Tak mau membebani lebih jauh, karena aku sadar aku hanya seorang musuh!
🍁Langit duduk di kursi panjang koridor yang nampaknya mulai sepi karena bel berbunyi lima menit yang lalu. Cowok itu masih diam tak seperti biasanya dan di temani sahabatnya yang tak lain adalah Fahri. Pikirannya benar-benar kacau.
Cowok itu duduk dengan tangan saling bertautan dan pandangannya kosong. Fahri yang menyadari itu langsung paham dan menepuk pelan pundak Langit yang membuat empunya tersadar dan menolehkan kepalanya.
"Ada masalah Bro? Kok lesu gitu?" tanya Fahri curiga.
Langit masih diam dan hanya tersenyum tipis. Melihat itu Fahri menghela napas panjang.
"Gue tau lo orangnya humor. Tapi, gue yakin di balik sikap lo, pasti ada tujuan dan maksud tertentu. Apalagi lo itu cowok Man! "Fahri menepuk pundak Langit lagi."Harus sigap mengambil sebuah keputusan. Cowok itu yang di pegang janjinya bukan hanya cuma omongan aja," lanjut Fahri.
Langit masih diam dan memerhatikan tangan kekar Fahri yang masih setia bertengger di pundaknya. Pandangan cowok itu kembali kosong seolah ia akan mengalami kejadian yang tak ia inginkan. Ntah apa itu.
"Mungkin gak kalo Jingga sama Aldo sepupu?" Cowok tampan itu bertanya kepada Fahri yang membuat alis Fahri menyatu.
"Kalo emang sepupu kenapa? Lo cemburu gitu?" tanya Fahri skakmat yang membuat Langit melotot.
"Ya-ya-gu-gue gak suka aja mereka deket, "jawab Langit gugup."Apalagi Aldo, punya si cempreng, "lanjutnya.
Fahri terkekeh kecil."Jadi lo galau gara-gara mikir hubungan Jingga dan Al?" tanya Fahri lagi.
Langit tak menjawab itu, kakinya ia selonjorkan dan tangannya bersendekap di dada. Matanya menatap lurus dan kosong.
"Lo tahu kenapa alasan gue possesiv dan selalu melarang Jingga deket sama cowok?" tanya Langit dan langsung di balas gelengan kepala oleh Fahri.
"Gue terjebak sebuah janji yang gak seirama dengan hati," kata Langit tiba-tiba yang membuat Fahri mengernyit heran.
"Tunggu-tunggu," sela Fahri sambil merubah posisi duduknya." Janji? Sama siapa? Lalu alasannya?" tanya Fahri beruntun.
Langit menghembuskan napas gusar." Gue punya janji sama abang gue, kalo gue harus menjaga pacarnya," terang Langit yang membuat Fahri tambah bingung.
"Emang abang lo kenapa kok nyuruh lo? Kemana dia?"
"Dia kecelakaan dan lumpuh sementara. Tapi, sekarang udah mendingan dan sebentar lagi tugas gue selesai," jawab Langit lesu.
"Kenapa lo lesu? Bagus dong jadinya, 'kan lo bebas gak ngelarang pacar abang lo. Ntar malah di kira lo suka lagi sama gadis itu. Nah, kalo si cewek nganggep nya lebih?" tanya Fahri yang membuat Langit terdiam.
"Menjaga gadis orang lain, itu susah Man! Pasti ujungnya urusan terikat rasa ya gak?" tanya Fahri pada Langit.
"Di buat nyaman lalu di buang," cibir Fahri kemudian ia berdecih." Brengsek!"
Hal itu yang paling Langit takutkan. Memberi harapan namun, nyatanya apa? Ia tak di perbolehkan menyentuh sedikitpun hatinya. Ia benar-benar bodoh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Jingga [Completed]
Genç KurguFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA^^ Cover by; @AL GRAPHIC Tidak akan ada senja jika tak ada Langit sebagai wadahnya. Dua insan yang sengaja di pertemukan jingga akhirnya terjerat sebuah janji yang tak seirama dengan hati. Lika-liku kisah persahabatan...