~you? ~

34 12 7
                                    

Halo guys💜💜
Happy reading💜
Don't forget to VotMent🐣💜






















-----°°°°-----

Suasana senyap terlampau sepi menghiasi ruang aula gedung ini. Raut wajah lelah, tegang, bingung membaur jadi satu. Dengan tanpa permisi suara bariton memecah keheningan, pantulan nyaring dari mic menyuarakan suara berat khas 'ahjussi' tua tersebut. Semua manik sekarang tertuju kepada sang pemilik bariton itu, iya...sang penyelanggara kompetisi dance. Sambutan-sambutan yang dilontarkan 'ahjussi' itu sukses membuat Jimin jenuh bukan main, bagaimana tidak ini hanya lah kompetisi dance biasa bukan ajang pencarian bakat ataupun audisi menjadi Idol, tapi kenapa sesosok pria berperut buncit itu seperti pidato saat upacara...huft!. Jimin menyandarkan kepalanya ke tembok, dia duduk disudut paling belakang, hampir tenggelam <ralat 'sudah tenggelam' oleh lautan manusia, sampai- sampai manik sipitnya hanya segaris saking berusaha mem-fokuskan pupilnya untuk memandang nan jauh disana.

Setelah 15 menit 'ahjussi' itu berpidato, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba, sesi penyebutan pemenang kompetisi ini akan disebutkan. Jimin pun dengan wajah yang kelewat datar tak dapat meng-ekspresikan hal yang ia tunggu sedari tadi. Sang MC menyebutkan dari juara ke-3 (bla bla bla), suara gemuruh tepuk tangan memenuhi lingkup ruangan, tak lama kemudian juara ke-2 (bla bla bla) pun disertai gemuruh yang sama, dan san juara pertama akan disebutkan, raut wajah tegang menyelimuti setiap insan yang ada diruang itu termasuk Jimin.

" Dan pemenang pertama dari kompetisi ini adalah....(slow motion ala MC, ya kalian tau lah:v)
selamat kepada PARK JIMIN!!!" sorak MC.

Sorakkan pun pecah begitu saja disertai tepuk tangan meriah bak artis papan atas. Iya..Jimin menjadi artis hanya dalam waktu yang cukup singkat. Sedangkan keadaan Jimin sekaranglah yang patut dipertanyakan, mulut sedikit menganga,sepasang alis terangkat, dahi berkerut, mata sipit membola serasa ingin lepas dari cekungannya. Karena tak kunjung bergerak layaknya patung, orang disampingnya memberi pukulan kecil yang mendarat di bahunya, menyadarkan Jimin dari selebrasi otaknya untuk me-loading apa yang barusan ia dengar.

----°°°°----

10 menit setelah sesi 'campur aduk' atas kompetisi yang Jimin menangkan itu selesai, Jimin tak henti menyunggingkan senyum diantara belahan bibir ranumnya. Ia menuju mini market tak jauh dari rumahnya untuk membeli beberapa daging dan bahan makanan lainnya untuk merayakan kemenangannya tadi bersama ibunya, walau mungkin nanti hanya kebingungan dan rentetan pertanyaan akan menghujaninya kira-kira seperti ini,

'mwo? Kenapa kau belanja banyak sekali?'
' ada apa ini?'
'kau dapat uang sebanyak itu dari mana'?
'YA! Jimin kau tidak mencuri kan?'
Dan masih banyak lagi...
Segudang, eh gudang pun tak sanggup menampung pertanyaan ibunya itu:v.

Jimin mengeluarkan benda pipih canggih dari kantung celananya, disana tertera waktu menunjukkan pukul 04.30 sore. Setidaknya dia masih punya waktu untuk minum sekaleng soda dan duduk didepan mini market yang disediakan kursi. Melepas penat dan beban hidup yang makin menjadi tiap harinya. Tak berapa saat ia melamun, tiba-tiba bayang tubuh jenjang, bahu tegap,dan terlihat surai terkibas karena angin menutup penuh bayangan Jimin, sontak menuntut kepalanya menoleh kebelakang. Dan... Yang ia temukan adalah sosok pria dengan senyum kotak terukir rapi diraut wajah orang itu. Manik Jimin menyipit sesaat karena silau, pasalnya  pria itu berdiri membelakangi matahari dengan sinar yang menerobos lewat selah leher dan memantul ke maniknya.

"Jimin??" retorik pria itu.

Manik Jimin melihat dengan sempurna sekarang, sontak membuat ia berdiri dari duduknya.

ARBORETTUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang