"Ini awal kemenanganku, tunggu sampai aku melengserkanmu"
.
.
.
Senyum tidak pernah lepas dari bibir Wonwoo setelah mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung. Memikirkan bahwa ada sesosok makhluk kecil yang sedang tumbuh didalam perutnya entah kenapa membuatnya begitu bahagia. Dadanya terasa menghangat.
Mingyu yang melihat Wonwoo-nya begitu bahagia hanya terkekeh pelan.
"Sebahagia itukah dirimu, Selir Agung?"
"Benar sekali, Yang Mulia"
Wonwoo bahkan menjawab pertanyaannya sambil terkekeh. Meyakinkan Mingyu sekali lagi bahwa wanita itu benar-benar bahagia.
"Terima kasih"
"Ya?"
Sebelah tangan Mingyu terulur untuk menyentuh perut Wonwoo yang masih rata, mengelusnya lembut.
"Terima kasih untuk ini, terima kasih juga untuk memberiku kebahagiaan selama ini. Tetaplah disisiku, Selir Agung. Karena aku tak akan membiarkanmu pergi"
Wonwoo tersenyum. Sangat manis sampai matanya menyipit hingga hampir tenggelam. Dia meletakkan tangannya diatas tangan Mingyu yang masih mengelus perutnya.
"Hamba tidak akan meninggalkan Anda, kecuali Anda sendiri yang membuang hamba selir ini"
.
.
.
Wonwoo menjadi lebih cantik berseri karena bahagia, terlihat dari rona wajahnya. Wanita itu benar-benar lebih sering tersenyum setelah mengetahui bahwa dirinya hamil, membuat seluruh penjuru Istana juga tersenyum bahagia. Mereka tidak sabar menyambut kedatangan Putra Mahkota.
Wonwoo sedang ingin berjalan-jalan di taman. Mingyu, pria itu benar-benar membangun taman bunga yang luas untuk dirinya. Masih terekam diingatan Wonwoo, saat Mingyu dengan senyumnya yang lebar menarik tangannya, membawanya ke taman, dan mengatakan bahwa taman ini dibuat khusus untuk dirinya. Suaminya itu.
Wonwoo menghentikan langkahnya saat menemukan sosok gadis kecil yang berjalan kearahnya.
"Paduka Selir Agung"
Gadis kecil itu sedikit membungkuk saat sudah sampai dihadapan Wonwoo. Ah, dia ingat. Ini Putri Yena. Gadis ini benar-benar cantik, seperti ibunya.
Wonwoo hanya tersenyum kecil saat menatap gadis itu, lalu melanjutkan langkahnya menuju taman.
"Cantik sekali"
Putri Yena berdecak kagum setelah Wonwoo benar-benar pergi dari hadapannya.
.
.
.
Wonwoo sedang memetik mawar putih saat suara lembut menginterupsinya. Tunggu, taman ini miliknya, berani-beraninya wanita itu mengganggunya disini.
"Selir Agung"
Wanita ini.
Wonwoo membalikkan tubuhnya perlahan, sedikit membungkuk untuk memberi hormat pada wanita dihadapannya.
"Bagaimana keadaanmu?"
Wonwoo mendecih dalam hati. Apa maksud wanita ini dengan berbasa-basi padanya?
"Sangat baik, Yang Mulia Permaisuri. Setelah seseorang berusaha mencelakakan hamba dan calon putra mahkota"
Raut wajah Jisoo sedikit mengeras, namun hanya sebentar karena wanita itu berusaha menormalkan ekspresi wajahnya sedetik kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE - MEANIE [GS] ✔
Fiksi Penggemar"Aku tidak kalah. Sejak awal, semuanya adalah milikku" WARNING!! GS MATURE