004

13 1 0
                                    

Bagian Empat

⬇⬇⬇

Alle berjalan memasuki kantor kembali, ketika dia memastikan Veli  benar-benar pergi dari kantornya. dengan perasaan kecewa untuk kedua kalinya dia menghampiri Aldi yang masih berada di lobi. Langkahnya cukup besar dia terlihat sangat marah dia ingin meminta jawaban yang pasti kepada Aldi, kenapa Veli pergi begitu saja.

Alle telah berada di depan Aldi menatapnya dengan begitu tajam.

"dia per—"

"lo bilang dia tidak akan menyianyiakan kesempatan, tapi apa?  Dia pergi tuh!" Seru Alle memotong ucapan Aldi.

Aldi memijat pelipisnya sebenarnya ia pun tidak yakin dengan ucapannya kemarin.
"Gue juga nggak tau, mungkin dia ada masalah kali." balasnya.

"Masalah apa?" Tanya Alle bingung.

"Mana gue tau."

"ahhh, Gue mau pulang kalau ada apa-apa telfon gue aja, sekarang lo balik deh ke ruangan lo." Ucap Alle, berlenggang pergi menuju pintu keluar.

Aldi menggelengkan kepalanya sambil menatap kepergian Alle yang frustasi itu.

"Emang yah kalau orang lagi jatuh cinta, siapa suruh keluar negeri waktu itu jadinya kan si Velicya lupain lo." Ucap Aldi berbicara sendiri, ia pun menuju lift setelah Alle tidak ada lagi di hadapannya.

***

Veli memasuki rumahnya dengan tergesah gesah berharap tantenya tidak marah melihat dirinya yang terlambat pulang, gara-gara memperdulikan ucapan Aldi. Veli meletakkan sepatunya di atas rak lalu berlari kecil menuju tangga.

Veli berhenti tepat di depan tangga, sepertinya rumah ini sekarang sepi tidak ada seorang pun. Berarti dirinya aman? Velipun berjalan menuju dapur untuk memastikan, sesampainya di sana tidak ada orang, Veli kembali berjalan menuju ruang tengah mungkin saja semua orang sedang berada di sana, tapi nihil tidak ada seorang pun yang berada di rumah ini. Berarti Om dan tantenya sedang tidak berada di rumah dan artinya Veli aman.

Veli mengelus dadanya bersyukur.

"Kali ini gue aman." katanya berlenggang pergi menuju kamarnya.

◀▶

Alle telah berada di dalam rumahnya,  rumah yang berhiaskan banyak pernak-pernik mewah yang di sertai warna putih dan sedikit warna emas. Alle berjalan menuju kamarnya ia berniat untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya karena pusing memikirkan pekerjaan dan memikirkan Veli wanita di masa lalunya itu.

"Alle!"

Baru saja beberapa langkah, langkah Alle terhenti ketika seseorang memanggilnya dari ruang tengah, ia pun berbalik dan menghampiri sumber suara itu yang ternyata adalah Ayahnya—Prana—.

"Kenapa pa? Oh iya mama mana? " Tanya Alle.

"di kamar, ini baru jam 3 kenapa kamu sudah di rumah?" Tanya prana sedikit bentakan.

Alle menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.
"Pengen istirahat sedikit pa, capek. Entar kalau jam 5 kembali ke kantor kok."balas Alle berlenggang pergi menuju kamarnya.

Setelah Alle benar-benar menaiki tangga seseorang memencet bel rumah, dengan segera mungkin pembantu rumah Alle membuka pintu itu.

Pembantu itu langsung berlari kecil menuju tuannya melaporkan tamu yang datang.
"pak, Tamunya sudah datang." ujarnya.

"Oh, suruh aja duduk, trus buatkan mereka minuman." perintah Prana, dan langsung menemui tamunya itu.

Prana melangkahkan kakinya dan di saat mata mereka bertemu Prana tersenyum dan tamunya itupun ikut tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Change Of Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang