Hallo gaes
Up lagi nih asa yang sirna untuk menemani waktu siang hari kalian #dirumahaja
Terkadang hidup tak selalu sama seperti apa yang diinginkan. Perlu jatuh bangun dalam mencapai apa yang diinginkan. Begitu juga dalam perjalanan percintaan.
Tidak semuanya mulus sesuai apa yang telah diharapkan. Hari ini mungkin masih menyimpan perasaan sayang dan cinta yang begitu dalam. Tetapi bisa juga esok hari perasaan itu hilang dalam sekejap. Karna Tuhan Maha membolak balikan hati. Garis takdir yang mampu membuatmu untuk menerimanya tanpa bisa menolaknya.
Hifza Ghania Dzakir
Begitupun dengan kehidupanku, mimpi yang sudah aku rajut gagal dalam sekejap. Mengetahui calon tunanganku berselingkuh seperti tersambar petir di siang bolong. Mimpiku adalah bisa bertunangan dengannya dan saling mendukung satu sama lain. Bahkan aku sudah membayangkan pernikahan dengannya menjadi ibu jalasenastri dan mengikuti kemanapun dia bertugas. Tapi takdir berkata lain aku tak berjodoh dengannya. Masih teringat jelas kenangan dua tahun lalu saat usiaku memasuki 20th dia dengan mudahnya mengucapkan kata putus disaat kita sdah saling mengenal kedua keluarga. Bahkan tak ada sedikitpun rasa sedih yang dia tunjukan atas kandasnya hubungan ini.
Flashback
"berani-beraninya lo selingkuhin kakak gue. Laki-laki bangs*at kaya lo gak pantas bersanding dengan kakak gue. Gue Fawwas Aditya Dzakir bersumpah akan jauhin lo dari kakak gue"
Aku hanya menangis mendengarkan umpatan yang dilontarkan adiku Fawwaz. Aku bahkan tak berani menatapnya, remaja 16 tahun itu sedang meluapkan emosinya pada calon kaka iparnya itu. Baku hantam tak terelakan bahkan Mas Ilham kewalahan menghadapi emosi adik semata wayangku. Iya dia Mas ilham, Firdaus Ilham Permana calon tunanganku. Bukan sekarang dia adalah mantan calon tunangan, karena dia yang memutuskanku. Mas Ilham seorang bintara AL, umurnya 2 tahun di atasku yang selalu menjadi prioritasku dan sandaranku selama ini.
Aku tak tega melihat Mas Ilham mendapat banyak pukulan dari Fawwaz. Akhirnya aku menarik Fawwaz dan berusaha memisahkan mereka.
"Fawwaz, cukup!!!. Mba bilang cukup Fawwaz. Kamu jangan gila. Jangan sampai kamu membuat malu dirimu sendiri" aku mencoba dengan sekuat tenaga tetapi tak dihiraukan olenya.
"Fawwaz, Mba bilang cukup hikss... hiks... " lama lama pening mengantam kepalaku dan pandangan di sekelingku kabur. Aku hanya mendengar samar-samar suara Fawwaz yang memanggilku.
Mengingat kenangan itu terkadang masih membuatku menangis. Tetapi sudalah, aku memang tidak bisa kembali bersama dipaksapun tidak akan bisa. Dia sudah bahagia dengan yang sekarang. Akupun ingin membuka lembaran baru dan kisah baru. Sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir yang mengejar gelar sarjana.
Aku Hifza Ghania Dzakir, putri sulung sekaligus putri semata wayang Bunda Nita dan Ayah Dzakir. Aku sangat bangga dengan namaku, kata Ayah arti namaku malaikat pelindung nan cantik dan cerdas. Aku bahagia dilahirkan dari mereka. Walaupun kami bukan orang kaya tetapi aku selalu bersyukur dengan keadaan keluarga kami. Ayah hanya seorang pemilik usaha Toko Kelontong dan Bunda memiliki usaha Catering untuk mengisi waktu luang sekaligus membantu ibu-ibu sekitar menyediakan lapangan pekerjaan. Aku bukan anak tunggal, aku punya seorang adik laki-laki. Iya dia Fawwaz Aditya Dzakir putra bungsu sekaligus putra semata wayang keluarga kami. Walaupun dia bungsu tapi jika disandingkan denganku aku terlihat seperti anak bungsu, karena aku hanya memiliki tinggi badan se pundaknya. Aku yang hanya memiliki tinggi 153 cm dan dia 178 cm. Bahkan terkadang banyak orang yang terkecoh dengan penampilanku ini. Banyak yang mengira aku gadis SMA bukan anak kuliahan yang sedang mengejar gelar sarjana.
***
Aku mengedarkan pandanganku menikmati pemandangan jalan raya berlalu lalang. Melihat tetesan air hujan yang membasahi jalan raya Kota Semarang. Menikmati 1 Cup Moccafloat dan seporsi kentang goreng. Makanan favorit ketika berkunjung ke K*C ini. Aku menghembuskan napas dan menatap nanar pintu kedatangan. Menunggu seseorang yang sangat kurindukan selain Ayah dan Bundaku. Sesekali aku melihat dan memainkan dog tag yang aku keluarkan dari slingbag yang aku bawa.
Serda Firdaus Ilham Permana
Islam
21 Novemer 1996
Iya dia calon tunanganku 2 tahun lalu. Tidak terasa aku mampu bertahan sampai titik ini dan menjalani kehidupanku. Bahkan aku mampu melewati fase-ase berat yang aku hadapi setelah ditinggal oleh Mas Ilham. Tiba-tiba tetesan bening membasahi dog tag yang aku pegang. Lolosan air mata tak dapat ku bendung.
Manusia yang merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan
"Ghania dan Ilham cocok kan?"
Aku hanya tertawa mendengar ucapan Mas Ilham. Dia memang sering membuatku tertawa dengan tingkah konyolnya. Dia selalu romantis dengan caranya.
"Eh iya, ini buat kamu" sebuah kalung dog tag yang di lepas dari kepalanya dan diberikan kepada. Aku menerimanya dan kupandangi dog tag itu dengan wajah berbinar
"ngawur, kalo Mas ngasih ini terus Mas pake apa?"
Dengan entengnya dia menjawab
"gampang nanti Mas pesan lagi di kesatuan" kadang aku suka bingung kenapa dia bisa lolos seleksi AL dengan tingkahnya yang absurd
"okeh siap, tapi Ghania gak nyiapin hadiah apapun buat Mas" aku merasa bersalah dan setetes airmataku jatu tepat diatas dog tag pemberiannya aku menndukan kepala tidak berani menunjukan wajahku.
Perlahan aku merasakan sentuhan hangat, ibu jarinya menghapus airmataku.
Dengan lirih dia berkata "Cukup, Ghania jaga hati untuk Mas bukan orang lain" aku hanya bisa menganggukan kepala.
Sejak saat itu aku bertekad untuk selalu menjaga perasaan Mas Ilham dan berjanji untuk tak pernah menghianatinya.
Ting . . .
Bunyi pintu cafe membuyarkan lamunanku, segera ku fokuskan pandanganku ke arah pintu. Sosok yang kurindukan melambaikan tangan. Buru-buru aku langsung memeluknya. Sosok tegap dengan tinggi melebihiku Dengan kulit sawo matang yang dibalut seragam pesiar khas taruna ditambah mata tajam yang mampu mengintimidasi lawan bicaranya.
Dituliss 4 Mei 2020
Dipublish 4 Mei 2020
Note :
Pesiar : waktu yang diberikan kepada taruna untuk menikmati waktu liburan biasanya sabtu/minggu dengan tetap diawasi pihak akademi
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa yang Sirna
ChickLit"berani-beraninya lo selingkuhin kakak gue. Laki-laki bangs*at kaya lo gak pantas bersanding dengan kakak gue. Gue Fawwas Aditya Dzakir bersumpah akan jauhin lo dari kakak gue" Aku hanya menangis mengingat semua umpatan yang Fawwaz lontarkan pada di...