#A1

71 3 2
                                    

(Dulu)
.
.
Banyak pertemuan yang menyenangkan, bahkan ada pula pertemuan yang tidak bisa dilupakan karena ada kesan didalamnya.Seperti halnya pertemuan antara Adira dan Arzan,bahkan pertemuan itulah yang membuat mereka sedekat ini hingga sekarang. Usia Adira selisih dua tahun saat itu dengan Arzan. Adira yang bertubuh tinggi dan besar itu bahkan bisa dilihat menyamai umur Arzan.

Saat sedang berada ditepi danau tanpa sengaja sebuah bola mendarat tepat dikepala gadis berumur lima tahun itu. Menangis? Tentu. Tak lama datanglah siapa pelaku atas kejadian tadi ia adalah Arzan.
"Kamu nggapapa kan? Maaf ya aku tidak sengaja." Ucap bocah kecil itu sambil terkekeh melihat gadis kecil didepannya menangis.

"Bunda, kakak ini nimpuk adek pakai bola. Sakit tau." Manja Adira yang mengadu pada bundanya. Bundanya hanya tersenyum,sambil mengajak dua bocah kecil itu duduk di bangku dekat danau.
"Kamu namanya siapa sayang?"
"Aku Arzan tante."
"Bunda ngga tanya adek yang sakit yang mana?" Adira kecil yang merasa terasingkan karena bundanya justru mengajak bicara Arzan.
"Nak Arzan sudah minta maaf sama Adira?"
"Sudah Tante ,tapi dianya diam saja. Kan aku ngga tau apa maunya." Arzan melirik Adira yang sudah menciutkan bibirnya.
"Adira sayang, Bunda pingin Adira jadi anak yang kuat dan pemaaf juga. Kalau ada yang minta maaf sama Adira ya harus dimaafkan . Setidaknya orang itu sudah mengaku salah dan mau minta maaf terlebih dahulu." Kata-kata lembut yang keluar dari mulut Bunda Adira itu berhasil meluluhkan hati gadis kecilnya.
"Ya udah, Adira maafin kakak. Tapi Adira tidak mau temenan sama kakak nakal." Tingkah lucu Adira justru membuat Arzan berani menjahilinya.
.
.
.

Itulah singkat pertemuan mereka. Rumah berdekatan,sekolah disekolah yang sama,orang tua mereka yang ternyata rekan bisnis membuat keduanya kini berteman dan sering bermain bersama. Entah itu dirumah Arzan atau Rumah Adira.

Tingkah aneh selalu saja mereka tunjukkan saat sedang main bersama. Bagaikan kucing dengan tikus yang tak mau bersatu. Ada saja perdebatan yang muncul diantara mereka,walau kadang hanya hal kecil yang mereka debatkan.
Namun mereka saling mengasihi dan saling menjaga. Bisa dilihat bahwa Arzan bisa menjaga Adira seperti menjaga adiknya sendiri.

Waktu kecil mereka pernah saling membuat surat tentang keinginan masing - masing saat sudah besar kelak. Kemudian surat itu dimasukkan kedalam sebuah box milik Adira. Tidak ada yang boleh membaca sebelum mereka dewasa nanti.
"Arzan janji ya jangan tinggalin Adira sendiri." Ucap Adira sambil mendekap box berisi surat masa depan itu.
"Iya,Arzan janji akan selalu ada buat Adira."
Ya,kira - kira begitulah ucapan dua bocah kecil itu.

Tahun demi tahun sudah mereka lewati bersama. Banyak sekali hal bahagia dan sedih yang sudah mereka lewati. Dan kini mereka berada disekolah yang sama pula. SMP Wira Bangsa, sekolah milik keluarga Wira Althafurrahman. Sekarang ini Adira duduk di bangku kelas 7 dan Arzan dikelas 9. Apa boleh buat hanya satu tahun disekolah yang sama dan akhirnya terpisah lagi karena beda sekolah.

Arzan sekarang bukan Arzan yang dulu. Yang hanya mengenal satu perempuan yaitu Adira. Tapi sekarang Arzan mulai membuka diri untuk dekat dengan perempuan di sekolahnya. Berbeda dengan Adira yang hanya ingin kenal dengan Arzan. Belum ada laki-laki yang bisa menyamakan kedudukan Arzan dihidup Adira.

Sebenarnya Adira tidak suka jika Arzan bersama yang lain. Tapi apa boleh buat, Adira menyadari bahwa kehidupan Arzan bukan hanya tentang dirinya. Namun walau sekarang Arzan dekat dengan cewek - cewek diSmpnya ,ia tidak bisa melupakan Adira dalam hidupnya.

"Weekend keluar yuk A,nanti aku kenalin sama temen-temen aku." Arzan menghampiri Adira yang sedang membaca novel di meja belajarnya.
"Engga ah, mau sama kakel. Nanti pada ngomongin aku disekolah"
"Udah ikut aja ya , seru kok sama temen- temen aku . Nanti ada Nadien juga."
"Nadien cewek kamu itu?" Adira kaget mendengar nama cewek itu disebut.

Gila ya lo,ngajak dia ngajak gue juga. Mau bikin gue panas
Batin Adira, bukannya dia cemburu tapi pasti dia akan dicuekin oleh Arzan dan Adira tidak suka itu.
.
.
.
.
.

Kira-kira Adira mau engga ya ketemu Nadien?
Eits, udah itu aja flashbacknya.
Karena kita ngga akan bahas Arzan dan Adien lebih jauh. Tapi tau deh entar hehe :))
Tunggu Adira dan Arzan yang sekarang ya teman-teman ....
Jangan lupa divote,tambah ke perpustakaan, dishere juga boleh.
Follow Ig aku @anastya367
❤️Buat kalian yang udah baca :))

Peluk Tanpa Ragamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang