0.0. The Story Begins

20 2 0
                                    

Mulmednya diputar yoo!

Mulmednya diputar yoo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------

"Kita ini berbeda. Kamu yang terbiasa hidup dengan kesenangan, dan aku yang terbiasa hidup dengan ketegangan."

-------------------

0.0
{THE STORY BEGINS}

Kilauan cahaya warna warni dari lampu kecil itu bersinar
terang. Suara - suara nyaring dari percakapan, musik, dan deru mesin merupakan perpaduan sempurna yang menandakan di sini tempat untuk bersenang - senang. Begitu ramai, setiap orang sibuk dengan urusannya masing masing.

Perhatikan lah dengan lebih seksama, maka kamu bisa menemukan sesuatu yang tidak biasa.

Di sana, di depan sebuah permainan yang menjulang tinggi, Seorang gadis menatap ke atas. Matanya tertuju pada bianglala yang sedang berputar. Gadis itu sendiri, tidak ada siapapun di sampingnya.

Sorot matanya terlihat kosong.

---

"Cupu banget lo, gituan aja gabisa. Si Ryan aib buat anak basket nih, Lang!" Remaja laki - laki itu berseru setelah sebuah panah yang baru saja ditembakkan itu meleset jauh.

"Apaan si Ga, lebay banget! Apa hubungannya lempar anak panah sama basket kocak? bego banget Lo!" Keluh Ryan kesal. Remaja laki- laki berusia empat belas tahun itu terlihat mendelik, menatap sinis Rengga yang merendahkannya.

"Ada lah, intinya harus fokus ke satu titik. Liat gue nih ya" Rengga merebut anak panah dari Ryan, bersiap untuk melemparkannya.

Mara terkekeh kecil mendengar perdebatan kecil teman - teman SMP-nya itu. Melihat raut kesal Rian karena diusili Rengga adalah makanannya sehari hari.

"Lo tuh ngatain orang, tapi sendirinya aja gabisa. Gimana si, Ga?" Ucap Mara, setelah melihat anak panah Rengga yang bahkan tidak menancap sama sekali di dart board.

"Udahlah, emang yang paling bener cuma si Gilang aja." Rengga terlihat pasrah, tubuhnya bergerak mundur.

Mereka memberikan ruang untuk Gilang maju. Gilang menurut, mengambil sisa anak panah yang tersisa. Pemuda itu memandang lurus sebentar, menimang - nimang arah dan kecepatan yang akan ia gunakan agar anak panah itu dapat tertancap tepat di lingkaran hitam yang berada kurang lebih dua meter di depannya.

"BTW si Abila mana? Udah dua puluh menit belum balik - balik tu bocah." Tanya Rengga, melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Pemuda itu melihat sekeliling, tapi tidak menemukan objek yang ia cari.

The Story Begins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang