusia 5 tahun tapi harus terkena disabilitas dari kecil. Dokter bilang kelainan faktor genetika dan semacamnya yang Chaerin tak terlalu paham tentangnya sehingga menyebabkan seluruh bagian dari tubuhnya tak tumbuh layaknya manusia normal. Tulang rusuknya tak seutuhnya normal, hanya ada separuh di sebelah kanan sebelah kirinya tak sempurna. Bahkan ia tak punya tulang pipi di bagian kiri membuatnya jadi sulit tersenyum. Dokter bilang itu langka dan belum ditemukan cara pengobatannya. Mereka hanya bisa memberikan pengobatan untuk menunjang kehidupannya agar lebih layak.

"Dia baik. Kapan kau akan pulang ke amerika lagi? Alva sudah menanyakanmu."

Chaerin menghembuskan napas panjang. "Aku belum tahu. Masalahku disini masih banyak. Bagaimana, apa Daddy sudah dengar tentang kabar itu?" tanyanya pada Bibi Anne. Dia yang membantu ayahnya mengasuh Alva setelah ibunya meninggal waktu itu.

"Sudah. Tapi untungnya dia bisa mengendalikan emosinya. Kesehatannya tidak menurun meski sempat meminum beberapa pil penenang."

"Syukurlah." Ucapnya bersyukur mendengarnya.

"Aku akan mengabarimu lagi nanti kalau keadaannya sudah membaik. Aku mohon bantuan bibi untuk mengurus Daddy dan Alva untuk sementara waktu."

"Tentu saja."

"Kalau begitu, aku tutup teleponnya." Chaerin menutup teleponnya kemudian berbaring di kasurnya sambil menatap langit-langit kamar.

Ibunya sudah lama meninggal, tak lama hanya selang beberapa jam setelah ia melahirkan Alva. Dia pergi setelah melihat anak yang ia tunggu-tunggu lahir. Ayahnya memilih untuk tak menikah lagi setelah itu dan fokus ke kesehatan Alva dibantu oleh bibi Anne.

HawthornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang