~PROLOG~

47 3 2
                                    

Sebenarnya apa yang Tuhan berikan kepada kita itu lebih dari cukup, hanya saja standar yang manusia buat menjadikannya tidak pernah cukup.

~~~


Mobil Papa baru saja memasuki gerbang rumahku, dan saat itu juga firasatku tidak enak. Aku yakin Papa ku akan memulai pertengkaran lagi dengan Mama. Aku tidak mau melihat pertengkaran itu, karena aku tidak sanggup, hatiku terasa sesak melihatnya.

"Sha, jangan nangis, ntar cantiknya ilang lhoo. Aku tau kamu cewek strong. Aku juga ngerasain kok apa yang kamu rasain sekarang. Aku akan selalu ada disamping kamu, jangan pernah ngerasa sendiri yaa." ucap Arvid sambil memeluk Arsha.

"Makasih ya kak udah selalu ada disamping aku."

"Iya santai aja, kan kamu udah seperti adek aku sendiri. Kalo kamu butuh teman curhat atau butuh bahu buat bersandar, bahu ku selalu siap kok" ucap Arvid sambil mengacak pucuk rambut Arsha hingga berantakan.

"Aishhh rambutku berantakan kak.... Yaudah ndang pulang gih, keburu sore lhoo. Kalo udah sampai rumah jangan lupa kabarin aku yah."

"Okee siap bu bos." ucap Arvid sambil mengacungkan jempol nya.

Gadis itu melambaikan tangannya pada Arvid. Setelah itu, Arsha berjalan dengan rasa berat membuka pintu. Samar-samar suara perdebatan antara Mama dan Papanya terdengar nyaring.

"Saya sudah ada wanita lain yang jauh lebih cantik dari kamu, yang lebih kaya dan terjamin. Sedangkan kamu? Kamu wanita yang gak bisa ngurus anak! Liat anakmu, si Arsha itu, dia bisa nya cuma menyusahkan saya doang." ucap Papanya emosi.

Hati Arsha begitu sesak dan tidak terasa air mata nya menetes begitu saja.

"Arsha itu anak kamu, kamu caci maki aku saja, jangan si Arsha. Arsha gak tahu apa-apa, jangan melibatkan dia dalam masalah ini."

Papanya menuju ke kamar, mengambil koper dan memasukkan baju.

"Sudahlah, saya akan pergi dari rumah ini dan menikah dengan wanita muda saya, karna saya tidak mau direpotkan oleh parasit seperti kalian berdua." ucap Papanya.

Arsha menuju ke kamar, karena sudah tidak sanggup lagi mendengar perdebatan mereka.
Arsha tidak pernah sekalipun membenci mereka berdua, Arsha sangat sayang dengan mereka, dan Arsha akan menunjukkan dan membuat mereka bangga akan prestasi Arsha.



















Jangan lupa vote&komen.

Ikutiii kisahku...
Salam hangat, evelyn:)💌

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang