Kemarin engkau sangat tidak suka padaku, lalu mengapa sekarang menyatakan cinta??
~~~
Diamond keluar kantin dengan wajah kesal. Diamond duduk dikursi nya dengan sangat tidak santuy.
Duduk diatas dikursi dengan kaki yang naik ke atas meja. Yaelah udah kek bos ae lu tong.
"Gimana bro, berhasil ma tuh cewe? Dari raut muka lo sih. Keliatannya gagal ya hahaha," Ejek Ryan dengan wajah puas.
"Mungkin sekarang belum, tapi suatu saat pasti berhasil. Gue pasti bisa nunjukkin siapa dia sebenarnya," Ucap Diamond mantap
"Gimana caranya?" Tanya Ryan penasaran.
"Liat aja besok. Gua udah nyusun rencana," ucap Diamond dengan smirk khas nya.
*Keesokan harinya*
Pagi-pagi seisi sekolah sudah dihebohkan oleh tingkah Diamond. Pasalnya ia sengaja meminjam mic sekolah yang biasanya digunakan untuk mengumumumkan pemberitahuan penting, ini ia sengaja memakainya untuk kepentingan pribadinya.
Orang kaya mah bebas.
Diamond memulai pidatonya yang didengarkan oleh satu sekolah.
"Diary modesty, murid baru disekolah ini. Gue Diamond Alviano, gue tunggu lo di parkiran pulang sekolah nanti. Temuin gue dan jangan coba-coba lo pulang duluan sebelum nemuin gw. Kalo gk lo bakal tau akibatnya,"
Oke itu pesan singkat Diamond yang ditujukan kepada Diary. Setelahnya nama Diary jadi selalu diperbincangkan di sekolah.
"Eh, eh Diary yang mana sih orangnya"
"Ada masalah apaan dia sama Diamond"
"Ahh beruntung banget si tuh cewe, dah di notice sama Diamond. Gw yang udah sekolah disini 3 taun kaga di notice-notice,"
Begitulah cibiran siswa siswi yang mendengarkan pesan singkat Diamond tadi.
Jam pulang sekolah pun tiba. Diary masih tidak yakin apakah dia akan menemui Diamond atau tidak.
Kesan pertama saja sudah buruk, itu yang membuat Diary ragu untuk menemui Diamond. Tapi jika ia tidak menemui Diamond, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Diamond terhadapnya. Karena Diamond bisa melakukan apa saja dengan uang yang dimilikinya.
Akhirnya setelah menimbang-nimbang, Diary memutuskan untuk bertemu dengan Diamond. Toh, ini masih di lingkungan sekolah, tidak mungkin Diamond berlaku kasar padanya.
Diary berjalan santai keluar kelas, menyusuri lorong menuju parkiran seperti yang dikatakan Diamond. Entah mengapa setiap langkahnya seakan terasa seperti berjalan menuju neraka.
Seragam Diary sudah basah dipenuhi oleh keringat. Bagaimana tidak, jantungnya sekarang sudah seperti sedang melompat-lompat ingin keluar dari tempatnya. Perasaannya sungguh tidak enak sekarang, diselimuti oleh rasa takut.
Namun Diary teringat pesan bundanya.
Jangan pernah takut kalau kita tidak salah.
Ya, buat apa aku takut? Aku kan tidak salah. Gumam Diary menguatkan dirinya.
Diary sudah berada di area parkiran, ia segera mencari sosok yang menyuruhnya untuk datang kesini. Diary menyipitkan mata guna menajamkan penglihatannya, agar mudah mencari Diamond.
Tidak butuh waktu lama Diary sudah menemuka Diamond. Cowok itu tengah duduk diatas motor mewahnya. Dilihatnya, Diamond melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Mengisyaratkan agar ia menghampiri Diamond.
Diary pun melangkah menuju tempat motor Diamond terparkir.
"Kenapa kamu nyuruh aku kesini?" Tanya Diary to the point.
"Lo pulang bareng gw," tegas Diamond
Itu bukan ajakan, melainkan itu perintah!
Diary sebenarnya ingin menolak, namun entah mengapa mulutnya terasa kaku, tidak mempunyai keberanian untuk bicara. Akhirnya lagi-lagi Diary hanya menurut.
Di sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan diantara mereka. Tidak ada yang membuka bicara. Sampai Diary menyadari bahwa ini bukan arah jalan kerumahnya.
"Eh, eh. Ini bukan arah jalan kerumah aku. Kamu mau bawa aku kemana," rengek Diary.
"Udah diam, dan ikuti saja," Tutur Diamond.
"Tapi ini kita mau kemana?? Kamu mau nyulik aku ya? Huaa mama tolong aku mau diculik," rengek Diary dengan nada tinggi.
"Gw laper. Mau nyari makan dulu. Lu diem aja bisa gak sih," ketus Diamond.
"Ooohh, bilang dong daritadi," lega Diary.
Mereka pun tiba di sebuah restoran mewah. Dekor restoran yang dipenuhi oleh warna pink serta bentuk hati, di depan teras nya terdapat taman bunga yang sangat cantik. Ditambah suasana malam yang indah, langit yang dihiasi oleh bintang-bintang yang berkilauan, serta bulan yang menampakkan sinarnya. Menambah suasana keromantisan yang ada.
Tempat ini sangat cocok sekali untuk mereka yang sedang berkencan. Namun, untuk apa Diamond membawa Diary ke tempat ini??
Diary terpana dengan kemewahan restoran tersebut. Diary belum pernah dibawa ke tempat seperti ini oleh seorang cowok.
Ketika Diary terpana dengan pemandangan yang ada di restoran, ia tidak sadar bahwa Diamond sudah berjalan jauh di depannya. Diary pun menyusul Diamond.
"Kamu yang ngajak aku kesini, tapi aku ditinggal," sebal Diary dengan wajah kecut
"Lagian lu norak," ketus Diamond. Buset dah tuh mulut kaga disaring apa:(
Diary mengerucutkan bibirnya, sebal dengan apa yang dikatakan Diamond. Hal itu membuat Diamond tersenyum kecil. Sangat tipis sekali, sampai-sampai tidak ada yang menyadarinya.
Langsung saja mereka menuju salah satu meja yang kosong. Diamond memanggil pelayan untuk memesan makanan.
"Mba saya pesen ikan turbot sashimi, pizza, chocolate pudding, dan minumnya golden opulace sundae. Lo mau pesen apa?" tanya Diamond pada Diary.
"Ehh, aku.. aku bingung. Kenapa semua makanannya mahal-mahal banget." lirih Diary.
"Udah, gapapa. Lu pesen aja apa yang lu mau." ucap Diamond sambil menampakkan senyumnya yang menawan.
"Sebenernya kamu mau ngomong apa sih. Langsung aja deh, kalo gak ada yang penting aku mau pulang," gerutu Dairy.
"Iya iya yaudah gua langsung aja ya," tutur Diamond.
"Jadi gini, gw mau lo jadi pacar gw," tutur Diamond mantap.
"APA?! Kamu gila?? Aku gak mau," tolak Diary.
"Selama sebulan aja. Setelah itu lo bebas milih. Mau lanjut sama gw atau berhenti." pinta Diamond.
"Kenapa aku harus turutin mau kamu," cibir Diary.
"Karena lo gak ada pilihan buat nolak," tangkas Diamond. Mantap babang Momond:/
Diary langsung diam seribu bahasa.
---
Segini dulu ya, kalo banyak yg vote dan comment next aku panjangin lagi. Janji!🤧😤
Jangan lupa vomment nya!!!
Kasihanilah author yang udah capek-capek ngetik ini😊See you guys 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond and Diary
Dla nastolatkówLo yang ngajarin gw, kalau hidup gak selalu tentang kemewahan, tapi kenapa setelah semuanya lo malah pergi? -Diamond Berlian seperti lo, ga pantes dapetin buku usang seperti gw -Diary Amazing cover by: @divtnaa_