Farah meraih tas nya dan berlari keluar kelas. Seluruh kelas hanya menatap heran kepergian Farah.
Hati nya begitu sakit. Fikiranya kacau tak bisa menerima apapun. Semakin Farah melanjutkan hubungan nya dengan Rey, semakin jelas rasa gelisah yang selalu muncul di hati.
Tapi, saat Ia mencoba untuk melepaskan Rey, semakin kuat rasa cinta nya pada Rey.
Semua ini terasa sulit untuk nya.
Farah membaringkan tubuhnya di kasur. Ia menatap langit langit kamar sendu.
"Apa aku sudah terlalu jauh melangkah? "
"Apa aku akan terus nyakitin Kak Viona gini?"
Farah mengacak rambut nya Frustasi. Hati nya tak bisa menjawab pertanyaan batin nya sendiri.
"Rey, apa kita udah pacaran? "
"Kenapa ya, semakin hari aku justru merindukan hubungan kita yang hanya sebatas teman dulu. " Gumam Farah lirih.
"Farah?" Panggilan itu sontak membuat Farah menoleh takut.
"Ka..Kak Vioana?" Farah membulatkan mata terkejut. Ia langsung merapihkan rambut nya yang berantakan akibat ulah nya sendiri.
"Kenapa lo kaget gitu, Fa?" Tanya Viona heran, Farah hanya tersenyum hambar, jauh di dalam dirinya merasa lega karena Viona tak mendengar semua ucapan nya.
"Aku cuma kaget, Kak. Oh iya, kenapa kakak bisa ada disini?"
"Ada barang yang perlu gue ambil." Jawab Kak Viona singkat. Farah hanya ber-Oh ria.
"Lo gak masuk sekolah, Fa?" Tanya Kak Viona, saat mereka sudah mulai terdiam satu sama lain.
"Aku izin kak, agak gak enak badan." Farah tak sepenuh nya berbohong. Karena dari semalam badan nya memang sudah sedikit meriang. Tapi, karena ini hari yang Farah tunggu, Ia akhirnya memilih untuk tetap berangkat. Hatinya pun sedang sangat tidak baik. Jadi, ini sudah lebih dari cukup untuk di kategorikan tidak enak badan.
"Dari pada lo disini sumpek,sendirian, nanti lo malah jadi gak sembuh sembuh. Gimana kalo lo ikut gue aja ke kafe deket studio" Tawar Viona. Farah sempat diam sejenak, bingung harus menjawab apa.
"Udah gak usah kebanyakan mikir, Ayo! " Viona menarik tangan Farah agar bangkit dari kasur.
"Yaudah kak, aku siap siap dulu."
" Yaudah, cepet siap siap!"
+++
Viona memilih tempat duduk yang lumayan jauh dari keramaian. Farah hanya mengikuti kemana Viona membawanya.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Viona.
"Aku samain aja sama kakak" Viona langsung mengangguk paham. Viona segera memberitahu pelayan yang sejak tadi sudah menunggu.
"Fa, gue mau tanya sama lo" Ujar Viona tampak gelisah. Raut gelisah nya membuat Farah justru khawatir akan apa yang di tanyakan nanti.
"Mau tanya apa, Kak?" Jawab Farah sedikit ragu.
"Lo sahabatan sama Rey?" Farah langsung tersedak salivi nya sendiri.
"Eghm.." Farah beberapa kali berdehem menormalkan tenggorokan yang terasa tercekat.
" Kita cuman temen, kak" Jawab Farah setelah sekian lama Ia mencari jawaban yang pas.
"Lo bilang aja sama gue, Rey udah cerita semua kok tentang lo ke gue." Farah membelalakan matanya tak percaya.
"Apa, Kak?
"Dia bilang, lo tuh temen terdeket Rey dikelas" Lanjut Viona. Farah hanya terdenyum lega.
" Kalo Kak Viona keberatan, aku gak akan deket deket Rey lagi."
" Sama sekali gue gak keberatan. Cuma, gue sedikit cemburu aja sih sama kedekatan kalian," Ujar Viona jujur.
"Cemburu?" Farah mengulang perkataan Viona yang membuat nya berfikir.
"Gue pernah gak sengaja liat foto kalian berdua di hp Rey," Terang Viona,
"Padahal gue aja gak pernah foto sama Rey," Lanjutnya lagi.
"Waktu gue minta foto berdua sama Rey, pasti aja Rey punya alasan buat nolak" Dengan mendengar semua cerita Viona, rasa bersalah justru semakin memperjelas keberadaan nya di sana.
"Mungkin, Rey emang gak sempet Kak waktu itu." Jawab Farah berusaha menenangkan. Bukan menenangkan sebenarnya. Karena, hanya itu yang bisa Farah keluarkan dari bibirnya.
"Rey juga sekarang berubah, Fa. "
Ujar Viona terlihat pasrah. Raut wajah nya memancarkan kesedihan yang amat terlihat."Berubah gimana, Kak?" Farah mengusap bahu Viona menenangkan.
"Apa mungkin dia udah gak cinta sama aku ya?"
"Atau Rey udah ada cewe lain? " Dugaan Viona sontak membuat Farah tersedak jus yang Ia minum.
"Gak mungkin lah kak. Kata kakak, Rey tipe orang yang setia. " Sahut Farah meyakin kan.
"Mungkin kalo Rey berubah dia cuma lagi ngerasa bosen aja, Kak. Bukan nya wajar rasa bosan itu hadir di sebuah hubungan."
"Kakak yang sabar aja kalo Rey lagi beda sama kakak." Saran Farah panjang lebar.
"Iya gue yakin Rey gak akan pernah sakitin gue. Rey cinta banget sama gue. Gue yakin." Farah tersenyum kecut, hatinya sakit mendengar itu. Keyakinan Viona yang begitu kuat, suatu saat akan di kecewakan sendiri oleh keyakinan itu.
"Thanks, Fa." Farah hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Jam berapa ini? Ko gak sampe sampe ya?"
"Hah? Ada yang mau dateng kak?" Farah mengerenyit bingung.
"Iya." Sahut nya singkat. Viona terus melihat ke ponsel nya. Sesekali Viona juga melihat ke arah pintu.
"Siapa yang mau dateng kak?"
"Oh itu dia." Viona tersenyum manis menyambut kedatangan seseorang yang belum Farah ketahui. Belum sempat Farah menoleh, suara nya membuat Farah membeku di tempat.
"Hey sayang" Sapa nya ramah.
" Suara itu?" Farah membeku di tempat Ia tak mampu menoleh sedikit pun.
"Kamu sama siapa sayang?" Tanya nya pada Viona.
Farah menormalkan degup jantungnya. Ia menoleh meyakinkan lagi dugaan nya.
"Farah?"
÷÷÷
Hei temen temen...
Balik lagi yaa😅😅
Makasih banget buat kalian yang masih suport aku sampe sekarang.
Makasih udah mampir ke ceritaku.
Maaf kalau masih banyak salah.
Author juga Up nya lama maaf yah
😫🙏Jangan lupa ya manteman tinggalin jejak kalian..
Dengan cara vote and komen.
Buat yang belum follow langsung follow aja ya😇😇Sayang kaliaan😍😍
❤❤❤❤Ikuti terus cerita nya yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dee'Faa
RomanceFarah, hidup dikeluarga sederhana dengan keluarga yang sudah tak utuh lagi. Kekerasan dahulu sering sekali terjadi di rumah nya. Karena perusahaan keluarga nya bangkrut, ia harus dikirim ke sekolah yang jauh dari kota dan memiliki biaya paling renda...