"Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya. -[Kahlil Gibran]"
Biru terkejut ketika membuka gulungan yang diberi Aksa padanya, menggambarkan seorang gadis mirip dirinya sedang berjongkok memperhatikan bunga putri malu. Dibawah gambar itu terdapat kata-kata yang indah dan sosok yang amat sangat disukai Biru yaitu Kahlil Gibran. Biru bingung saat ini mengapa Aksa memberinya ini? Bagaimana cara dia mengetahui?. Apa besok aku cari dia aja ya dikampus? Tapi tepatnya juga gak tau. Batin Biru sambil berusaha keras memikirnya, atau tanya Arini aja kali ya? Iya itu pilihan tepat. Kini Biru sudah yakin bahwa dia akan menghubungi Arini untuk bertanya mengenai Aksa
"Biru, ayo makan nak" Suara teriakan mama terdengar dari bawah
Mengenai Keluarga Biru. Biru sebenarnya adalah anak yang tidak memiliki kedua orang tua ia tak tahu orang tua itu sudah meninggal atau emang tidak menginginkan keberadaannya, tapi Biru tidak ingin mengambil pusing karena saat ini ia memiliki keluarga barunya yang menerima keberadaanya dengan setulus hati. Mama dan Papa yang sangat disayanginya bahkan saudara-saudara perempuan tidak sedarah sekalipun dengannya, Biru sangat beruntung dia mempunya keluarga ini
🔹🔹🔹
"Ma, siska mana? Belum pulang sekolah?". Tanya Biru, sambil ikut bergabung dengan mamanya di meja makan
"Tau tuh, katanya kerja kelompok. Mama suruh pulang dulu ganti baju dianya bilang nanggung". Jelas Mamanya
"Oiya ma, mama jadi ke rumah Kak Tari?". Tanya Biru
"Jadi tapi weekend aja kali ya? Biar Papa, kamu sama Siska gak ada alasan nolak untuk ikut". Jawab mamanya sambil menyindir Biru
"Ih mama kan Biru betulan gak bisa". Pembelaan Biru
"Iya-iya. Gimana kuliah kamu? Langit udah nembak belum". Ucap mamanya dibarengi cengiran jahat bagi Biru
"Mama! Langit itu punya pacar!! lagian Biru sama Langit Sahabat gak lebih." Ucap Biru kesal
"Terus kapan kamu punya pacarnya? Masa kalah sama Siska". Jawab Mamanya sukses menohok Biru
"Gak tau. Dan ga peduli nanti datang aja kayak kak Tari tiba-tiba Biru udah nikah! Mama sendiri terus gak ada yang nemanin makan." Ucap Biru kesal, namun hal itu malah membuat hening diantara mereka
"Maaf ma." Ucap Biru penuh sesal sambil menghampiri mamanya dan memeluknya
"Iya gakpapa Biru. Mama Bahagia pasti, setelah Kak Tari pasti nanti kamu yang nyusul lagi masa kamu mau terus-terusan jadi gadis yang nemani mamanya makan. Lagian masih ada Siska sayang" Ucap Mamanya penuh kelembutan, Biru ingin menangis karena terlalu bahagia tapi ia tahan agar mamanya tidak panik
"Dah lanjut makan lagi". Ucap mamanya dan disetujui oleh Biru
🔹🔷🔹
Kini Biru merenung dikamar memikirkan bagaimana alasan untuk menanyakan Aksa pada Arini.
TING!!!
Notifikasi WhatsApp Hp Biru berbunyi, Namun nomor yang tertera tidak dikatahui siapa
+62 81280xxxx
Biru
Siapa?
Aksa.
Deg. Baru saja Biru ingin menanyakan dirinya pada Arini, orangnya sudah mengabarin duluan
Aksa Dewa Kais
Udah diliat belum?
Saya harap kamu liatnya dirumahSudah. Tapi saya tidak mengerti
Lama sekali Biru menunggu Pesan baru dari Aksa, namun tak kunjung juga. Tapi Aksa sudah membacanya. Cuma dilihat doang? Maunya apasih. Batin Biru bingung, ia sangat kebingungan ingin bertanya tapi ia tidak tahu mulai dari mana. Menunggu pun tak kunjung menemukan jawabannya, akhirnya Biru pasrah menunggu saja pesan dari Aksa
TING!!!
Biru sigap mengecek Hp nya kembali melihat balasan pesan Aksa.
Namun sayang ternyata itu pesan dari adiknya SiskaDek Siska
Kak jemput dong
Dimana?
Dirumah ami
Nanti siska sharelock🔹🔹🔹🔹
Gimana part ini? Kalian tim mana nih? Biru dan Langit atau Biru dan Aksa?Upload gak nentu ya gais. HAPPY READINGGGG!!❤️❤️❤️❤️❤️❤️ TERIMAKASIH SUDAH SETIA MEMBACA CORETAN BIRU❤️❤️❤️❤️