six.

278 44 16
                                    




Setelah kejadian 'unit kasih sayang' memang tidak banyak yang terjadi dengan Haechan dan Heejin, tidak banyak juga yang berubah selain perasaan Heejin yang tanpa ia sadar kini semakin besar, dan Heejin pun tidak tahu kenapa.

Selesai porak adalah masa remedial dan tambah nilai sebelum akhirnya naik kelas. Memang janggal rasanya, setelah diberi porak malah ditimpa remedial, setidaknya begitu yang Heejin rasakan.

"heejin." Sapa Yeji tiba-tiba sembari mengambil posisi di sebelah Heejin yang kini sedang anteng dengan ponselnya, Heejin memang sedang kosong karena syukur tidak perlu mengikuti remedial apapun,

"apa?" jawab Heejin, menurunkan ponselnya lalu memandang Yeji,

"mau ikut nilai tambahan biologi gak?" tanya Yeji,

"tugasnya?"

"bikin poster doang, per tiga orang. Tapi gak boleh ngeprint." Jawab Yeji,

"lo mau bareng sama gue?", Heejin kembali bertanya, tapi dijawab putaran bola mata oleh Yeji, "yaiyalah, makannya gue tanya lo, pinter!"

"terakhir kapan? Satu lagi, siapa?"

"masih mingdep, terakhir banget. Satu lagi Shua, gue udah bilang, dia udah mau." Jawab Yeji mantap yang langsung disetujui Heejin.

"gue masih mau ngumpulin remed mat, kalo gue udah selesai kita langsung caw ke rumah gue ya." Lagi, Heejin hanya bisa mengangguk.

Yeji tertawa dalam hati, sejujurnya ia tau nilai biologi Heejin terbilang lebih dari cukup, karena Heejin memang sangat menekuni pelajaran itu. Yeji juga jauh lebih tau bahwa Heejin bukan ambis, melainkan memang susah menolak permintaan seseorang.

***

Heejin kini sedang dalam perjalanan menuju rumah Yeji, naik motor bersama Yeji, tentunya. Katanya, Shuhua akan menyusul karena ada sesuatu yang harus ia kerjakan dulu, yang jelas sesuatu yang berkaitan dengan Renjunnya.

"Jin, di rumah ada abang gue gapapa ya." Kata Yeji tiba-tiba, yang langsung mengundang kerutan dahi dari Heejin,

"lo punya abang?" dan hanya dijawab anggukan oleh Yeji, "ada temen-temennya juga. Gapapa ya nanti chaos dikit?"

"iya, tenang aja."

Dua kali Yeji harus menahan tawa, kini karena Yeji tau apa yang Heejin tidak.

Sesampainya di rumah Yeji, si puan dengan rambut dikuncir pun menuntun Heejin untuk masuk,

Baru saja dua langkah memasuki ruang tamu, Heejin sudah panik, kaget,

"Ji, kok..?"

Bagaimana tidak kaget, dia disambut oleh pemandangan Mark yang sedang duduk santai bersama gitarnya di karpet, menjadikan sofa sebagai sandaran, diatasnya ada Jeno yang kelihatannya sedang bermain games bersama Jaemin,

Dan disampingnya ada Haechan yang sedang bernyanyi bersama Mark.

"AYANG!" sapa Jeno yang melupakan games nya begitu melihat Yeji,

Menggelikan memang kedua sejoli ini, sebelumnya selalu ribut, tapi sekarang, tingkat bucinnya sudah ada di level lain.

"hai!!!" sapa Yeji balik dengan senyumnya sebelum ia melirik Heejin yang tampaknya bingung dengan situasi ini.

"kak Mark, abang gue." Kata Yeji santai sambil berjalan mendekat kearah gerombolan itu, lalu mengambil tempat untuk  duduk di samping Jeno, dan Heejin yang masih berdiri menatapnya.

"eh, mbak Heejin." Sapa Jaemin yang disambut gelengan kepala oleh Heejin,

"mbak UKS!!" yang itu,

Perihal Percaya. ( Lee Haechan x Jeon Heejin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang