Farah mengemasi semua barang barang nya. Ini benar benar berita yang mendadak.
Sampai saat ini Farah juga belum mengerti kenapa tiba tiba sekolah meliburkan anak anak didik nya.
Terakhir kali yang sempat Ia dengar, libur ini adalah keputusan pemerintah terkait penyakit yang sedang trending. Farah juga belum mengerti banyak tentang penyakit itu, karena tidak ada tv di asrama nya ,membuat ia sedikit ketinggalan berita berita terbaru.
Padahal berapa minggu lagi sekolah akan mengada ujian kenaikan kelas.
Tapi ini bukan hal yang buruk. Farah sudah memikirkan hal apa saja yang akan ia lakukan saat libur panjang di rumah.
"Lo mau pulang sekarang, Fa?" Tanya Revina sedikit terkejut melihat Farah berkemas secepat itu.
"Gue ambil pemberangkatan tercepat, kebetulan tadi masih ada sisa tiket buat hari ini." Sahut Farah spontan tanpa menoleh untuk memandang lawan bicaranya.
"Lo serius mau pulang sekarang? Gak bareng kita aja besok? " Farah hanya mengangguk sekilas.
Revina terus memperhatikan pergerakan Farah yang terlihat sangat gesit, dengan gerakan lihai dan cepat Farah menurunkan satu koper, dua totebag, dan satu tas ransel dari tempat tidur nya. Farah mengendong tas ransel nya, mengambil boneka pengantar tidur nya dan menarik kopernya keluar.
"Gue cabut duluan! Sorry gak bisa bareng kalian." Pamit Farah tanpa menoleh ke belakang. Revina hanya mengangkat bahu acuh.
+++
Farah melihat ke sekitar, hari ini penumpang tidak begitu ramai seperti biasa nya.
"Sorry ya Rey aku gak pamit. Perasaanku lagi gak karuan, aku takut malah jadi emosi ke kamu." Farah menatap layar ponsel nya, baru beberapa menit yang lalu ia meninggalkan Rey. Namun, ada rasa rindu yang ketara.
" Bun, hari ini Farah pulang. Tolong jemput Farah di stasiun, sekitar 2 jam lagi." Farah mengetik pesan singkat kepada Bunda nya agar menjemput nya.
Farah menyandarkan kepalanya, ia teringat akan semua perkataan teman nya yang selalu terngiang di kepala nya.
"Lo bener bener cinta sama Rey?"
"Lo nyaman sama dia, terus lo rela jadi yang ke dua?"
"Lo nyakitin Rey yang jelas jelas udah gak cinta sama Kak Viona, Lo nipu Kak Viona, dan lo nyakitin diri lo sendiri. Ngerti?!"
"Kalo lo cinta sama Rey, suruh Rey tinggalin Kak Viona!"
"Pasti dia gak bakal nyangka cowo kesayangan nya itu selingkuh sama Adik kelas nya sendiri,"
"Kenapa sih di dunia ini harus ada pelakor. Pelakor tanpa perasaan! Dan gak punya hati!"
Farah menghembuskan nafas nya kasar, semua perkataan teman teman nya sungguh mengganggunya. Perkataan itu terus berputar di benak nya seperti kaset rusak.
+++
Tak terasa Farah telah menginjakkan kaki nya di kota tercinta beberapa menit yang lalu. Ia membeli beberapa cemilan dan minuman sembari menunggu Bunda nya menjemput. Di samping itu ia juga berulang kali mengecek ponsel nya menunggu nontifikasi masuk. Namun, Bunda nya belum juga membalas.
Farah berkeliling sekitar stasiun mencari hal menarik yang akan membuatnya terhibur selagi menunggu Bunda nya menjemput. Namun, stasiun terlihat sangat lenggang untuk hari ini.
Stasiun sepi, dan hanya ada beberapa orang melintas cepat, membuat Farah cepat merasa bosan dan mulai menyadari bahwa Bundanya belum juga membalas pesan nya.
"Ini hampir malem dan Bunda belum jemput? " Farah melirik sekilas ke arah jam tangan nya yang melingkar indah. Raut wajah takut dan khawatir jelas tampak di wajah Farah saat ini.
"Jam segini angkutan mana ada, apa lagi di sini grab belum banyak yang make." Farah mengusap wajah nya gusar. Lelah perjalanan membuat emosi nya naik, di tambah lagi koper, tas dan boneka nya yang sangat merepotkan.
"Masa iya gue jalan kaki? Hampir 3 Km gue jalan kaki? Gila aja!" Farah menggelengkan kepalanya membayangkan ide buruk nya. Meskipun begitu, sudah beberapa menit yang lalu Farah mulai berjalan kaki.
"Farah" Panggilan seseorang membuat Farah reflek menoleh. Karena bagaimanapun juga itu adalah nama nya.
" Aldric?" Farah mengigit bibir nya kencang, mendadak jantung nya berdebar cepat. Farah memundurkan badanya beberapa langkah ke belakang.
"Sorry gue mau balik dulu!" Farah menepis kasar tangan Aldric saat hendak menyentuh nya.
"Jangan pernah pegang gue!" Farah berlalu pergi begitu saja.
Aldric hanya diam membisu tak mengerti apa yang harus ia lakukan.
÷÷÷
Hai teman teman... gimana? Sorry ya author up nya agak telat. Part kali ini juga lebih pendek dari biasanya.
Gimana kabar kalian? Author harap baik dong.. harus semangat jalain karantina ya😇😊
Author ada rekomen cerita bagus nih, kalian langsung mampir aja dari sini, ok3?
Langsung aja mampir di cerita "Sajadah Cinta Humairah"
teken aja link nya dibawah sini teman temanhttps://my.w.tt/9ug9SMQrx6
Karya "triwit_girly2"
Oh ya guys, temen temen ku, pembaca setia tersayang ku❤❤ Makasih buat kalian yang masih stay di Dee'Faa author seneng banget..
Pokoknya ikutin terus cerita nya yaa😇 Jangan lupa buat tinggalin jejak dengan cara vote and komen yang ada di bawah.
Sayang kalian💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Dee'Faa
RomanceFarah, hidup dikeluarga sederhana dengan keluarga yang sudah tak utuh lagi. Kekerasan dahulu sering sekali terjadi di rumah nya. Karena perusahaan keluarga nya bangkrut, ia harus dikirim ke sekolah yang jauh dari kota dan memiliki biaya paling renda...