Semakin diperjuangkan kamu semakin menyepelekan.
🍁Semua menatap dua sejoli itu dengan dahi mengernyit heran dan penuh tanda tanya.
Sementara tak jauh dari lapangan seorang cewek cantik mengepalkan tangannya kuat-kuat."Sialan! Awas aja lo!" umpatnya kesal sambil mengepalkan tangannya.
***********
Disinilah mereka berada, di ruang yang serba putih berbau obat-obatan. Mereka sedang berada di UKS dan hanya ada mereka berdua. Catat itu!!
Semula memang ada sekitar tiga siswa namun, mereka diusir oleh si Kadal kemarau, bahkan petugas UKS pun ia usir juga. Awalnya memang tidak boleh tapi, dengan satu kedipan mata petugas itupun langsung mengiyakan, bukan Langit namanya jika tidak berhasil.
Cowok itu membantu mengobati luka Jingga dengan telaten. Bahkan dengan jarak sedekat ini Jingga mampu mencium wangi dari tubuh langit.
Jingga masih bergeming dan enggan untuk membuka suara, ia hanya memperhatikan Langit yang sedang mengobati lukanya. Hari ini cowok itu begitu peduli padanya, tidak seperti biasanya yang tengil.
Entah mengapa hati Jingga berkata jika cowok di depannya ini mirip dengan seseorang yang amat ia rindukan."Kenapa iris wajah lo mirip banget kayak dia?"
Tukk!!
Langit menyentil kening Jingga yang membuat empunya tersadar dari lamunannya dan mengerjapkan matanya.
"Jangan liatin gue kayak gitu, ntar lo suka berabe lagi" ujar Langit berbangga diri.
"Dihh ogah!!" elak jingga sambil memalingkan wajahnya.
"Perasaan yang sakit tangan lo. Tapi, kenapa wajah lo ikutan merah? " tanya Langit dengan membolak-balik wajah Jingga
"Mampus!! Ia ketahuan sedang blushing!"
Jingga segera menepis kasar tangan Langit yang menjepit wajahnya.
"Kenapa Lo tolongin gue tadi," tanya Jingga heran mengalihkan pembicaraan.
"Ya, g-gue kasihan lah!" jawab Langit enteng." Tapi nih, ya ini semua gak gratis!" ujar Langit dengan tersenyum devil.
"Gue heran sama lo , gue itu temen lo apa musuh lo?" tanya Jingga penasaran.
"Musuh!!"
Mendengar itu Jingga memekik tak percaya. Jingga pikir cowok itu akan berubah setelah menolongnya, tapi nyatanya sama saja.
"Dasar Kadal kemarau!!"
"Dasar Kuyang!!"Keduanya diliputi rasa hening seketika. Langit yang sibuk membereskan obat-obatan dan Jingga yang sibuk mengamati wajah tampan cowok itu.
"Kadal, lo itu mirip sama seseorang tahu nggak? Gue kayak nggak asing sama wajah lo." Aktivitas Langit membereskan obat-obatan itu terhenti kala mendengar pertanyaan itu.
"Gak tahu tuh, dan mana ada Kadal mirip sama seseorang. Yang ada Kadal ya mirip sama Kadal lah! Ah, rese lo," saut Langit tak terima.
"Yeee bukan gitu maksud gue! Lo itu mirip Ang--"
Belum sempat Jingga menyelesaikan ucapannya temen-temennya datang dengan heboh memasuki UKS.
"Omaygat!! Ga, lo nggak papa 'kan? Mana yang lecet, hah?!" tanya Rara heboh sambil membolak-balikkan tubuh Jingga.
Mata Rara menyipit seperti menginterogasi Langit."Lo apaain temen gue, hah? Ngaku gak lo?" tunding Rara sambil menunjuk wajah Langit.
Sementara Langit hanya mengangkat bahunya acuh." Tanya aja sama temen Kuyang lo." Setelah mengatakan itu Langit pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Jingga [Completed]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA^^ Cover by; @AL GRAPHIC Tidak akan ada senja jika tak ada Langit sebagai wadahnya. Dua insan yang sengaja di pertemukan jingga akhirnya terjerat sebuah janji yang tak seirama dengan hati. Lika-liku kisah persahabatan...