Suara

534 36 5
                                    


Sebelumnya..

Tiba – tiba ,

Ice : Hah! Nih dia kangkung!

Tapi saat dia jumpa kangkung, situ pula dia dengar 2 suara.

Aahhh..

dan

Aaaahhh!!!

Satu kecil dan satu besar. Ice pun terkejut dan menjatuhkan kangkungnya. Satu asal suara sudah bisa ia lihat, yang satu lagi berada di lantai dua. Ia pun membantu yang berada di dekat dia.

Tapi siapa yang teriak tu? Ice pun menjadi semakin penasaran....

--------- ******************************-----------

Thorn : Aahh, sakit kak..

Ternyata yang berteriak adalah adiknya, Thorn, yang ia perintahkan untuk memotong bawang dan cabenya. Sebagai seorang kakak, ia langsung menghampiri Thorn yang mengaduh kesakitan.

Ice : Kamu kenapa Thorn? Coba aku lihat..

Thorn : "menunjukkan jarinya" luka kak.. sakit..

Ice yang melihat mata Thorn yang lebar seperti kucing yang imut sekali tidak tega melihatnya. Ya, walaupun itu hanya luka kecil terkena pisau. Selain rasa kasihan yang mendorongnya, dia juga merasakan rasa takut. Dia ingin mengobati luka itu sesegera mungkin.

'Bisa kena marah habis – habisan aku kalau sampai Thorn menangis dan ketahuan kak Gempa' batin Ice.

Thorn : Kak?.... kok diem aja? "Thorn menunjukkan tanda – tanda mau menangis"

Ice sampai lupa dari tadi dia hanya melamun.

Ice : Aduh, kena pisau ya? Bentar, aku ambilkan kotak P3K dulu...

Thorn : Iya..

Ice pun mengambilnya secara diam – diam, berjaga – jaga agar tidak diketahui siapapun. Untungnya, rumah mereka tampak sepi. Nampaknya, seluruh saudaranya berada di lantai 2. Dia pun bias berjalan dengan leluasa.

Ice : "Memberikan obat merah dan menempelkan plester" Kok bisa kena sih? Luka kan?

Thorn : Maaf, Thorn tadi nggak hati – hati.. Thorn kepikiran sama suara tadi

Ice : Thorn juga dengar suara teriakan tadi?

Thorn : Iya, siapa ya kak?

Ice : Kita lihat yuk!

Thorn : Ayo!

Thorn dan Ice pun naik bersama ke lantai dua. Mereka sangat penasaran dengan asal suara tersebut. Mereka lupa melakukan tugas mereka untuk memasak makanan. Sebenarnya Ice mengingat tugas tersebut, tapi karena dia sangat penasaran maka dia sengaja meninggalkannya.

Solar : "memegang sendok kayu" Aaahhh!!!!!!!

Thorn : Ternyata kak Solar, kenapa kak?

Ice : Kamu bikin kami kaget aja...

Halilintar : kamu kenapa sih? Ganggu aku baca buku aja.. aku kirain kenapa, ternyata cuma kamu yang jerit – jerit nggak jelas..

Solar : "nggak terima" Nggak jelas?! Kata kak Hali ini nggak jelas?! Ini jelas banget dan ini darurat banget!!!!!

Ice : Emang kenapa sih? "intonasi datar"

Solar : Lihat di panci itu! Kekasihku di rebus hidup – hidup sama dua orang bocah tengik itu! "menunjuk kearah Taufan dan Blaze yang sedang ketawa terbahak – bahak"

ℝ𝕒𝕙𝕒𝕤𝕚𝕒 𝔻𝕚𝕟𝕘𝕚𝕟 (ႦσႦσιႦσყ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang