Ketika wooseok turun, ia hanya berdecak kagum melihat rumah itu. Bangunan yang minimalis, dengan warna yang natural, halaman yang lumayan luas. rumah ini udaranya juga sejuk.
"Ayah ini rumah siapa?" tanya wooseok.
"Makanya ayo masuk dulu sayang, mereka sudah menunggu kedatangan kita" tuan kim masuk ke dalam rumah di ikuti sang istri dan wooseok dan jinhyuk disebelahnya,
"Akhirnya kim dongwook, kau datang juga"
"Hahahaha ya beginilah aku terlalu sibuk cho. Bagaimana kabar kalian?"
"Yaa seperti yang kau lihat, aku baik istriku juga baik"
Woonbin dan Taeyeon adalah teman semasa sekolah menengah Dongwook dan Suzy, namun stelah lulus sekolah menengah atas, mereka mulai berpisah untuk mengejar cita-cita.
Woonbin mempunyai perusahaan sendiri yang bernama Cho Company, dan Taeyeon yang mempunyai butik ternama.
Dongwook sendiri adalah seorang arsitek dan suzy hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Pada awalnya suzy ingin bekerja, namun pada saat jinhyuk lahir dia lebih memilih mengurus anaknya.
"Wahh suzy, apakah ini anakmu? dia manis dan imut sekali"
Hyeri menghampiri wooseok dan mencubit kedua pipi wooseok gemas. Yang dicubit hanya mengusap pipinya pelan setelah dilepas oleh hyeri.
Wooseok membungkuk lalu memberi salam dan tersenyum.
"Halo om, tante. Namaku Kim Wooseok , umur 18 tahun, jurusan seni. Senang sekali bertemu dengan kalian". Lalu wooseok mengeluarkan susu coklatnya dari tasnya, dan memberikan pada keluarga cho.
"Hahahaha anakmu lucu sekali dongwook. Yasudah ayo masuk ke dalam, anak ku masih dikamarnya, mungkin sebentar lagi turun".
Mereka duduk di ruang keluarga dan membicarakan hal-hal yang ingin di bicarakan. Wooseok? ia kembali sibuk memandangi isi rumah itu di temani oleh jinhyuk kakaknya, sesekali hyeri kembali mencubit pipinya karena gemas.
"Pah.. mahh.. maaf menunggu lama" Wooseok menoleh ke arah suara dekat tangga, matanya membulat.
"SEUNGYOUN HYUNG?!!!"
Seungyoun menoleh kearah wooseok, ia sama terkejutnya. Namun ia tahan, lalu seungyoun berjalan mendekati keluarga yang sedang berkumpul itu,
"Lohh wooseok sudah kenal dengan seungyoun?" tanya mamanya seungyoun
"Iya tante, waktu itu sookie lagi beli coklat bersama bunda di transmart, tapi seungyoun hyung malah mengambilnya, lalu sookie menangis"
Seungyoun mendengus mendengar cerita wooseok, ia tetap seorang bocah lelaki mungil didepannya, namun ia hanya berkedip-kedip polos.
Ahh kenapa dia masih mengingatnyaa seungyoun bermonolog dalam hati.
"Benarkah? baguslah kalau kalian sudah mengenal. Seungyoun kenalin ini teman papah sama mamah sewaktu sekolah, dan ini kim wooseok anaknya. Mungkin kalian hanya beda setahun, tapi papah berharap kalian bisa akrab. Sekarang kamu ajak wooseok main ditaman belakang ya. Papah sedang ada urusan dengan keluarga kim".
"Tapi pahh.." Tuan Cho melotot ke arah seungyoun, ia hanya menghela nafas. Ia pun beranjak dan menarik tangan wooseok untuk pergi dari situ.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eumm, seungyoun hyungg?"
Wooseok mulai bersuara, pasalnya sudah 5 menit mereka duduk di taman belakang dan mereka hanya diam.
"Heum?"
"Sookie minta maaf, sewaktu itu sookie menangis di transmart. Pasti seungyoun hyung malu dan terganggu dengan sikap sookie"
"Ckck! sudah tau masih saja bertanya"
"Sudahlah hyung tak apa lupakan saja, toh pasti orang-orang disana tidak akan ingat lagi dengan kejadian itu" Ucap wooseok dengan santai.
Wooseok menghadapkan badannya ke arah seungyoun, lalu ia menyodorkan tangannya dan tersenyum dengan sangat manis. Seungyoun yang melihat itu hanya memandang wooseok dengan bingung.
"Sebagai tanda maaf kita berteman" ucap wooseok.
DEG
DEG
Rasanya wajah seungyoun memanas dan telinga seungyoun memerah, dadanya pun sedikit sesak entah kenapa...
