Farah terbangun dari tidurnya karena suara siaran tv yang sedikit mengganggunya.
“ Siapa yang menonton tv sepagi ini?” Farah mengerenyit bingung. Tak berlangsung lama, ia mematikan tv dan berlalu pergi bersiap untuk keberangkataanya ke kota pelajar. Kota dimana ia menuntut ilmu.
Farah mengangkat semua barang barang yang telah ia persiapkan beberapa hari yang lalu. Semua telah siap, tinggal menunggu waktu saja. Farah memandang kesekitar rumah, ia akan sangat merindukan tempat ini. Memang, ini terkesan berlebihan. Karena, pada akhirnya ia akan kembali saat libur telah tiba.
“ Farah, sudah siap?” Farah menoleh kearah Bundanya yang telah berdandan rapih.
“ Ayo, Bun! Nanti Farah ketinggalan kereta lagi,hehe”
×××
Tak perlu waktu lama mereka telah tiba di stasiun terdekat di Kota mereka. Bukan, itu satu satunya Stasiun di Kota mereka. Namun, memang jarak dari rumah Farah tak memakan waktu lama, hanya berkisar 10 menit.
××××
Farah mengambil handphone nya yang terus saja berdering. Sedari tadi ia malas mengangkat karena sangat mengantuk. Namun, karena handphone nya terus saja berdering dan malah mengganggunya ia memilih untuk mengangkatnya.
“ Halo, kenapa?”
“Kenapa?! Gak ada rasa bersalah nya kamu. Aku udah telfon kamu berapa kali sih? Kenapa gak diangkat? Bikin khawatir aja!” Farah menghembuskan nafas perlahan, ia menyadari kesalahanya hingga membuat Rey marah.
“ Iya aku minta maaf ya Rey, soalnya tadi aku ngantuk banget.”
“ Ya udah deh yang penting kamu ngga kenapa napa,”
“ Oh iya, sekarang kamu lagi dimana?”
“ Aku di kereta, Rey. Gimana?”
“Oh kamu udah di kereta ya, nanti deh aku nyusul. Tiket kereta buat hari ini habis semua”
“ Ya udah ngga papa, yang penting kamu cepet berangkat ya. Aku kangen,”
“ Iya sayang, kamu yang hati hati ya”
“ yaudah udah dulu ya, bye.”
“Bye”
Farah memutuskan sambungan telfon nya. Ia menyandarkan kepalanya, memejamkan mata mencoba melanjutkan tidur nya.
“ Farah,” Seseorang dengan keras menepuk bahu Farah membuat sang empunya menoleh kesal.
“ Ada apa sih, Din?” Farah menatap tak suka.
“ Ngambekan amat sih lo!”
“ Abisnya lo ganggu banget ish,” Farah memalingkan wajahnya kesal,
“ Lihat nih! Tadi Kak Viona cerita ke gue tentang gebetanya,” Ujar Dina antusias sambil memperlihatkan room chat nya dengan kak Viona di WhatsApp. Farah hanya menaikkan alis nya sama sekali tak tertarik.
“ Jadi gebetanya kak Viona tuh berubah, iya si Rey itu. Kata kak Viona dia berubah banget. Lo juga tau kan kalo kak Viona harus ngelaksanain tugas dari sekolah tentang praktik kerja lapangan,pasti kan dia sibuk banget cari donasi sana sini kan. Akhirnya mereka longdistance deh,”
“ Lo segitu gak punya kerjaan nya sampe sampe harus ngurusin urusan nya orang, Din?” Sahut Farah jutek. Jauh dari lubuk hatinya perasaan tak nyaman mulai muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dee'Faa
RomanceFarah, hidup dikeluarga sederhana dengan keluarga yang sudah tak utuh lagi. Kekerasan dahulu sering sekali terjadi di rumah nya. Karena perusahaan keluarga nya bangkrut, ia harus dikirim ke sekolah yang jauh dari kota dan memiliki biaya paling renda...