#3

2K 431 9
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.


Thank you





Malam kembali tiba.


Entah ini sudah hari ke berapa ia kembali melihat langit jingga dibalik jendela dan ruangan yang sama. Sepinya malam dan gelapnya pencahayaan kembali akan dirasakannya. Angin malam yang bertiup menciptakan suara ranting dan dedaunan yang beradu.


Gemerisik daun di hutan menjadi suara yang selalu ia konsumsi setiap harinya. Menatap keluar jendela dan menenggelamkan diri dalam berbagai pikiran yang melayang, ia berharap akan adanya secercah harapan untuk keluar dari tempat ini.


Dia mulai membenci malam dengan kesunyian. Di dalam sini, tak ada yang bisa ia lihat dibalik jendela selain kegelapan hutan beserta langit malam. Bulan yang menampakan wujudnya dan bintang yang bertaburan, tak lagi menjadi hiburan lagi untuknya.


Ia hanya kembali berharap, 'Aku ingin pergi dari tempat ini.'



Malam bagai mimpi buruk ketika bulan dan bintang tak lagi menjadi penghiburan untuknya. Dalam ruangan ini, ia hanya akan terkurung di dalam redupnya cahaya dan kesunyian. Satu-satunya hiburan untuknya adalah memori beserta pikiran yang menciptakan moment tersendiri. Memori akan ingatan bahagia kini tak lagi hadir. Karena pada akhirnya semua yang ia pikirkan hanyalah angan dan harapan. Angan akan apa yang ia lakukan setelah terbebas dari tempat yang membelenggunya ini, dan harapan wanita yang ia sebut 'Tulip' itu membebaskan dirinya.


Pencahayaan yang redup terasa menyeramkan pada awalnya, tapi lama kelamaan semua menjadi suatu hal yang lumrah. Tak ada listrik untuk sekedar menyalakan lampu menerangi rumah kayu ini. Pada malam hari, satu-satunya penerangan adalah sebatang lilin yang akan mengantarnya pada kegelapan.


Sebatang lilin untuk setiap satu malam. Ketika lilin itu telah habis dan menghilangkan cahayanya, maka saat itu juga ia akan ditinggalkan dalam kegelapan. Sampai saat itu terjadi, Jeong Han berharap ia sudah terlelap tidur. Baginya, kegelapan dengan suasana yang seperti ini membuatnya sedikit takut.


Tak ada yang menyukai kegelapan di tengah tempat asing di tengah hutan. Ia takkan pernah tahu, apa yang akan terjadi kepadanya di tengah kegelapan. Meski dalam kegelapan, ia tahu ia tak sendiri. Tapi kehadirannya, malah menjadikan momok tersendiri untuknya.


Dan Jeong Han sudah menghapalnya diluar kepala, wanita itu akan hadir sebentar lagi. Ia akan datang dengan nampan berisi sepiring makanan dan segelas air beserta lilin yang akan menemani malamnya.


CHAINED || Yoon Jeong HanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang