Cklek...
Namjoon membuka pelan pintu rumah sederhana itu dan segera menutupnya kembali. Mencegah angin yang cukup dingin malam menjelang pagi ini untuk masuk kala mendapati Jennie yang tertidur pulas di sofa. Pria itu menghela napas, di guncangnya pelan bahu Jennie sambil sesekali mengusap lembut dahi si gadis.
"Jennie-ya, bangunlah. Kenapa tidur di luar?"
Jennie menggeliat kecil, mengerjap mata dan beranjak duduk.
"Oh, op-- astaga! Kenapa dengan wajahmu?!" Jennie berseru kaget mendapati wajah tampan di hadapannya yang terdapat lebam. Seperti habis berkelahi. Matanya membulat sempurnya begitu otaknya menemukan alasan yang sepertinya tepat akurat kenapa Namjoon bisa seperti ini.
"Op-pa, jangan bilang padaku jika kau berkelahi dengan Min Yoongi?" nadanya bergetar ragu ketika bertanya, berharap dugaannya salah.
Kembali Namjoon menghela napas dan tersenyum kecut setelahnya, "sayangnya aku memang berkelahi dengannya."
Mendengar jawaban Namjoon, mata Jennie mulai berkaca-kaca. Itu artinya...
"Jadi, dia ta-...,"
"Ya. Dia tahu. Bahkan sebelumnya dia punya feeling kuat bahwa kau mengandung anaknya. Dan, ya, kenyatannya kau memang mengandung darah dagingnya. Satu bulan lewat seminggu."
🌿
Jennie tersenyum sambil meletakkan beberapa pesanan pelanggan pada meja. Berbalik, wanita itu menghela napas sembari mengelus pelan perutnya yang mulai terasa mual.
"Sabar ya nak, sebentar lagi shif kerjaku akan habis. Tolong bersabar sebentar." Gumamnya sambil tersenyum kecil.
Kembali Jennie menghela napasnya, mengangkat wajah kala mendengar dentingan bel kecil di atas pintu masuk kafe. Berniat menyapa si pelanggan alih-alih mata kucingnya malah membulat terkejut.
Cepat-cepat wanita itu berbalik sambil menundukkan wajahnya dan menurunkan sedikit topi ke depan agar menutup wajah. 'Dari sekian milyar orang di dunia, kenapa harus Min Yoongi yang datang?'
Walaupun pria itu mengenakan masker juga topi untuk menutupi identitasnya, namun Jennie tentu langsung bisa mengenali.
"Permisi, apa aku bisa memesan?"
Tubuh Jennie menegang kala sebuah tepukan pelan mendarat di bahu kanannya. Wanita itu gelagapan, 'Tuhan, ada banyak pelayan lain yang bertugas, lantas kenapa harus bertanya padaku?'
"Maaf, apa aku bisa memesan?"
Wanita itu menghela napas guna menetralkan kegugupan sebelum berbalik menghadap Yoongi walau masih menunduk guna menyembunyikan wajah. Dalam hati menyesal tidak menuruti perkataan Namjoon yang menyuruhnya untuk di rumah saja dan berhenti bekerja.
"O-oh, I'm sorry. Sure, w-what gonna you present?"
Untuk sesaat, Jennie bersyukur bisa cukup mahir menguasai bahasa Inggris dan memiliki pelafalan nada yang berbeda. Mari berdoa supaya Yoongi tidak mengenali suaranya.
Sedangkan Yoongi menggaruk tengkuknya kikuk. Jujur saja ia tak begitu baik berbicara bahasa Inggris. Berdeham kecil, pria itu bertanya. "Kau memahami bahasa Korea kan?"
Yang langsung di respon anggukan cepat oleh wanita di depannya. "I understand, but can't say."
"Kalau begitu, bisa bawakan aku Robusta dan Tiramisu. Aku ada di meja 5."
Jennie mengangguk, mencatat pesanan Yoongi sebelum terburu berbalik.
Yoongi sendiri hanya menghela napas setelahnya. Mendudukkan diri pada bangku yang di maksud dan menatap kosong luar jendela kaca di sebelah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected ✔
Short StoryYoongi menemukannya. Namun tanpa sadar, Yoongi juga yang merusaknya... Yoonnie Fanfiction AU Start; 04/03/20 End; 12/06/20 Finish✅