Sebelumnya mohon maaf kalau kurang ngena karna masih belajar. I hope you enjoy!
.
.
.
"Alvaro Gibran Ivander!" Seru laki-laki tua itu.
"Ya pah! Ada apa?!" Tanya Alvaro juga teriak.
"Sini kamu, papah mau bicara penting sama kamu." Kata laki-laki tua itu memanggil anaknya.
Alvaro pun berjalan mendekati papahnya yang tadi memanggilnya. Dan duduk tepat di samping sang papah berada.
"Tumben papah mau ngomong penting sama adek?" Tanya Alvaro bingung karna tak biasanya sang papah memanggilnya karna hal serius.
"Papah mau menjodohkan kamu dengan anak rekan kerja papah"
"Oh, HA?! Jodohin adek?! Papah ngeramput nih, masa papah mau jodohin adek. Aelah gak mungkin kali." Awalnya Alvaro terkejut, lalu ia menenangkan dirinya dengan meyakinkan bahwa ucapan papahnya itu tidak benar.
"Papah serius mengenai hal ini Alvaro, papah sedang tidak bercanda dengan mu." Ujar Hendra--papah Alvaro, menegaskan kalimatnya.
"Alasan apa sampai papah mau menjodohkan adek sama anak rekan kantor papah?" Alvaro berusaha menenangkan dirinya lagi dan mulai bertanya mengenai perjodohannya itu.
"Nenek kamu dan nenek rekan kerja papah itu bersahabat sangat dekat sejak mereka masih muda. Saat mereka mempunyai anak yaitu papah dan rekan kerja papah, sebenarnya mereka ingin menjodohkan kami berdua. Tapi seperti apa yang kamu lihat sekarang ini papah tidak jadi di jodohkan dengan rekan kerja papah karna kakek mu tidak menyetujui hal tersebut. Singkatnya, nenek rekan kerja papah itu meninggal dan menitipkan pesan bahwa dia ingin cucunya nanti dinikahkan dengan anak papah, yaitu kamu." Hendra menceritakan alasan tersebut lebar. Tujuannya agar anaknya mengerti.
"Kenapa harus adek? Kenapa gak bang Sam aja?" Ada rasa tidak terima di hati Alvaro yang membuat Alvaro beralasan seperti itu.
"Seperti kamu tidak tau sikap kakakmu itu. Dia tidak mungkin mau jika di jodohkan seperti ini." Jawab Hendra.
"Yah sama, adek juga gak mau. Suruh aja di Jesy nikah sama anak rekan papah" sekarang Alvaro malah mengusulkan adiknya yang di jodohkan.
"Anak rekan kerja papah itu umurnya sama dengan kamu Alvaro, dan dia juga perempuan. Dan itu sangat kebetulan yang memungkinkan." Hendra terus saja berusaha membuat sang anak mengerti.
"Adek pikir-pikir dulu ya. Lagian adek juga masih SMA kelas 12. Belum cukup umur papah" jawabnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tidak setuju.
"Papah tidak peduli kamu akan menikah di umur berapa. Yang penting keluarga papah bisa menepati janjinya dengan keluarga rekan papah." Acuh Hendra.
"Mah! Papah gak peduli sama adek!" Teriak Alvaro mengadu kepada Cassandra--mamahnya.
"Hush Alvaro! Ntar mamah kamu marah! Gak usah ngadu macem-macem atau uang jajan kamu papah potong!" Ancam Hendra kepada Alvaro yang berusaha mengadukan dirinya kepada sang istri.
"Mah! Papah ngancem adek!" Teriak Alvaro mengadu lagi dan langsung lari meninggalkan papahnya karna takut dicubit.
Alvaro yang sekarang duduk di kelas 12 masih seperti anak SD kelas 5. Masih bersikap kekanak-kanakan. Tapi sikap itu hanya berlaku saat dia bersama keluarganya.
Saat di sekolah dan diluar sekolah, dia di kenal sebagai Bad boy dan trouble maker yang sangat suka mencari masalah dengan kelakuannya.
Bahkan dia bersikap dingin dengan siapapun orang yang tak di kenalnya. Di tambah, dia juga most wanted boy di SMA Galaksi.
Dan dia juga anak dari salah satu pembisnis terkenal di Indonesia. Mahendra Killian Ivander, yang menikahi seorang model cantik Cassandra Emily Scout. Dan di karuniai 3 orang anak.
Samuel Raymond Ivander, anak sulung dari sepasang kekasih itu. Alvaro Gibran Ivander, anak kedua. Feronica Jeslyn Ivander, anak bungsu keluarga ternama Ivander.
...
Pagi yang cerah untuk berangkat ke sekolah. Saking cerahnya, seorang gadis itu terlalu cerah berangkat kesekolah. Kesiangan maksudnya.
"Hadeuhh.. kesiangan lagi kan gue, ni juga sih. Napa lo pake mogok segala sih tor?!" Dumel Syella sambil memukul-mukul motor yang di dorongnya.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, ia terus mendorong motornya yang mogok itu hingga akhirnya sampe di depan sekolahnya.
"Sampe juga akhirnya gue di tempat gue menuntut ilmu, fiuh.. capek slur." Monolog Syella.
Syella pun membuka pagar sekolahnya perlahan agar tidak di ketahui oleh satpam sekolahnya.
Pagar sekolahnya pun terbuka sempurna dan memudahkan Syella untuk memarkirkan motornya.
Saai ingin memarkirkan motornya, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang mendahului pergerakannya itu.
"Wah wah wah, seenak jidat lo ya ngambil tempat parkiran gue. Minggir lo!" Seru Syella yang tak terima parkirannya di ambil.
Cowok itu tidak menggubris perkataan Syella dan malah turun dari motornya. Selepas turun dari motornya, laki-laki itu membalikkan badannya menghadap Syella dan melepas helmnya.
Syella pun terdiam kaget karna melihat sosok laki-laki yang membuka helm di hadapannya itu. "Alvaro?! Wah, mantan lagi mantan lagi!" Syella sangat tidak suka jika apa miliknya atau tujuannya diambil seseorang. Ditambah lagi yang mengambilnya mantannya. Makin kesel aja dong jadinya.
"Siapa cepat dia dapat" Alvaro tidak ingin mempunya masalah tambahan dengan mantannya. Ditambah lagi Syella adalah mantan yang paling ia benci dari mantan lainnya.
Belum sempat Syella menjawab perkataan Alvaro lagi Alvaro sudah lebih dulu meninggalkannya di parkiran sekolah.
"Udah mantan, ngeselin, ngambil tempat gue. Mana dia mantan paling buruk gue lagi iuh" monolog Syella dan bergidik geli jika harus mengingat kembali bahwa sosok laki-laki tadi adalah mantan kekasihnya.
"Kalau kita jodoh, gue sih owh aja ya kan," jawab Alvaro dari kejauhan.
Syella Amanda Greisy, sosok perempuan yang notabenenya adalah mantan kekasih most wanted boy SMA Galaksi. Syella juga bukan sosok wanita yang berperan biasa di SMA Galaksi.
Syella adalah anak dari pemilik SMA Galaksi. Jeremy Edward Peterson, pemilik SMA Galaksi. Dan mamahnya yang juga memegang perusahaan terkenal. Almeera Leyna Greisy.
Walaupun Syella anak dari pemilik SMA Galaksi itu, dia tidak pernah menampakkannya berlebihan. Bahkan kesekolah pun dia lebih memilih untuk menggunakan motor. Dia hanya ingin terlihat sederhana dan tak berlebihan.
Tapi, tak semua orang memiliki kesan baik dengan sikap Syella yang rendah diri. Justru banyak yang mengatakannya sombong. Padahal Syella sendiri tidak pernah berniat dan memiliki tujuan untuk bersikap sombong terhadap orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen Fiction"LO?!" Ucap keduanya bersamaan. Alvaro yang harus mengikhlaskan masa remajanya demi sebuah janji yang di buat keluarganya. Dia harus menerima perihnya kenyataan hidupnya. Dijodohkan bukan satu hal yang amat menyeramkan, melainkan itu bisa membuat...