3. 꽃|Flower

387 31 0
                                    

Halo....

Welcome back with Uncel yang garing ini 🌚

Seperti biasa, cuma ngingetin voment. Biar meskipun rebahan dan males-malesan, jempol kalian tetep olahraga🌝🌝🌚🌚

Chaerin menatap Jimin, menelisiknya. Pria bersurai coklat itupun memberikan tatapan balasan untuk Chaerin. Tatapannya menghipnotis, seakan berkata bahwa apa yang ia ucapkan bukanlah kebohongan. Chaerin masih berusaha mencari celah. Alih-alih mendapatkannya, ia malah mendapatkan tatapan matanya yang polos dan sungguh-sungguh dari netra coklat Jimin.

"Kembali ke tempat masing-masing!"

Seruan dari sang sutradara membuat Chaerin maupun Jimin tersadar dari keadaan ini dan kembali ke alam nyata. Chaerin berbalik, memilih berjalan mendahului Jimin untuk kembali ke tempatnya

Candaan Jimin sama sekali tak lucu.

Itu yang terbesit dipikiran Chaerin saat ini.

Tapi, pemikiran itu langsung lengser begitu saja ketika Jimin dengan tiba-tiba mencekal pergelangan tangan kirinya, membuat Na Chaerin yang berjalan di depannya menghentikan langkah dan berbalik menatapnya seketika.

"Aku serius dengan perkataanku."

Seakan bisa membaca pikirannya, Jimin mengutarakan apa yang bersarang di pikirkan Chaerin tentangnya saat ini.

Dia mengucapkannya dengan penuh kesungguhan.

Sungguh, Chaerin tak pernah melihat seseorang seserius Jimin saat ini.

Tatapan matanya itu seakan memprovokasinya untuk mempercayai kalimatnya barusan. Membuatnya jadi memerankan peran malaikat padahal mereka sama-sama korban yang terjebak. Atau hanya Chaerin? Chaerin akhirnya memilih untuk melepas cekalan tangannya dengan perlahan.

"Maka buktikan kata-katamu itu."

Chaerin menantang Jimin dengan kalimatnya.

Chaerin kembali menatap wajah Jimin meneliti. Mencoba mencari celah kebohongan dari pria itu. Tapi nihil. Dia tak menemukan apapun selain kesungguhan yang dalam dari Jimin.

"Kau mencoba mencari sesuatu yang membuatku terlihat main-main denganmu?" Jimin menatap Chaerin yakin.

Chaerin hanya bisa menatap Jimin tak yakin. Bagaimana bisa dia membaca setiap gerak-gerikku? Aku bahkan tak sempat berpikir bagaimana

Chaerin ragu.

"Haruskah aku percaya padamu?" tanyanya sarkas pada Jimin. Setelah itu, dirinya berbalik memunggungi Jimin memilih untuk kembali ke kursinya tanpa peduli dengan keterdiaman pria itu. Sepersekon detik, Jimin tersadar dan menyusul langkah Chaerin dan bergerak menuju kursinya.

Lampu-lampu kembali dipijarkan, lumayan membuat mata sakit. Semua orang kembali ke posisi masing-masing setelah break shooting yang hanya sekejap mata saja bagi Chaerin. Para pelatih sudah bersiap untuk kembali memberikan penilaian. Para peserta trainee pun sudah diminta untuk bersiap di belakang panggung sesuai dengan nomor urut tampil mereka masing-masing.

Selama pengambilan gambar diambil, netra Jimin tak henti-hentinya melirik Chaerin yang terlihat abai padanya. Padahal, pada faktanya gadis itu sudah merasa risih dan uring-uringan di dalam hati karena tak nyaman.

Chaerin memilih untuk fokus pada evaluasi peserta di depannya. Tapi itu semua terpecah ketika dirinya tersadar, atensi Jimin sudah tak berpaku pada dirinya lagi. Melainkan pada seorang gadis yang kini berdiri di depan para pelatih. Menampilkan sebuah lagu bersama seorang temannya lagi yang ia rasa tak terlalu mengunggulinya. Fokus Chaerin terpecah, bahkan ia tak sadar saat para pelatih meminta gadis itu menyanyi sendiri untuk penilaian individu.

HawthornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang