[1] Weird Feeling

1.6K 192 29
                                    


Mata sipit Yoongi perlahan terbuka. Samar, dapat ia lihat seorang gadis tengah memakai kembali pakaiannya di sertai dengan isakan kecil yang dapat Yoongi dengar. Matanya memburam, sisa mabuk semalam masih ada.

Perlahan, pria itu mencoba untuk beranjak bangun. Kepalanya terasa begitu berat, dan punggungnya terasa nyeri seperti bekas di cakar. Isakan itu makin jelas terdengar oleh kuping Yoongi. Membuat Yoongi memaksakan agar membuka matanya dan melihat sekeliling.

Kasur yang acak-acakan dengan bercak merah darah, cairan putih lengket berbau khas, juga dirinya yang hanya memakai celana ripped hitam dengan gesper juga zipper yang terbuka.

Pemandangan itu sukses membuat mata sipit Yoongi terbuka lebar, segera ia palingkan arah pandangnya pada sosok gadis yang kini sudah berpakaian lengkap,-rok merah muda selutut yang dipadukan dengan kaus hitam tanpa lengan dan cardigan putih yang sedikit terbuka bagian kanannya, menampakkan bahunya yang penuh dengan bercak merah keunguan. Kissmark yang Yoongi berikan semalam.

Yoongi mendesis tak percaya,- lebih pda dirinya sendiri,- sebelum beranjak turun dari ranjang, berniat mencegah segera si gadis yang berusaha menahan isak tangisnya dan buru-buru untuk keluar. Namun terlambat, belum sempat ia meraih lengannya, gadis itu sudah berlari secepat mungkin keluar kamar. Tidak menyadari bahwa syal-nya terjatuh begitu saja.

Sial! Apa yang ia lakukan semalam?! Pria itu mengacak kasar surai metaliknya. Pikirannya kalut tentang kejadian semalam. Dan melihat gadis yang terlihat sangat tertekan tadi, membuat Yoongi semakin frustasi.

Bagus Min Yoongi. Kau berhasil merusak masa depan seorang gadis yang bahkan tidak kau kenali.

Yoongi menghela napas, pria itu beranjak turun dan memungut kemejanya yang tergeletak di lantai. Dan matanya tanpa sengaja mendapati syal milik si gadis yang terjatuh tadi.

Memakai asal kemajanya, Yoongi dengan cepat menyambar benda itu. Sebuah syal yang bertuliskan ‘Jennie Kim’ di bagian ujungnya. Itu rajutan tangan, dan tulisan itu juga bordiran tangan. Yoongi dapat mengetahuinya dengan jelas.

Pria itu dengan cepat mengambil ponselnya dan menelpon staff hotel untuk mengirim rekaman cctv di kamar yang ia sewa. Setelah beres, pria itu kembali mengutak-utik ponselnya.

"Yeoboseo hyu--,"

"Jemput aku. Sekarang."

Tuut...

Setelah mengatakannya, Yoongi secara sepihak mematikan sambungan teleponnya tanpa repot-repot memberitahu dimana ia harus di jemput. Ia yakin, Kim Namjoon cukup pintar untuk melacak keberadaanya.

Pria itu memandang syal rajutan tersebut dengan pandangan nanar. Meski tak melihat secara langsung wajah si gadis. Tapi Yoongi begitu yakin bahwa ia pernah melihat wajah itu. Wajah orang yang menolongnya semalam. Senyum tulus itu, dan wajah sedih itu....

Seakan Yoongi pernah melihatnya, mengenalnya...

🌿

Yoongi menatap kosong pada hamparan ombak yang berdebur tenang di hapadannya. Itupun jika bisa di katakan tenang, karena nyatanya ombak di hadapannya begitu besar, disertai kilatan cahaya petir juga hujan yang turun cukup lebat.

Yoongi sama sekali tak bergeming. Dengan kata lain membiarkan tubuhnya basah kuyup oleh hujan. Biarkan saja, toh tidak akan ada yang peduli jika dirinya sakit atau bahkan mati sekalipun. Pikirnya.

Dia sudah cukup lelah untuk di sepelekan oleh orang-orang terdekatnya. Ketertarikan minat juga bakatnya pada musik di tentang begitu saja oleh sang ayah dengan alasan itu semua tidaklah berguna. Buang-buang waktu katanya.

Unexpected ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang