6. I'm an INTJ, I Can Do Anything [rev]

183 17 44
                                    

Except...

***

Satu kepercayaan gue.

Gue bisa melakukan semua hal kalo gue mau. Gue akan menemukan kunci masalah dan membuka jeruji hambatan yang menghalangi gue dari keinginan gue.

Gue yakin. Gue pasti bisa. Gue pasti bisa menaklukan kompetensi program akselerasi.

Bermodal informasi rencana yang belum diumumkan secara resmi oleh pihak sekolah, gue kan curi start untuk mempersiapkan diri dari yang lain.

Tanpa basa-basi, setelah gue selesai mandi gue langsung cari informasi sebanyak-banyaknya tentang akselerasi dari berbagai sumber. Mencatat berbagai hal penting dan menggarisbawahi apa aja yang dirasa darurat.

Setelah itu gue melirik seluruh pojok kamar, dan akhirnya tertuju ke depan di mana ada puluhan cetak buku berjejer dengan sampul warna-warni dan ketebalan yang berbeda.

Gue memilah beberapa buku untuk menjadikan bahan pedoman belajar gue. Nggak perlu banyak, cuma 1 atau 2 buku untuk 1 mapel. Nasehat guru biologi sih, lebih baik sedikit buku tapi paham daripada banyak sumber tapi cuma bikin pusing.

Selanjutnya, kunci pintu kamar rapat-rapat. Pastikan nggak ada yang mampu mengganggu konsentrasi belajar sekalipun itu kebakaran atau badai kencang. Pilih tempat paling nyaman di dunia ini untuk belajar. Juga pastikan HP dalam keadaan mode pesawat.

Tata pulpen, pensil, stabilo, tipe-x, penghapus, penggaris, buku, minum, camilan, HP, atau apalah itu di meja belajar. Kumpulin jadi satu biar nggak susah-susah ngambil dan akhirnya bikin kesel sendiri harus gerak karena udah PW.

Nyalain lampu belajar, buka tutup botol, minum air secukupnya, tarik napas panjang biar rileks, duduk senyaman mungkin, berdoa, dan motivasi diri sendiri sebelum mulai belajar.

"Don't wait for luck,"

Setelah itu gue ambil HP, buka aplikasi musik dan memilah lagu yang akan menemani perjuangan gue menata masa depan.

Dan gue menemukannya, Hall of Fame dari The Script.

Lembaran putih pertama buku dibuka dengan alunan piano yang khas seperti backsound motivasi. Gue mulai konsentrasi meresapi materi kimia.

Kata guru biologi gue, poin penting dalam belajar itu bukan seberapa sering kita membaca, tapi seberapa paham kita saat diterangkan oleh guru. Iya, dan itu terbukti. Ini tentang kualitas bukan kuantitas.

Maka ini pentingnya fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan. Karena ada beberapa momen 'owh gitu caranya?' atau 'oh gitu maksudnya?' yang nggak bisa diulang saat guru berusaha memberi pemahaman kepada kita. Kalo kita nggak memperhatikan dan nggak ngeh apa maksud si guru, ya udah wasalam.

Iya untung kalo bisa paham secara otodidak atau paham dari penjelasan orang lain. Kalo nggak?

Dan untuk membangun konsentrasi belajar kaya gini bisa dibilang susah. Butuh kesadaran diri dan motivasi kuat dari diri sendiri. Harus dipaksa. Gue sendiri butuh bertahun-tahun lamanya untuk membangun kebiasaan ini.

Saat gue udah berhasil membangun konsentrasi ini, bunyi musik atau godaan fitur HP lainnya udah nggak jadi masalah. Yang masuk ke otak gue cuma materi kimia, dan yang masuk ke alam bawah sadar gue adalah pesan lagu yang menyuruh gue terus semangat berjuang.

Membaca ulang dan latihan cuma menguatkan memori, sekali lagi keberhasilan belajar ada pada setajam apa pikiran saat menangkap materi. Percaya deh.

Gue nggak pernah tuh belajar atau hapalan di kelas. Itu cuma membuyarkan memori. Baca banyak buku untuk satu mapel. Itu cuma bikin pusing karena kita bakal stuck sama perbedaan metode si buku. Saat temen gue yang lain sibuk mati-matian hapalan atau memahmai atau entah apalah itu, gue lebih milih nyante main HP apa tidur dan nggak terprovokasi buat gila belajar.

INTJ And Life | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang