"Papah kasih kalian waktu satu minggu untuk memikirkan semua ini lebih matang , mamah, om, dan juga tante tidak menerima lepas dari satu minggu. Jika tidak ada jawaban atau alasan yang pas, kami anggap kalian menerima itu."
Kalimat itu terus saja terngiang-ngiang di benak Alvaro. Dia tidak tau harus berbuat apa sekarang, dia sedang di landa dilema yang amat berat. Tatapannya kosong tak memiliki makna.
Sudah tau Alvaro tidak lihai dalam berfikir. Terus dia di suruh berfikir mati-matian sekarang, apa tidak gila si Alvaro?
Mendapat soal perkalian matematika saja Alvaro bisa meneteskan air mata, apa lagi soal perjodohan ini. Bukan air mata lagi yang keluar dari matanya, melainkan darah.
Dan juga, bukan hanya Alvaro yang stres memikirkan persoalan ini. Syella juga stres memikirkan permasalah rumit yang sedang menimpanya.
Syella di jodohkan, terpaksa, sama mantannya lagi. Padahal Syella sendiri sudah berjanji tidak akan mau mengulang kesalahannya yang bodoh dulu. Salah satunya balikan dengan mantan terngeselin Syella.
Kalian mau tau kenapa Syella dan Alvaro putus?
Karna Alvaro kentut di tempat umum.
What?! Cuma karna kentut di tempat umum mereka berdua mengakhiri hubungan mereka?!
Bukan bukan, jangan salah tangkap dulu. Kebiasaan Alvaro itu masuk di salah satu list alasan mengapa mereka putus.
Alasan yang lebih masuk ke logika adalah, karna Alvaro hilang kabar selama tiga hari berturut-turut. Dan saat Syella bertemu Alvaro yang statusnya Alvaro tidak ada kabar itu, ternyata tengah menjemput seorang perempuan yang sekiranya seumur dengan keduanya.
Saat di sekolah itu juga Syella langsung mengakhiri hubungannya dengan Alvaro. Walaupun Alvaro sudah menjelaskan bahwa itu adalah sepupunya, sebenarnya Syella percaya bahwa itu adalah sepupu Alvaro.
Seperti apa yang tadi sudah di bilang, juga karna Alvaro suka kentut di semabarang tempat. Bahkan Alvaro pernah kentut di dalam mobil saat Alvaro menemani Syella menjemput tantenya.
Malu. Satu kata yang bisa mewakilkan perasaan Syella saat itu. Memang aneh sih sebenernya permasalah mereka itu. Tapi juga itu karna disuruh oleh tante Syella karna menurut tante Syella, perbuatan mantan kekasihnya itu tidak sopan. Wajar tidak jika Syella mengakhiri hubungannya dengan Alvaro karna malu?
Jadi sampe sini paham?
Jelas saja mengapa Alvaro menjadi mantan terngeselin Syella dan begitu juga Alvaro menganggap Syella sama.
...
"Dah pah, mah! Adek tamvan pergi menuntut ilmu!" Seru Alvaro yang kini sudah berangkat kesekolah.
"Anak kamu itu mas,"
"Anak kita, kan buatnya sama-sama."
..
.
Alvaro sampai di sekolahnya tepat pada waktunya. Dan itu sangat jarang terjadi pada seorang bad boy seperti Alvaro.
"Udah datang aja lo sukinem, tumben bat dah. Kesambet apaan?" Tanya seorang sahabat Alvaro, Dean.
"Gue mau pinter, nggak mau goblok kayak kalian." Jawab Alvaro sambil menunjuk ketiga sahabat di hadapannya.
"Alvaro kesambet apa sih? Sudah datang lebih pagi, pantengannya buku pelajaran lagi. Herman aku Al," ketus Rayan yang tidak biasanya melihat sahabatnya bersikap seperti ini.
"Heran" koreksi ketiganya bersamaan.
"Trus muka-muka ganteng lo kayak lagi banyak pikiran, apa lo lagi stres Al?" Tanya Rio yang sedikit khawatir dengan sahabatnya ini.
"Ya gue lagi stres, gue hamilin anak orang." Jawab Alvaro dengan ekspresi datarnya.
"HA?! HAMILIN ANAK ORANG?!!" teriak ketiganya bersamaan.
Jangan di tanya lagi, keempat manusia sinting itu menjadi pusat perhatian di dalam kelas. Ditambah mereka berteriak.
"Kok lo hamilin anak orang gak bilang kita pada sih? Kan sapa tau kita kebagian satu kan," ucap Rio sambil menaik-naikkan alisnya.
"Astagfirullah Rio, apa yang ada di benak mu nak sehingga kamu berfikiran seperti itu, uhuk uhuk" ucap Dean yang memperagakannya seperti kakek-kakek.
"Tapi lo pada mau kan?" Tanya Rio kembali menaik-naikkan alisnya lagi.
"Mau lah!" Seru Dean dan Rayan bersamaan.
"Nasib punya temen goblok akut yah gini, gak tau mana serius mana becanda," ucap Alvaro sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jadi lo gak hamilin anak orang Al?" Tanya Rio lagi yang sepertinya tidak menangkap perkataan Alvaro barusan.
"Yah enggak lah goblok! Bego kok di pelihara!" Sudah lah, Alvaro makin stres saja jika berhadapan dengan ketiga sahabatnya yang sepertinya sudah terkena serangan goblok akut.
Sedangkan disisi kelas lainnya, yaitu kelas Syella. Dia juga sama stresnya dengan Alvaro.
"Nai, gue kayaknya nggak sanggup deh hadapin semua ini. Gue belum siap lebih tepatnya," keluh Syella kepada Naila sambil menopang dagunya di atas meja dan pandangannya tetap lurus.
"Gak sanggup apaan? Belum siap apaan?" Tanya Naila yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di maksud sahabatnya.
Syella baru teringat bahwa dia belum memberitahu masalah apa yang sedang di hadapinya. Tanpa ragu pun Syella langsung memberitahukan kepada Naila.
"Gue dijodohin sama nyokap bokap gue," jawab Syella lesu karna harus memikirkan hal itu lagi.
"Ha?! Kok lo tiba-tiba di jodohin gini sih? Ini kan bukan jaman Siti Nurbaya jelas!" Naila terkejut saat mendengar jawaban Syella atas pertanyaannya itu.
"Gue di jodohin atas permintaan Almarhumah nenek gue, beliau berpesan untuk menjodohkan gue sama cucu dari sahabat beliau," Syella pun menjelaskan mengapa sampai ia di jodohkan.
"Kalau itu memang atas permintaan Almarhumah nenek lo, ikutin aja kalau itu emang yang terbaik buat beliau," saran Naila yang mungkin bisa membantu Syella.
"Gue di jodohinnya sama Alvaro," dengan berat hati Syella memberitahu orang yang dijodohkan dengannya.
"oh, untung ganteng kan enak. Tapi ntar, HA?! DIA?! Alvaro?!" Teriak Naila saat mengetahui bahwa Syella di jodohkan dengan Alvaro, dan mengecilkan suaranya saat menyebut nama Alvaro.
"Iya, ternyata sahabat nenek gue itu neneknya Alvaro, sempit yah dunia ini." Jawab Syella yang sudah tidak memiliki daya.
Naila hanya mengangguk dan mengelus lembut punggung Syella yang mengartikan 'sabar'. Naila tau kalau sahabatnya ini belum siap.
Syella sangat bimbang dengan semua pertanyaan,pilihan yang terus saja berjalan-jalan di benaknya. Jujur dia sangat risih.
"Oh, jadi Syella di jodohkan sama Alvaro. Kabar yang menarik" batin seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen Fiction"LO?!" Ucap keduanya bersamaan. Alvaro yang harus mengikhlaskan masa remajanya demi sebuah janji yang di buat keluarganya. Dia harus menerima perihnya kenyataan hidupnya. Dijodohkan bukan satu hal yang amat menyeramkan, melainkan itu bisa membuat...