Mengenal orang baru itu menyenangkan. Tapi, Tuhan mempunyai maksud lain dari semua ini sehingga sulit untuk dijabarkan.
•••••
Seperti hari-hari biasanya, setiap pulang sekolah Aluna selalu ke Rumah Sakit untuk menjenguk keadaan Neneknya yang setelah seminggu dirawat di Rumah Sakit. Aluna sekarang duduk di bangku kelas 3 SMP. Demi Neneknya, Aluna sering meninggalkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Mungkin dengan itu, dia bisa membalas kebaikan yang telah Neneknya lakukan selama ini.
Kecewa, sedih, dan senang Aluna rasakan selama hidupnya. Ibunya yang semakin sibuk sebagai Ibu Rumah Tangga dan wanita karir, membuatnya semakin jarang untuk pulang ke rumah Aluna. Dan Ayah tirinya yang hanya mengirimkan uang untuk kebutuhan sehari-hari saja. Menanyakan kabarnya pun hanya lewat telepon, dan itu pun jarang.
Aluna hanya menginginkan kebersamaan untuk saling bertukar cerita dalam suka dan duka selama hidupnya. Tapi, hal itu tak kunjung Ia dapatkan.
***
Cklek...
"Assalamualaikum, Nek," Aluna masuk kamar inap Neneknya.
Nenek pun langsung membuka matanya seraya tersenyum melihat cucunya datang, tapi mengernyitkan dahinya melihat Aluna yang masih mengenakan seragam sekolah.
"Waalaikumussalam, Nak," ucapnya.
Aluna berjalan mendekati Neneknya dengan membawa kantong plastik yang berisikan buah pir dan apel.
Aluna duduk di kursi dekat ranjang tempat tidur seraya menyimpan buahnya di nakas yang berada di samping tempat tidur lalu mencium punggung tangan sang Nenek.
"Gimana keadaanya sekarang, Nek? Udah makan siang kan?"
"Alhamdulillah baik sayang, Nenek juga udah makan siang," Jawab nenek seraya mengelus lengan kiri Aluna. "Kok kamu pulang sekolah langsung kesini gak ganti baju dulu?" Tanya Nenek.
"Aku males Nek, Aku udah kangen sama Nenek, Nenek kapan bisa pulang ke rumah? Aluna kesepian tau Nek gaada siapa-siapa, masa cuman sama Bi Ida doang, kan aku jadi bosen," Pinta Aluna seraya mengerucutkan bibirnya.
"Kok cucu nenek gitu sih, kan biasanya juga kamu selalu pulang dulu ke rumah ganti baju baru kesini. Ya..mudah-mudahan bisa secepatnya ya sayang, Nenek juga bosen makan-makanan rumah sakit, rasanya hambar," jawab Nenek seraya mengusap lengan kiri Aluna lagi.
"Iya Nek, maafin aku ya,"
"Iya sayang, lain kali jangan begitu ya. Oh iya gimana tadi sekolahnya? Seru gak?"
"Iya, Nek..mmm ya gitu deh Nek bi--"
Cklek...
***
Vina melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam istirahat makan siang. Tapi niatnya diurungkan, karena ada rasa rindu kepada Ibunya dan juga Anaknya, lalu Vina segera menelepon Felysia.
Ia mengambil ponsel di meja kerjanya lalu mencari nama Anaknya dan mendekatkan benda pipih tersebut ke daun telinga kanannya.
Tut... tut... tut...
"Halo, Fel?"
![](https://img.wattpad.com/cover/222774691-288-k302645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Putih
Teen FictionBertahan dalam sandiwara kehidupan Menutupi luka yang semakin dalam Bukan. Bukan luka yang aku inginkan. Bahkan, Aku tidak siap untuk menerima kenyataan dan harus kehilangan lagi dan lagi. Cinta. Ia hadir bisa menguatkan dan bisa merapuhkan.