[3] Salah Paham

43 6 1
                                    

Bukan ini yang aku inginkan, bukan.

•••••

Aluna masih berada di Taman sendiri, seraya memikirkan perkataan Adiknya tadi. Tanpa Ia sadari di sampingnya ada seseorang yang ikut menemani Aluna duduk, tapi Aluna masih berada dalam lamunannya, sampai-sampai orang yang menyapa pun tidak didengar oleh Aluna.

(Ada cowo ganteng juga ga sadar elah, apalagi kalo ditembak buat jadi pacar mati suri deh keknya, maafin nih author nya halu nya ketinggian wkwk:v)

Keadaan Taman pun terlihat sepi.

"Hai," sapa cowok tersebut seraya mengulurkan tangannya berniat untuk berjabat tangan.

Aluna diam karena masih dalam lamunannya.

"Haiii, Halooo," sapanya sedikit lebih keras lalu Ia mendekatkan wajahnya seraya menyipitkan matanya menatap Aluna yang belum sadar dari lamunannya.

Apa gue kagetin aja kali ya? Gumamnya.

"Ha--" belum selesai dengan rencananya, Aluna terlanjur sadar seraya melirik ke kanan dan kagetnya Aluna melihat cowok tersebut dengan jarak yang dekat hanya beberapa sentimeter. Cowok itu pun ikut kaget seraya membulatkan bola matanya dan berusaha menjauhkan wajahnya, tapi terlambat.

Bugh!

Dengan membulatkan matanya Aluna tidak segan-segan untuk menonjok pipi kiri cowok tersebut dengan keras, hingga badan cowok itu pun terdorong hingga terjatuh dari bangkunya. Dan akhirnya membuat luka sobek di sudut bibirnya dengan keluar darah segar dan pipi yang kebiru-biruan.

"Mau ngapain lo, huh!? Mau macem-macem, iya!?" bentak Aluna seraya bangun dari duduknya.

"Aww, jahat banget sih lo jadi cewe." Cowok itu pun berusaha bangkit dan mengusap sudut bibir yang berdarah segar itu.

"Lagian lo ngapain deket-deket sama muka gue! Dasar otak mesum lo ya dasar! Mau gue laporin satpam rumah sakit? Biar di penjara sekalian!" Aluna tegas.

"Ya maafin gue, lagian lo bengong terus kayak lagi mikirin ntar malem makan pake apa. Beras lo abis ya di rumah? Yaudah gue anterin lo ke pasar buat beli beras, mau berapa karung?" Ledek cowok tersebut.

"Apaan sih lo? Sombong amat. Gue juga bisa kali beli beras!" Balas Aluna.

"Hiks..yaudah iyaiya maafin gue, hiks.." rengek cowok itu sambil memegangi luka di sudut bibirnya.

"M-maafin gue juga ya, yaudah coba sini gue liat luka lo, lebay amat jadi cowok!" Aluna meledek seraya menarik dagu cowok itu dan melihat luka bekas tonjokan Aluna.

"Mau ngapain lo, mau nonjok gue lagi? Ga cukup emang, udah ah males gue!" tolak cowok tadi seraya menepis tangan Aluna yang masih memegang dagu.

"Ish, ngeyel banget sih lo, siapa bilang mau nonjok lagi. Mau ga gue obatin, huh!?" rujuk Aluna dengan tegas seraya menarik lagi dagu cowok itu.

"Lagian lo kasar amat sih jadi cewek,"

"Lo nya sih yang duluan, kalo gaada lo gabakal gini akhirnya."

"Yaudah iya maafin gue, hiks.." rengeknya berusaha menahan sakitnya.

"Yaudah lo tungguin disini gue mau ke apotek beli obat merah, diem gue bilang jangan ngeyel!" tegas Aluna seraya beranjak dari duduknya.

Hitam PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang