02. Benci

36 11 23
                                    

Cuma orang bodoh yang berani nolak pemberian gw. Dan gw membencinya.

~~~

Diamond tiba dikelasnya dan melempar tas nya di atas meja tempat duduknya dengan asal.

Diamond sedang kesal sekarang, setelah bertemu gadis itu membuat moodnya hancur berantakan. Jika diibaratkan, Diamond sekarang sudah seperti harimau yang sedang kelaparan, siap menyantap siapa saja yang mengganggunya.

"Cuy kenapa lu? Pagi-pagi merengut aja, gak kayak biasa" sapa Ryan, teman Diamond

"Kesel gue. Ketemu cewe belagu di jalan," tukas Diamond

"Wih gebetan baru nih," goda Ryan

"Cih, gak sudi gw," tukas Diamond

Tidak lama bel sekolah pun berbunyi nyaring.

Teeettt...teettttt...tetttt

Bu Rieska wali kelas X Mipa 2 sekaligus wali kelas Diamond masuk ke kelas.

Bu Rieska masuk ke kelas bersama seorang gadis dengan mengenakan seragam tetapi bukan seragam SMA Satria, sekolah Diamond.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, semoga kalian dapat berteman baik ya," Sapa bu Rieska

"Baik buuuu," jawab satu kelas serentak.

"Nah, nak. Ayo perkenalkan dirimu," Ucap bu Rieska kepada murid baru.

"Halo teman-teman, namaku Diary Modesty panggil aja Diary, aku pindahan dari Jogja. Salam kenal ya," Ucap murid baru itu memperkenalkan diri.

Diamond yang sedari tadi tidur terbangun karena suara kelas yang ricuh.

"Ada apaan sih. Berisik banget," tanya Diamond sambil mengusap gusar wajahnya.

"Itu tuh, ada murid baru. Cewek lagi, mayan cakep bro," Jawab Ryan

Diamond melihat ke arah murid baru itu dan ia terkejut.

"Itu kan cewek belagu yang tadi!!" Teriak Diamond membuat teman-temannya menengok ke arahnya.

"Hah? Cewek yg ketemu lo di jalan?" Tanya Ryan bingung.

"Iya itu cewek belagu yang sok sok an nolak uang gue," Kesal Diamond

Diary pun duduk di bangkunya, tepat di depan Diamond

Diamond menyeringai, merencanakan sesuatu yang brilian di otak nya.

Bel istirahat berbunyi

Diamond mengajak Diary pergi ke kantin.

"Heh anak baru, ikut gw ke kantin yuk," ajak Diamond

"Hah kamu kan yang tadi! Ngapain kamu ngajak aku ke kantin," ucap Diary dengan nada yang agak tinggi.

"Makan lah. Ya kali baca buku,"

"Aku gak mau," tolak Diary mentah-mentah.

"Udah ikut aja," ucap Diamond sambil menarik paksa tangan Diary.

Diary tak bisa berkutik, karena genggaman tangan Diamond sangat kuat.
Diary pun terpaksa menuruti permintaan Diamond.

Akhirnya mereka pun tiba di kantin.

"Lo silahkan pilih mau beli apa aja, biar nanti gue yang bayar," Ucap Diamond sambil mengeluarkan segepok uang ratusannya kemudian mengibas-ngibaskannya di wajahnya.

"Aku gak mau nerima uang sepeser pun dari orang sombong kayak kamu," ucap Diary sambil pergi keluar kantin. Bertemu dengan Diamond membuat selera makannya hilang.

Lagi-lagi Diary menolak pemberian Diamond. Hal itu membuat Diamond marah sekaligus penasaran dibuatnya.

Baru kali ini Diamond bertemu dengan orang seperti Diary. Kebanyakan teman-temannya selalu memanfaatkannya karna ia anak dari konglomerat kaya raya.

Oleh karena itu, Diamond selalu beranggapan bahwa apapun bisa dibeli dengan uang. Semua hal akan lebih mudah jika kau banyak uang. Mirisnya hal itu yang sedang terjadi di negri ini. Contohnya saja ketika kita ingin melanjutkan sekolah, jika nilai kita tidak mencukupi, tetapi kita punya banyak uang, semua pasti akan berbeda. Kita bisa dengan mudah diterima disekolah yang diinginkan dengan beli bangku.

Oke, back to the story.

Diamond yakin Diary hanyalah berpura-pura dikarenakan gengsi sudah menolak uangnya. Diamond terus saja mencari kesempatan dan membuktikan bahwa Diary sama saja seperti teman-temannya yang lain.

Karena semua manusia itu sama saja! Rakus dengan kekayaan. Dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
---

Hallaww....

Huaa sebenernya aku mau publis kemarin tapi kelupaan hwhw
Makanya aku publis sekarang aja takut kelupaan lagi:/
Jangan lupa kasih vomment ya
Kalo mau aku sering up kalian harus sering kasih vote dan comment sebanyak banyaknya wkwk.

See you.

Diamond and DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang