Lima

21 1 0
                                    


Di rooftoop sebuah Apartemen..

Afka melirik gadis yang kini duduk bersebelahan di sampingnya.Gadis ini tidak terlalu buruk baginya,namun entah kenapa dia sepertinya susah sekali untuk membuka hatinya.Rasa sakit di masa lalunya masih belum bisa ia lupakan,meski orang yang dulu dicintainya pergi entah kemana.Tapi Afka tidak pernah berniat untuk membuka hati kepada wanita lain selain Karin, dan Afka yakin Karin akan kembali menemuinya.

Keinna menoleh ke samping dan ia sedikit terkejut karena sedari tadi Afka memperhatikannya.

"Ngeliatin gue nya biasa aja kali",sindir Keinna sambil tetap menatap lurus ke depan.

Afka yang merasa bahwa Keinna menyindir dirinya pun langsung memalingkan wajahnya.Afka hanya terdiam,tidak membalas perkataan Keinna tadi.

"Ka?Lo pasti nerima buat dijodohin sama gue terpaksa ya?",tanya Keinna.

"Itu lo tau",ucap Afka dengan nada dan ekspresi wajah yang datar.

Keinna memang belum menyukai Afka,tapi entah kenapa mendengar perkataan itu keluar dari mulut Afka membuat perasaan Keinna teriris.

"Terus lo kenapa nerima perjodohan ini",tanya Keinna lagi.

"Gue cuman terpaksa lagian gue cuman mau nurutin kemauan bokap sama nyokap gue aja",balas Afka dengan nada yang dingin.

"Kalau bukan karena mereka,gue ga sudi harus nikah sama lo nanti",sambung Afka lagi.

Dan tanpa sepengetahuan Afka,cairan bening keluar begitu saja dari mata indah Keinna.Ia tersenyum miris mendengar perkataan Afka tadi.Dengan cepat Keinna mengusap air matanya karena ia takut Afka melihatnya menangis.

Keinna tidak menjawab,dia hanya diam.

Afka melihat Keinna yang terus saja mengusap- ngusapkan telapak tangannya ke lengan atasnya,memang saat ini Keinna hanya menggunakan gaun lengan pendek.

Lalu tanpa sepengetahuan Keinna,Afka pun melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Keinna.

Keinna sedikit terkejut dan menoleh.

"Ehh lo mau ngapain gue?",tanya Keinna dengan tatapan sinis.

"Gausah geer lo,gue cuman gamau kalau nanti lo pulang dengan keadaan masuk angin,gue gamau ortu lo nyalahin gue nantinya",balas Afka.

Ternyata Afka bukan peduli kepada Keinna,tetapi Afka tidak mau jika orang tua Keinna menyalahkannya.Keinna yang tadinya sedikit bahagia mendapat perlakuan seperti itu mendadak tersenyum hambar.

"Udah malem,cabut yuk",ajak Afka.

"Ayo",balas Keinna sambil berdiri.

Lalu mereka pun meninggalkan rooftoop dan bergegas pulang.

***

Keheningan menyelimuti mereka selama di perjalanan pulang.Afka yang memang sedang fokus menyetir dan Keinna yang sedari tadi asyik melihat keluar jendela dengan tatapan kosong,entah dia sedang memikirkan apa.

"Lo jangan bengong,ntar kesambet gue lagi yang repot",ucap Afka yang menyadarkan Keinna dari lamunannya.

Keinna hanya tersenyum tanpa melirik Afka.

Ketika mobil Afka sudah sampai di depan gerbang rumah Keinna,Afka mulai membuka pembicaraan.

"Gue gamau sampai ada yang tahu soal perjodohan ini,apalagi lo itu masih kelas10 dan gue juga masih kelas11",ucap Afka.

Keinna hanya mengangguk.

"Dan gue juga pengen lo gausah deket-deket sama gue di sekolah,karena gue males deket-deket sama lo",ucap Afka lagi.

'gausah deket-deket?segitu gasuka nya ya lo sama gue sampe-sampe lo gamau ada seorang pun yang tahu tentang ini' batin Keinna.

"Oke",jawab Keinna.

"Thanks ya udah anter gue balik",ucap Keinna.

Afka tidak menjawab melainkan langsung pergi begitu saja ketika Keinna sudah keluar dari mobilnya.

Keinna memasuki rumahnya dan terlihat kedua orang tuanya sedang menonton tv.

"Assalamualaikum Bun,Pah",Keinna mengucapkan salam sambil menghampiri kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam,ehh si cantiknya bunda udah pulang",jawab sang bunda.

Keinna hanya mengangguk dan tersenyum.

"Ohh iya,gimana tadi jalannya sama Afka,pasti rame kan ya?",tebak sang bunda.

Keinna tidak mau membuat orang tuanya khawatir karena sikap Afka yang seperti itu terhadapnya.

"Iya rame kok Bun",jawab Keinna.

Lalu Ratna pun tersenyum mendengar jawaban putrinya itu.

"Yaudah Bun,Keinna naik ke kamar dulu ya",pamit Keinna.

"Iya sayang,istirahat ya",ucap Bunda.

"Iya Bun,pah Keinna istirahat dulu ke kamar",sambung Keinna.

***

Sedari tadi,di kamarnya Keinna sibuk memikirkan hal yang baru saja terjadi.Kata-kata yang keluar dari mulut Afka terngiang-ngiang di pikiran Keinna.

'Apa Afka bisa nerimain gue nanti?Gue sanggup gak yah bikin Afka jatuh hati sama gue.Tapi gue sama sekali ga mengenal Afka sejauh itu.Bahkan dia kaya ga mengizinkan gue untuk masuk ke kehidupannya',Keinna sedari tadi memikirkan itu.

Keinna akan berusaha membuat Afka jatuh hati kepada nya,tapi Keinna juga takut kalau Afka jutsru sama sekali tidak menghargainya.

***

Pagi ini Keinna berniat untuk datang lebih awal karena ia ingin memberikan sesuatu pada Afka.Setelah sampai di sekolah,Keinna langsung menuju ke loker Afka.Keinna memperhatikan sekitar,dan ternyata sepi sekali disini.Lalu Keinna meletakkan dua buah roti dan satu kotak susu di dalam loker Afka dan menutupnya.

Keinna pun mencari tempat persembunyian yang pas untuk mengintip Afka nanti.Selang beberapa menit,Afka datang menghampiri lokernya.

Afka melihat ada dua buah roti dan satu kotak susu di dalam lokernya.

'Ini siapa sih yang naro kayak beginian.Gue udah sarapan dari rumah',batin Afka.

Lalu Afka pun mengambil makanan tersebut lalu membawanya.Keinna awalnya senang karena Keinna mengira Afka akan memakannya.Namun seketika,hati Keinna seperti hancur ketika melihat makanannya itu berakhir di tempat sampah.

Setelah Afka pergi,Keinna keluar dari tempat persembunyiannya.Ia menatap nanar roti dan susu kotaknya yang berada di dalam tong sampah.

'Sabar keii,semua gaada yang instan.Ini masi awal keii,lo gaboleh nyerah pokonya',batin Keinna sambil menyemangati dirinya sendiri.

***






Jangan lupa vote😉
See you next chapter👋






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang