Ini salah.

82 49 20
                                    

Farah menormalkan degup jantungnya. Ia menoleh meyakinkan lagi dugaan nya.

"Farah?" Farah hanya tersenyum masam.

"Lo kok bisa disini?" Tanya nya lagi.

"Iya tadi aku yang ajak dia. Abisnya nunggu kamu lama, jadi aku minta Farah nemenin. "  Jelas Viona mendahului Farah.

Farah mengutuk dirinya sendiri, karena mau ikut bersama Viona.

"Sini Rey, duduk!" Pinta Viona sambil menepuk bangku di sebelahnya.

"Aku sini aja." Rey memilih duduk di sebelah Farah. Farah yang kaget sontak menggeser bangku nya..

"Kak, aku pulang ya." Farah bangkit saat Rey mencoba menyetuh tangan Farah di bawah meja.

"Makanan lo aja belum habis, Fa " Viona memandang heran Farah.

"Aku lupa kak, aku ada janji sama temen." Jawab Farah gugup.

" Lo ada janji sama siapa?" Tanya Rey dingin.

"Temen, iya temen." Farah semakin gugup di buat nya.

"Yaudah, biar gue aja yang bayar!"

"Iya deh kak, thanks ya kak." Tak ada waktu untuk Farah menolak, Ia sudah sangat tak nyaman dengan situasi ini. Farah tersenyum sebisanya lalu berlalu pergi.

"Vi, aku ke toilet sebentar." Pamit Rey tak lama setelah Farah pergi. Viona hanya mengangguk tanpa curiga.

Di luar cafe, Farah masih diam tak berbuat apapun. Fikiran nya saat ini kosong.  Rey yang melihat Farah masih berdiri termenung langsung menghampirinya.

"Fa," Panggil Rey lembut. Farah yang sadar siapa yang memanggilnya langsung berlari cepat. Namun, dengan sigap Rey mengejarnya dan menahan nya dengan mencekal tangan Farah kuat.

"Kenapa sih lo gini, Fa?" Tanya Rey gusar. Wajah nya memperlihatkan kemarahan yang tertahan.

"Kenapa?" Tanya Farah mengeja. Tak menyangka Rey akan bertanya hal sekonyol itu.

"Lo marah gak jelas, lo pergi gitu aja, lo diem, lo ngelamun. Lo itu malah bikin Viona curiga tau gak!" Bentak Rey semakin emosi.

"Gue itu siapa lo sih?" Tanya Farah mulai tak sabar. Nada bicara nya meninggi, bahasanya pun mulai kasar.

"Barusan lo manggil apa?"

"Lo, gue! Kenapa? Lo gak terima gue gini? Lo aja bisa kapan pun manggil gue 'lo'  Terus gue gak bisa?"

Farah mengusap air matanya kasar. Namun, lagi lagi air matanya mengalir deras, Farah terisak, suaranya benar benar sudah tak tertahan.

"Sorry, gue udah pernah masuk ke kehidupan lo." Lanjut Farah setelah Ia merasa lebih baik.

"Mulai sekarang jangan pernah ganggu gue. Kita putus!" Farah berlari tanpa menunggu jawaban Rey. Ia bahkan tak peduli lagi jika orang akan memandang nya aneh. Hari ini benar benar membuat nya lelah.

Farah terus berlari. Air matanya, Ia biarkan terus mengalir bercampur dengan keringat yang menetes. Rasanya semuanya telah hancur.

Dee'FaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang