Kacau

468 26 16
                                    

Sebelumnya,

Sementara itu Taufan dan Blaze masih berlari dikejar oleh Solar, mereka memutuskan untuk bersembunyi di dalam kamar yang paling aman, kamar Ice. Solar pun mencari mereka ke seluruh rumah tetapi dia tidak menemukannya. Dia pun melanjutkan eksperimennya daripada buang – buang waktu.

Di kamar Ice,

Taufan : Kayaknya kita punya target lain... "melihat ke kamar Ice"

Blaze : Maksud kak Taufan?

Taufan : Hehehehe "tertawa jahil"

-----------------------------************-----------------------------

Di minimarket,

Gempa : Kira – kira mereka mau apa ya? Pasti mereka lelah berjaga di rumah.. aku harus beliin sesuatu gitu.. "ucap Gempa yang baik hati"

Wah, Gempa baik hati ya, kalau yang lain pasti beli untuk diri mereka sendiri.. pake uang belanja lagi. Inilah kenapa hanya Gempa yang bisa diandalkan untuk belanja kebutuhan bulanan mereka.

Gempa pun membelikan Halilintar gantungan kunci untuk kunci kamarnya karena Halilintar suka sekali mengunci kamarnya. Untuk Taufan, dia belikan papan skateboard baru karena skateboard lamanya sudah rusak dan pudar warnanya. Dia tidak lupa membeli novel untuk dirinya sendiri. Dia suka sekali membaca novel. Dia juga membelikan Blaze kaus baru yang selalu dia inginkan. Dia tidak lupa membelikan Ice bantal baru yang lebih empuk daripada bantal lamanya. Thorn, dia dibelikan tanaman baru untuk ditanam di halaman rumah mereka. Solar dibelikan casing baru untuk handphone kesayangannya. Dia membeli semuanya dengan uang sisa belanja bulanan mereka. Tapi karena uangnya kurang, maka ia terpaksa menggunakan sedikit dari uang tabungannya untuk menambah uangnya.

Ya, mereka sudah bekerja keras. Tidak salahkan untuk memberi mereka hadiah? Setidaknya itu pikir Gempa kita yang baik hati.

Sementara itu di rumah,

Lebih tepatnya di kamar Ice...

Blaze : Nah kak Ufan, kita mau ngapain lagi? Bosen nih..

Setelah dikejar – kejar oleh Solar, mereka bersembunyi di kamar Ice. Kamar ini berwarna putih salju dengan udara yang sangat sejuk. Perasaan tidak ada kamar yang AC nya lebih dingin dibandingkan semua kamar mereka. Kamar Ice tertata rapi kecuali kasurnya karena dia hamper selalu menggunakannya.

Taufan : Aku ada ide nih.. Gimana kalau kita.. "berbisik" shshshshhshh *anggap aja lagi berbisik

Blaze : "mendengarkannya sambil tersenyum dan mengangguk" Aku setuju kak.. setelah kak Halilintar kan Ice yang paling enak dijahili..

Taufan : Nah, kita lancarkan sekarang? "tersenyum jahil"

Blaze : Ayo kak! "tersenyum jahil"

Dan.. mereka melakukan rencana mereka yang jahil.. Inilah yang akan terjadi jika seorang kakak mengajarkan ajaran yang sesat kepada adiknya yang memang sudah sesat.. Kakak kakak di luar sana, jangan ditiru ya..

Ok, balik ke ceritanya..

Sementara Blaze dan Taufan sedang sibuk melakukan pekerjaan mereka,

di dapur sedang ada situasi yang nggak jelas..

Halilintar : Mana? Kakak lihat resepnya.. "merebut handphone Ice dari tangannya"

Ice : Punya kakak kasar banget sih.. "mendengus kesal"

Halilintar hanya fokus ke layar hpnya dan tidak membalas dengan ekspresi maupun perkataan apapun.

Halilintar : Mana kangkungnya? "tanyanya datar"

ℝ𝕒𝕙𝕒𝕤𝕚𝕒 𝔻𝕚𝕟𝕘𝕚𝕟 (ႦσႦσιႦσყ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang