Wooseok hanya tersenyum polos melihat ayahnya.
Tuan kim terkejut begitupun Ny. kim namun tuan kim menganggukan kepalanya.
"Bun, bunda tunggu saja diluar. Ayah akan memandikan anak manja kita dulu.
"Hahahaha baiklah yah, jangan bercerita menggunakan bebek karet lagi dengan sookie"
"Hey!! Itu saat sookie berumur 4 tahun. Aku tidak akan menceritakan bebek karet dan sekawannya itu.
Bunda wooseok hanya tertawa, telinga suaminya sudah memerah karena menahan malu didepan anaknya wooseok. Wooseok mengedipkan matanya dengan sangat polosnya lalu ia mengangat lengannya untuk di bukakan baju piyamanya.
"Ayahh.. gendong sookie ke kamar mandi~"
"Kalian sudah siap?" ucap tuan kim
"Iya sayang sudah, bekal wooseok juga sudah. Hm, anak itu selalu membawa bekal, aku jadi tidak tega melepasnya kalau begini"
Wooseok sendiri sibuk bermain game cooking mama di ipadnya, memang wooseok langsung masuk ke dalam mobil tanpa bertanya apa-apa lagi. Ayah dan bundanya pun menyusul.
"Sookie, nanti kalau dirumah teman ayah kasih salam yaa"
"Siapp ayah, kalau perlu sookie kasih susu strawberry sookie sebagai tanda pengenalan"
"Anak bundaaa..." Bunda wooseok menyenderkan kepala anaknya dibahunya lalu mengecup kening wooseok.
"Sookie, boleh bunda bertanya?"
"Eumm.."
"Apa sookie bisa hidup tanpa bunda dan ayah"
Wooseok berhenti memainkan gamenya dan langsung menatap bundanya tersebut.
"Maksud bundaa?"
"Bunda sadar, suatu saat nanti sookie pasti mempunyai keluarga sendiri. Yang artinya, sookie harus hidup mandiri. Tidak bergantung dengan bunda dan ayah maupun kak jinhyuk.
"Bundaa, sookie kan sudah bilang. Sookie tidak ingin menikah.."
"Anak bunda yang manis dan sangat imut. Pasti banyak yang suka dengan sookie, jadi sookie harus menikah nanti biar melanjutkan generasi sayang..."
Wooseok memeluk bundanya sangat erat dan menyembunyikan wajahnya yang imut di ceruk leher bundanya.
"Tapi untuk sekarang sookie masih ingin bersama bunda dan ayah. Nanti kalau sookie menikah, gak ada yang mandiin sookie lagi, gak ada yang buat sarapan roti strawberry dan susu coklat lagi" Mata wooseok mulai berkaca-kaca, seketika ny. kim mulai panik.
"Hei hei sudah jangan menangis sayang, bunda hanya bertanya saja. Sudah yaa, cup cup anak bunda yang imutt"
Cup
Ny. kim mengecup pipi wooseok dan tersenyum lembut, wooseok pun memeluk bundanya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORABLE - KIM WOOSEOK
RandomKim Wooseok remaja yang sangat polos dan manja, bertemu dengan lelaki bermarga Cho.